Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Carl Hansen, Geluti Bisnis Kesehatan Mampu Kantongi Kekayaan Rp 42 T

Kisah Carl Hansen, Geluti Bisnis Kesehatan Mampu Kantongi Kekayaan Rp 42 T Carl Hansen. ©2021 forbes.com

Merdeka.com - 2020 Menjadi tahun yang tak begitu buruk bagi beberapa orang terkaya dunia. Khususnya pengusaha di bidang kesehatan. Salah satunya adalah Carl Hansen yang merupakan salah seorang pendiri AbCeller Biologics.

AbCellera adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di British Columbia, Vancouver, Kanada. Perusahaan ini meneliti dan mengembangkan antibodi manusia untuk mengatasi pandemi dan penyakit umum.

"Kita dapat membuat 100 triliun antibodi berbeda. Sistem kekebalan sangat luar biasa, tidak terlukiskan," kata Hansen saat menjelaskan mengenai sistem kekebalan tubuh melalui Zoom kepada Forbes.

Hansen merupakan seorang profesor perguruan tinggi sampai akhirnya pada 2019 memutuskan fokus pada AbCellera Biologics. Perusahaan ini didirikannya bersama rekan peneliti dari University of British Columbia pada 2012, dan saat ini memiliki kapitalisasi pasar USD 13 miliar.

"Universitas sangat baik dalam menguji ide-ide dan mencari jalan mana yang mungkin efektif," jelas CEO AbCellera Biologics tersebut, seperti dikutip dari Forbes pada Senin (1/2).

Hansen saat ini mengantongi kekayaan sebesar USD 3 miliar atau berkisar Rp 42 triliun (kurs Rp 14.032) berkat Initial Public Offering (IPO) perusahaannya pada Desember 2020. "Rasanya sedikit tidak nyata," kata Hansen ketika ditanya tentang keberhasilannya menjadi miliarder.

Hansen lebih pandai berbicara mengenai kesuksesan bioteknologi. "Jika contoh Covid ini menunjukkan satu hal, bagi saya, ini adalah bukti dari model bisnis dan teknologi," tuturnya.

AbCeller Biologics

Hampir semua startup biotek mengembangkan beberapa target pengobatan, kemudian menghabiskan delapan hingga 12 tahun mengembangkan obat-obatan tersebut dengan harapan dapat membawa setidaknya satu ke pasar.

Ini bukan hal yang pasti dengan kurang dari 10 persen obat baru berhasil. Namun ketika berhasil, maka obat tersebut akan menjadi blockbuster. Tujuh dari 10 obat terlaris pada 2018 adalah perawatan antibodi termasuk obat imunosupresif Humira dari AbbVie, dan obat kanker Keytruda dari Merck.

AbCellera mengambil pendekatan yang sangat berbeda. Alih-alih mencoba membangun perusahaan obat yang terintegrasi secara vertikal, perusahaan hanya fokus pada proses penemuan. Ini adalah bagian dari pengembangan obat paling awal dan paling panting. Pada bagian ini prospek pengobatan yang paling menjanjikan dipilih termasuk menjalani pengujian awal.

AbCellera tidak tertarik untuk melihatnya dari awal hingga akhir. Perusahaan hanya menawarkan apa yang digambarkan sebagai "penemuan obat sebagai layanan".

AbCellera bekerja sama dengan 90 mitra, termasuk raksasa farmasi Pfizer, Gilead, dan Novartis. Perusahaan-perusahaan tersebut meminta bioteknologi menemukan antibodi yang memenuhi kriteria tertentu. AbCellera kemudian menggunakan teknologi miliknya untuk menemukan prospek.

Kesuksesan paling terkenal AbCellera hingga saat ini adalah memeriksa ribuan antibodi yang berasal dari darah orang-orang yang telah pulih dari Covid-19. Hal ini untuk mengidentifikasi antibodi terbaik untuk melawan virus tersebut.

Kemudian, AbCellera menyerahkan antibodi paling menjanjikan kepada perusahaan obat, Eli Lilly. Uji klinis salah satu antibodi tersebut, bamlanivimab, dimulai pada Mei, hanya 90 hari setelah kerja sama dimulai. Pengujian menemukan pasien dengan kasus ringan dan sedang memiliki hasil yang baik, dan antibodi tersebut menerima otorisasi penggunaan darurat pada November 2020 dari Food and Drug Administration AS (FDA).

Pemerintah AS telah memiliki kontrak untuk membeli 950 ribu dosis obat tersebut seharga USD 1,2 miliar. Eli Lilly mengeluarkan guidance pada pertengahan Desember 2020 dengan ekspektasi pendapatan hingga USD 2 miliar dari terapi Covid-19 pada 2021. Sebagian besar pendapatan itu berasal dari bamlanivimab.

