Kisah Carl Hansen, Geluti Bisnis Kesehatan Mampu Kantongi Kekayaan Rp 42 T
Merdeka.com - 2020 Menjadi tahun yang tak begitu buruk bagi beberapa orang terkaya dunia. Khususnya pengusaha di bidang kesehatan. Salah satunya adalah Carl Hansen yang merupakan salah seorang pendiri AbCeller Biologics.
AbCellera adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di British Columbia, Vancouver, Kanada. Perusahaan ini meneliti dan mengembangkan antibodi manusia untuk mengatasi pandemi dan penyakit umum.
"Kita dapat membuat 100 triliun antibodi berbeda. Sistem kekebalan sangat luar biasa, tidak terlukiskan," kata Hansen saat menjelaskan mengenai sistem kekebalan tubuh melalui Zoom kepada Forbes.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Siapa orang terkaya di Amerika Serikat? - Orang terkaya adalah Elon Musk dengan kekayaan USD180 miliar.
-
Siapa orang terkaya kedua di dunia? Sementara itu, Musk, merupakan orang terkaya kedua di dunia dengan kekayaan sebesar USD 195 miliar.
-
Apa yang Forbes catat tentang miliarder dunia? Laporan tersebut mencatat, miliarder di dunia meningkat mencapai 2.640 orang yang berasal dari 77 negara atau wilayah di seluruh dunia.
-
Apa yang dimiliki 1% orang terkaya di dunia? 1% orang terkaya memiliki hampir separuh kekayaan dunia. Sementara separuh orang termiskin dunia hanya memiliki 0,75% Faktanya, mereka memperoleh kekayaan hampir dua kali lipat dalam bentuk uang baru dibandingkan dengan 99% total penduduk di dunia ini.
Hansen merupakan seorang profesor perguruan tinggi sampai akhirnya pada 2019 memutuskan fokus pada AbCellera Biologics. Perusahaan ini didirikannya bersama rekan peneliti dari University of British Columbia pada 2012, dan saat ini memiliki kapitalisasi pasar USD 13 miliar.
"Universitas sangat baik dalam menguji ide-ide dan mencari jalan mana yang mungkin efektif," jelas CEO AbCellera Biologics tersebut, seperti dikutip dari Forbes pada Senin (1/2).
Hansen saat ini mengantongi kekayaan sebesar USD 3 miliar atau berkisar Rp 42 triliun (kurs Rp 14.032) berkat Initial Public Offering (IPO) perusahaannya pada Desember 2020. "Rasanya sedikit tidak nyata," kata Hansen ketika ditanya tentang keberhasilannya menjadi miliarder.
Hansen lebih pandai berbicara mengenai kesuksesan bioteknologi. "Jika contoh Covid ini menunjukkan satu hal, bagi saya, ini adalah bukti dari model bisnis dan teknologi," tuturnya.
AbCeller Biologics
Hampir semua startup biotek mengembangkan beberapa target pengobatan, kemudian menghabiskan delapan hingga 12 tahun mengembangkan obat-obatan tersebut dengan harapan dapat membawa setidaknya satu ke pasar.
Ini bukan hal yang pasti dengan kurang dari 10 persen obat baru berhasil. Namun ketika berhasil, maka obat tersebut akan menjadi blockbuster. Tujuh dari 10 obat terlaris pada 2018 adalah perawatan antibodi termasuk obat imunosupresif Humira dari AbbVie, dan obat kanker Keytruda dari Merck.
AbCellera mengambil pendekatan yang sangat berbeda. Alih-alih mencoba membangun perusahaan obat yang terintegrasi secara vertikal, perusahaan hanya fokus pada proses penemuan. Ini adalah bagian dari pengembangan obat paling awal dan paling panting. Pada bagian ini prospek pengobatan yang paling menjanjikan dipilih termasuk menjalani pengujian awal.
AbCellera tidak tertarik untuk melihatnya dari awal hingga akhir. Perusahaan hanya menawarkan apa yang digambarkan sebagai "penemuan obat sebagai layanan".
AbCellera bekerja sama dengan 90 mitra, termasuk raksasa farmasi Pfizer, Gilead, dan Novartis. Perusahaan-perusahaan tersebut meminta bioteknologi menemukan antibodi yang memenuhi kriteria tertentu. AbCellera kemudian menggunakan teknologi miliknya untuk menemukan prospek.
Kesuksesan paling terkenal AbCellera hingga saat ini adalah memeriksa ribuan antibodi yang berasal dari darah orang-orang yang telah pulih dari Covid-19. Hal ini untuk mengidentifikasi antibodi terbaik untuk melawan virus tersebut.
Kemudian, AbCellera menyerahkan antibodi paling menjanjikan kepada perusahaan obat, Eli Lilly. Uji klinis salah satu antibodi tersebut, bamlanivimab, dimulai pada Mei, hanya 90 hari setelah kerja sama dimulai. Pengujian menemukan pasien dengan kasus ringan dan sedang memiliki hasil yang baik, dan antibodi tersebut menerima otorisasi penggunaan darurat pada November 2020 dari Food and Drug Administration AS (FDA).
Pemerintah AS telah memiliki kontrak untuk membeli 950 ribu dosis obat tersebut seharga USD 1,2 miliar. Eli Lilly mengeluarkan guidance pada pertengahan Desember 2020 dengan ekspektasi pendapatan hingga USD 2 miliar dari terapi Covid-19 pada 2021. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari bamlanivimab.
Menurut Credit Suisse, AbCellera yang membukukan USD 25 juta hingga akhir September 2020, diperkirakan akan memperoleh royalti sebesar USD 270 juta dari penjualan tersebut.
AbCellera juga ingin mempercepat waktu pengembangan terapi antibodi. Kerangka waktu paling pendek menghemat jutaan biaya pengembangaan, dan memungkinkan pendapatan datang lebih cepat daripada perkiraan.
"Dari perspektif finansial, setiap tahun yang dihemat adalah peluang besar biaya untuk para investor," kata analis Berenberg Capital Markets, Gal Munda.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petani dianggap pekerjaan kasar karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengurusi ladang.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.
Baca SelengkapnyaKekayaan 10 orang terkaya di dunia juga melonjak dengan rekor tertinggi, menurut Billionaire Index Bloomberg.
Baca SelengkapnyaTotal gabungan harta kekayaan mereka meroket menjadi USD896 miliar atau setara Rp13,5 kuadriliun alias Rp13.500 triliun.
Baca SelengkapnyaBahkan dia masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Hyderabad.
Baca SelengkapnyaDi usia 15 tahun Warren Buffet sudah memiliki USD2.000.
Baca SelengkapnyaPria ini lahir pada tanggal 26 Maret 1952 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Ang Tjoen Ming.
Baca SelengkapnyaPria ini menjadi orang terkaya di China pada 2023.
Baca SelengkapnyaEstimasi kekayaan Oei mencapai 200 juta gulden atau sekitar USD1,5 miliar atau Rp24,21 triliun pada nilai saat ini.
Baca SelengkapnyaNamun tak banyak yang tahu, jika perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah hidup pengusaha beromzet yang dulunya hidup getir sampai tidur di Masjid.
Baca SelengkapnyaDaftar orang terkaya di dunia selalu berfluktuasi, namun ini 10 orang yang menduduki peringkat teratas sepanjang tahun 2023.
Baca Selengkapnya