Kisah bos Freeport tawari Rizal Ramli USD 3 M & naik jet pribadi

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli kembali angkat bicara mengenai rencana perpanjangan operasi PT Freeport Indonesia di Papua. Menurut Rizal, Freeport dari dulu memang terus berusaha membujuk pemerintah Indonesia agar operasi mereka tidak terganggu di Papua.

Salah satu kisahnya adalah ketika Rizal Ramli menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid. Rizal mengaku sempat didatangi bos besar Freeport McMoran, James Moffet dan ditawari uang USD 3 miliar untuk investasi baru di Indonesia.

"Tahun 2000 James Moffet (Board of Director Freeport McMoran) ketemu saya minta renegosiasi. Kami lapor presiden dan wakil presiden, dibentuk tim negosiasi, saya ketuanya, anggotanya Menlu Alwi Shihab dan Purnomo. Begitu duduk saja, James Moffet keluarkan tiga halaman paper. Dia bilang Rizal Ramli, we ready to pay the government of Indonesia USD 3 billion (investasi). Tapi tolong lupakan sejarah perpanjangan kontrak 1980-an. Saya gak bisa jelaskan secara terbuka di sini, karena ini implikasinya luas kalau masuk New York Times, bisa rame," papar Rizal di Ruang Banggar DPR, Komplek DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10).

Meski demikian, Rizal Ramli mengaku tak tergiur dengan tawaran Bos Freeport, dia justru meminta pemaparan ahli mengenai lingkup bisnis Freeport di dunia.

"Bisnis Freeport bukan hanya tambang di Indonesia, tapi dagingnya disedot oleh Freeport McMoran yang listing di New York Stock Exchange. Dijelaskan keuntungan Freeport luar biasa besar," jelasnya.

Mendapati pemaparan bisnis Freeport di dunia, Rizal menyebut kalau James Moffet langsung terkejut. Lantas, Rizal berkata pada James Moffet bahwa tawarannya sebesar USD 3 miliar sangat kecil untuk ukuran perusahaan sebesar Freeport. Oleh sebab itu, Rizal menaikkan tawaran investasi baru menjadi USD 5 miliar ditambah kesepakatan renegosiasi royalti untuk Indonesia dan soal pengolahan limbahnya.

"Dan dia setuju. Tapi James bilang saya gak bisa ada pemegang saham lain minoritas, saya mesti balik ke sana supaya minta persetujuan dari yang lain," ucap Rizal.

Seiring waktu berlalu dan suasana semakin kondusif, James Moffet kembali berupaya melakukan negosiasi dengan Rizal Ramli. James Moffet menawarkan Rizal Ramli untuk berkunjung ke Colorado, Amerika Serikat dan menikmati musik klasik dan pertunjukan Broadway di AS menggunakan jet pribadinya.

"Saya waktu itu masih sangat muda, sangat sableng, akhirnya saya gebrak meja. James are you going Broadway? Kamu pikir saya pemimpin negara Afrika? You bayar USD 5 bilion. You setuju kita bisa temenan," ungkap Rizal.

Mendapati Rizal Ramli naik pitam, James Moffet pun meminta maaf. "Maaf, James Moffet yang berdiri di ujung nyaris cium tangan saya bilang mohon maaf. Rizal Ramli saya hanya ingin bersahabat. Ini (James Moffet) orang yang ditakuti di Indonesia semua pejabat Indonesia ketakutan. Tapi kalau kita firm menegakkan kepentingan kita, gak mudah disogok, mau kok mereka menyerah. James Moffet sekarang mau ketemu saya saja saya tolak," tutup Rizal.