Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Ferdian, Pengusaha 31 Tahun Banting Setir Bikin Tas Kulit di Tengah Pandemi

Kisah Ferdian, Pengusaha 31 Tahun Banting Setir Bikin Tas Kulit di Tengah Pandemi Ilustrasi Tas Kulit. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Pandemi Covid-19 memaksa pelaku usaha untuk banting setir agar bisnis tetap berjalan. Termasuk salah satunya adalah Ferdian Ardiwirawan (31), asal Tangerang yang semula berjualan sepatu kulit. Kini, usaha Ferdian banting setir ke sektor manufaktur tas dan barang kerajinan dari material kulit dengan merek lifetimegoods.id.

"Sebelumnya usahanya itu sepatu keamanan dari kulit, semenjak pandemi kalau industri itu memang lagi lesu banget, dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke manufaktur barang-barang yang lebih bisa ke individu atau ritel tapi bahannya tetap kulit," kata Ferdian kepada Liputan6.com.

Ferdian bercerita, modal untuk beralih usaha ini tidak begitu banyak, sebab dalam produksi lifetimegoods.id menggandeng pengrajin lokal yang telah berpengalaman di bidangnya untuk menjadikan produk lokal yang berdaya saing dengan kualitas yang mumpuni.

Orang lain juga bertanya?

"Produk yang kami hasilkan antara lain clutch, tas sepeda, binder, document folder, tas belanja, id card wallet, dan passport holder," ujarnya.

Untuk harga produk yang dihasilan Ferdian dibanderol mulai dari Rp125.000 hingga Rp300.000. Kenapa harganya terbilang cukup mahal? Karena memang segmentasinya ditujukan untuk kalangan menengah atas. Selain itu produk yang dihasilkan dapat dipakai baik pria maupun wanita (unisex).

"Kelebihan produk yang kami hasilkan adalah bersifat custom artinya dapat diberikan inisial nama sehingga cocok untuk dipakai sendiri maupun diberikan sebagai hadiah atau souvenir. Nilai tambah bagi kita ketika konsumen ingin memberikan kado atau hadiah bisa pesan ke kita secara eksklusif," jelasnya.

Sementara itu untuk omzet sendiri bervariasi tidak menentu, sebab lifetimegoods.id merupakan usaha baru yang dirintis di pertengahan pandemi covid-19 yakni Juli 2020. Kendati begitu, Ferdian mengatakan omzetnya mencapai Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan, itu pun tergantung pesanan.

"Kalau omzet tidak tentu karena kita menjual secara ritel dan grosir, tapi kalau ada pesanan grosir kadang-kadang kita dalam sebulan itu dapat Rp3 juta-Rp5 juta, misalnya kita dapat orderan yang grosir pesannya banyak yang untuk corporate," ungkapnya.

Adapun untuk pengerjaan dari hulu ke hilir masih dikerjakan sendiri oleh Ferdian, mulai dari membeli bahan baku, desain, pemasaran, kecuali penjahitan dilakukan oleh pengrajin lokal yang memang diajak Kerjasama olehnya. "Kita benar-benar dari pencarian bahan baku dari kita sendiri tim internal yang memutuskan dari riset dan development yang bikin untuk modelnya," katanya.

Sejauh ini produk lifetimegoods.id bisa dipesan melalui website lifetimegoods.id, Instagram atau di e-commerce seperti Tokopedia. Untuk memperluas jangkauannya lifetimegoods.id giat melakukan berbagai promosi dengan memasang iklan di Tokopedia dan Instagram agar produknya dikenal publik.

Promo yang ditawarkan yakni di lifetimegoods.id pelanggan bisa memesan secara custom sehingga produk lebih ekslusif dibanding produk lainnya. Selain itu lifetimegoods.id juga memberikan voucher pembelian rutin di momen-momen tertentu, dan potongan harga.

Toko Offline

Meskipun saat ini lifetimegoods.id masih dijual secara online, Lelaki yang berdomisili di Tangerang ini mengatakan belum ada keinginan untuk membuka toko offline. Sebab modal yang dibutuhkan cukup besar, sehingga dirinya lebih memilih jualan online saja.

"Kita belum berencana, costnya sangat besar dan sekarang tuh lagi era globalisasi penjualan online itu lebih tinggi dan saya rasa setelah pandemi ini usai, penjualan secara online masih masif semua lebih gampang mencari barang itu lewat gadget," imbuhnya.

Dia berpesan kepada generasi cuan agar terus berinovasi mengembangkan produk-produk yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu juga harus bisa membuat produk yang mampu menarik minat pembeli.

