Kisah Saudi di balik murahnya harga minyak & hancurnya ekonomi Rusia
Merdeka.com - Rendahnya harga minyak dunia tak melulu membawa keuntungan. Negara kaya minyak seperti Arab Saudi dan Rusia justru kesulitan dengan harga bertahan di bawah USD 50 per barel. Kedua negara mengandalkan pendapatan negara dari penjualan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui tersebut.
Harga minyak dunia bertahan rendah sejak pertengahan 2014 silam hingga mencapai level terendahnya di bawah USD 30 per barel. Padahal, awal 2014 harga minyak berada di atas USD 100 per barel.
Negara penghasil minyak sudah mulai khawatir dengan harga rendah. Sejak beberapa bulan lalu, mereka membuat kesepakatan untuk menahan produksi untuk menekan pasokan dan menaikkan harga. Namun, pada awalnya Arab Saudi enggan melakukan pemangkasan produksi.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Mengapa air bersih di Bumi bisa habis? Namun, bumi bisa saja kehabisan air bersih yang dapat digunakan, atau setidaknya mengalami penurunan cadangan air sangat rendah.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa yang membuat gas LPG cepat habis? Gas LPG menjadi salah satu kebutuhan masyarakat di seluruh kalangan. Meski sudah ada kompor listrik, nyatanya kompor gas masih jadi pilihan utama masyarakat.
Keputusan Saudi menimbulkan kecurigaan. Alih-alih mengurangi produksi, Arab Saudi justru terus memompa minyak dengan kecepatan tinggi. Saudi merancang strategi ini untuk merebut pangsa pasar produsen biaya tinggi atau Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir membantah tudingan tersebut. Melimpahnya pasokan global membuat harga minyak menyentuh titik terendah dalam 12 tahun terakhir yaitu di bawah USD 28 per barel.
"Kita sekarang harus kembali ke teori dasar ekonomi Adam Smith. Ini tentang penawaran dan permintaan," ucap Adel al-Jubeir beberapa waktu lalu.
"Kami membiarkan pasar menentukan titik keseimbangannya. Apa yang kita lihat sekarang adalah harga pasar," katanya.
Di balik strategi tersebut, beberapa ekonom dan ahli melihat ini sebagai motif geopolitik. Arab Saudi dinilai ingin 'berperang' dengan Iran dalam hal minyak dunia. Iran kembali ke pasar global setelah dicabutnya sanksi nuklir beberapa waktu lalu.
Sanksi nuklir Iran telah dicabut dan timbul beberapa spekulasi bahwa Arab Saudi mencoba menyakiti Iran dengan membuat harga minyak bertahan rendah.
Arab Saudi pun bertahan untuk tak memangkas produksi minyaknya. Bahkan, Saudi terus menggenjot produksi minyaknya dan menambah pasokan minyak mentah dunia.
Analis menyebut, Saudi sengaja ingin menghancurkan ekonomi Amerika Serikat dengan harga minyak rendah. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaVenezuela menjadi negara dengan harga bahan bakar fosil termurah di dunia.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaKenaikan BBM non subsidi merupakan keniscayaan di tengah anjloknya rupiah.
Baca SelengkapnyaPembangunan Terusan Suez dimulai pada awal tahun 1859.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaKurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.708 dari sebelumnya Rp15.675 per USD.
Baca SelengkapnyaIni sumber-sumber kekayaan Iran hingga bisa serang Israel menggunakan 300 rudal dan drone.
Baca Selengkapnya