Menurut Credit Suisse, AbCellera yang membukukan USD 25 juta hingga akhir September 2020, diperkirakan akan memperoleh royalti sebesar USD 270 juta dari penjualan tersebut.

AbCellera juga ingin mempercepat waktu pengembangan terapi antibodi. Kerangka waktu paling pendek menghemat jutaan biaya pengembangaan, dan memungkinkan pendapatan datang lebih cepat daripada perkiraan.

"Dari perspektif finansial, setiap tahun yang dihemat adalah peluang besar biaya untuk para investor," kata analis Berenberg Capital Markets, Gal Munda.

Reporter: Andina Librianty

Sumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sering Dianggap Remeh, Ini Daftar Petani Terkaya di Dunia
Sering Dianggap Remeh, Ini Daftar Petani Terkaya di Dunia

Petani dianggap pekerjaan kasar karena sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengurusi ladang.

Baca Selengkapnya
Kekayaan 5 Miliuner Dunia Naik Jadi Rp13.548 Triliun, Saat 5 Miliar Orang Tambah Miskin
Kekayaan 5 Miliuner Dunia Naik Jadi Rp13.548 Triliun, Saat 5 Miliar Orang Tambah Miskin

Peningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.

Baca Selengkapnya
Pecah Rekor, Kekayaan 10 Miliarder Dunia Naik Rp1.000 Triliun Usai Kemenangan Donald Trump
Pecah Rekor, Kekayaan 10 Miliarder Dunia Naik Rp1.000 Triliun Usai Kemenangan Donald Trump

Kekayaan 10 orang terkaya di dunia juga melonjak dengan rekor tertinggi, menurut Billionaire Index Bloomberg.

Baca Selengkapnya
Dalam 3 Tahun, Total Harta Kekayaan 5 Konglomerat Dunia Meroket hingga Tembus Rp13.500 Triliun
Dalam 3 Tahun, Total Harta Kekayaan 5 Konglomerat Dunia Meroket hingga Tembus Rp13.500 Triliun

Total gabungan harta kekayaan mereka meroket menjadi USD896 miliar atau setara Rp13,5 kuadriliun alias Rp13.500 triliun.

Baca Selengkapnya
Dokter di India Jadi Miliarder Berkat Bisnis Perumahan Mewah
Dokter di India Jadi Miliarder Berkat Bisnis Perumahan Mewah

Bahkan dia masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Hyderabad.

Baca Selengkapnya
Dulunya Loper Koran, Kini Jadi Konglomerat dan Manusia Paling Kaya di Dunia
Dulunya Loper Koran, Kini Jadi Konglomerat dan Manusia Paling Kaya di Dunia

Di usia 15 tahun Warren Buffet sudah memiliki USD2.000.

Baca Selengkapnya
Gagal Jadi Dokter karena Orang Tua Tak Mampu, Pria Ini Jadi Raja Properti Tajir Melintir
Gagal Jadi Dokter karena Orang Tua Tak Mampu, Pria Ini Jadi Raja Properti Tajir Melintir

Pria ini lahir pada tanggal 26 Maret 1952 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Ang Tjoen Ming.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Sekolah, Pria Ini Jadi Pengusaha Air Terkaya di China
Sempat Putus Sekolah, Pria Ini Jadi Pengusaha Air Terkaya di China

Pria ini menjadi orang terkaya di China pada 2023.

Baca Selengkapnya
Kisah Oei Tiong Ham, Orang Kaya Pemilik Istana Gergaji yang Kini Jadi Kantor OJK Jawa Tengah di Semarang
Kisah Oei Tiong Ham, Orang Kaya Pemilik Istana Gergaji yang Kini Jadi Kantor OJK Jawa Tengah di Semarang

Estimasi kekayaan Oei mencapai 200 juta gulden atau sekitar USD1,5 miliar atau Rp24,21 triliun pada nilai saat ini.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Chairul Tanjung Berbisnis, dari Jual Alat Kedokteran hingga Bisa Beli Bank
Jatuh Bangun Chairul Tanjung Berbisnis, dari Jual Alat Kedokteran hingga Bisa Beli Bank

Namun tak banyak yang tahu, jika perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Baca Selengkapnya
Getirnya Hidup Pria Bone Tidur di Masjid Istiqlal karena Tak Punya Uang, Menjelma jadi Pengusaha Beromzet Puluhan Miliar
Getirnya Hidup Pria Bone Tidur di Masjid Istiqlal karena Tak Punya Uang, Menjelma jadi Pengusaha Beromzet Puluhan Miliar

Berikut kisah hidup pengusaha beromzet yang dulunya hidup getir sampai tidur di Masjid.

Baca Selengkapnya
10 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes 2023, Ini Profil Lengkapnya
10 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes 2023, Ini Profil Lengkapnya

Daftar orang terkaya di dunia selalu berfluktuasi, namun ini 10 orang yang menduduki peringkat teratas sepanjang tahun 2023.

Baca Selengkapnya