"Harus bisa berinovasi istilahnya sekarang pasar itu kan semakin berkembang dan era semakin berganti jadi kita harus menyesuaikan dengan masa kini itu seperti apa, dan yang di mau oleh customer itu seperti apa dan menurut saya eranya harus bisa membuat produk yang tidak umum lagi," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Melihat Kerajinan Eceng Gondok di Semarang yang Terkenal hingga ke Luar Negeri, Omzet Per Bulan hingga Rp30 Juta
Melihat Kerajinan Eceng Gondok di Semarang yang Terkenal hingga ke Luar Negeri, Omzet Per Bulan hingga Rp30 Juta

Seorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.

Baca Selengkapnya
Modal Awal Hanya Rp100 Ribu, Warga Tangerang Raup Cuan Belasan Juta Rupiah dari Tas Plastik
Modal Awal Hanya Rp100 Ribu, Warga Tangerang Raup Cuan Belasan Juta Rupiah dari Tas Plastik

Usaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.

Baca Selengkapnya
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan
Kisah Penghafal Quran Bangun Bisnis, Berasal dari Keluarga Miskin dan Sempat Bangkrut Hingga Tak Bisa Gaji Karyawan

Untuk tetap mempertahankan bisnisnya, Rifan melakukan berbagai inovasi produk makanan hingga bisnis oleh-oleh.

Baca Selengkapnya
Berawal dari Modal Rp200 Ribu, Mantan Pengemudi Ojol Buka Usaha hingga Raup Omzet Rp400 Juta Per Bulan
Berawal dari Modal Rp200 Ribu, Mantan Pengemudi Ojol Buka Usaha hingga Raup Omzet Rp400 Juta Per Bulan

Produksi abon miliknya saat ini mencapai 2 ton per hari.

Baca Selengkapnya
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali
Pernah Gagal Berkali-kali, Ibu Asal Bojonegoro Kini Sukses Berbisnis Tas Anyaman Pembelinya dari Jakarta hingga Bali

Ia memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya

Baca Selengkapnya
Usaha Mebel Tutup Akibat Bom Bali, Gede Merta Akhirnya Raup 25 Juta Per Bulan dari Dulang dan Bokor
Usaha Mebel Tutup Akibat Bom Bali, Gede Merta Akhirnya Raup 25 Juta Per Bulan dari Dulang dan Bokor

Usaha dulang batok ini sempat meraup omset hingga 35 juta perbulan.

Baca Selengkapnya
Kisah Fadel, Nekat Bangun Bisnis Saat Masih Sekolah hingga Raup Omzet Rp14 Juta per Bulan
Kisah Fadel, Nekat Bangun Bisnis Saat Masih Sekolah hingga Raup Omzet Rp14 Juta per Bulan

Bermodalkan Rp100.000 hasil pinjam keluarga, Fadel memberanikan diri membeli kaos polos dan membuat desain kaosnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi
Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi

Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.

Baca Selengkapnya
Padukan Gulma & Teknik Rajut, Wins Rajut Hasilkan Kerajinan Tangan Khas Dalam Negeri
Padukan Gulma & Teknik Rajut, Wins Rajut Hasilkan Kerajinan Tangan Khas Dalam Negeri

Winarsih mengatakan, dampak Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya mengembalikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kisah Pria Mantan Karyawan Pabrik Sukses Bisnis Keripik, Modal Awal Rp50 Ribu Kini Raih Omzet Rp60 Juta per Bulan
Kisah Pria Mantan Karyawan Pabrik Sukses Bisnis Keripik, Modal Awal Rp50 Ribu Kini Raih Omzet Rp60 Juta per Bulan

Dari pengakuannya, pria ini berhasil membangun bisnis makanan ringan dengan modal Rp50 ribu saja.

Baca Selengkapnya
Sulap Gulma Jadi Produk Handmade Estetik, Intip Cerita Inspiratif Win’s Rajut
Sulap Gulma Jadi Produk Handmade Estetik, Intip Cerita Inspiratif Win’s Rajut

Win's Rajut berhasil membuktikan kreativitasnya dengan mengolah gulma menjadi produk estetik.

Baca Selengkapnya
Mengintip Pembuatan Kerajinan Karung Goni Bekas di Solo, Tembus Pasar Mancanegara
Mengintip Pembuatan Kerajinan Karung Goni Bekas di Solo, Tembus Pasar Mancanegara

Belum banyak orang yang menggeluti kerajinan karung goni bekas.

Baca Selengkapnya