KKP Target Lombok Barat Bebas Stunting di 2024, Begini Strateginya
Merdeka.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) bebas dari stunting pada 2024. Salah satu caranya dengan menggencarkan kampanye makan ikan di wilayah tersebut melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang dicanangkan oleh KKP.
Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud menjelaskan, kegiatan Gemarikan bertujuan untuk memberi edukasi mengenai manfaat ikan dan kandungan gizinya khususnya kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita usia produktif yang terkait langsung dengan 1000 HPK.
Menurutnya, ikan sangat menentukan perkembangan otak dan kesehatan anak. Begitu juga bagi peserta anak-anak dari SDN 01 Desa Mambalan yang pernah terkena bencana gempa bumi tahun 2018.
-
Mengapa mengonsumsi ikan penting untuk perkembangan anak? 'Penelitian kami menambah bukti yang terus berkembang tentang peran penting diet prenatal terhadap hasil perkembangan autisme pada keturunan,' jelas Dr. Emily Oken, peneliti utama, dalam siaran pers.
-
Apa manfaat ikan untuk kecerdasan anak? Anak yang rajin makan ikan memiliki IQ yang lebih tinggi. Menurutnya, ikan merupakan sumber protein hewani yang berpengaruh positif pada kecerdasan anak.
-
Bagaimana penelitian meneliti pengaruh ikan terhadap perkembangan anak? Untuk memahami lebih dalam bagaimana asupan ikan dan suplemen omega-3 selama kehamilan mempengaruhi perkembangan saraf pada anak, para peneliti mengevaluasi informasi diet dari sekitar 4.000 peserta.
-
Mengapa ikan kurang matang berbahaya bagi kesehatan anak? Ikan mentah mengandung bakteri atau parasit penyebab penyakit, sehingga termasuk dalam kategori makanan tidak sehat. Menyajikannya secara kurang matang artinya masi menyisakan bakteri dan parasit ini, yang pada gilirannya akan masuk ke tubuh Anda apabila dikonsumsi.
-
Kenapa anak yang kekurangan nutrisi bisa berdampak buruk pada otak? Kekurangan nutrisi dapat memengaruhi ukuran otak. Terdapat beragam cara untuk meningkatkan kecerdasan anak. Selain kegiatan stimulasi, nutrisi yang tepat memainkan peran penting.
-
Kenapa kekurangan gizi bisa pengaruhi kecerdasan anak? Otak memerlukan pasokan nutrisi yang memadai agar dapat berkembang dengan baik, terutama pada fase pertumbuhan awal anak. Ketidakcukupan zat gizi seperti protein, zat besi, dan beberapa vitamin dapat menghambat perkembangan kognitif serta memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berkonsentrasi.
"Data KKP menunjukkan bahwa konsumsi ikan di Lombok Barat relatif masih kecil yaitu hanya sebesar 25,49 Kg per kapita di tahun 2018, sedangkan angka konsumsi ikan Provinsi NTB di tahun yang sama sudah mencapai 46,02 kg/kapita. Lombok Barat masih harus terus memacu peningkatan konsumsi ikannya," tutur dia di Jakarta.
Upaya pemerintah mendorong peningkatan konsumsi ikan mulai menunjukkan hasil. Wakil Bupati Lombok Barat, Sumiatun menyampaikan, kasus stunting di Lombok Barat mengalami penurunan. Kasus stunting di Lombok Barat tahun 2017 yang mencapai 49,8 persen, menurun menjadi 25,2 persen pada 2019. Untuk itu menurutnya pihaknya akan memperluas upaya penanganan stunting ini.
"Penanganan stunting tahun 2018 di 10 lokasi, kami perluas menjadi 21 lokasi pada tahun 2019. Target Lombok Barat bebas stunting tahun 2024," cetusnya.
Upaya penanganan stunting ini menurutnya dilakukan dengan menginstruksikan Kepala Desa/Lurah dan Camat untuk menyediakan menu ikan di acara keagamaan, mengadakan lomba masak serba ikan tingkat desa dan kecamatan, serta akan mewajibkan sekolah-sekolah mengadakan kegiatan makan bersama menu ikan minimal satu kali dalam seminggu.
Kekurangan Gizi
Sementara itu, Ketua Forikan Provinsi NTB, Niken Saptarini menyampaikan bahwa stunting di wilayah NTB masih terdapat di 10 kabupaten/kota. Lombok Barat menempati urutan ke-3 setelah Lombok Timur dan Dompu. Berbagai upaya telah telah dilakukan untuk penanganan stunting yaitu dengan mengadakan edukasi di Posyandu (kelas ibu, kelas gizi, dan kelas balita), pemberian makan ikan kepada anak sekolah 1 kali per minggu, dan menetapkan wajib makan ikan 1 hari dalam satu minggu.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desa wisata panghasil Kakap Merah dan Kerapu raksasa.
Baca SelengkapnyaKerjasama semua pihak termasuk swasta salah satunya untuk menekan angka stunting
Baca SelengkapnyaForum diskusi Genbest Talk dilakukan di Lombok Utara dikarenakan kabupaten ini memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaPermasalahan stunting, katanya, masih menjadi salah satu isu strategis ke depan meski ragam upaya terus dilakukan sejak jauh hari.
Baca SelengkapnyaStunting menjadi salah satu masalah besar pemerintah. Presiden Jokowi menargetkan kasus stunting turun di angka 14 persen pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaKekayaan alam di Cianjur menjadi kunci turunnya kasus stunting.
Baca SelengkapnyaGenbest Talk yang diadakan di Kabupaten Toba merupakan bagian dari kampanye Genbest.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan angka stunting turun 14% tahun ini
Baca SelengkapnyaSurvei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting nasional rata rata masih 21,6 persen.
Baca Selengkapnyauntuk mencegah stunting perilaku pola asuh orang tua kepada bayi dan balita perlu diperhatikan
Baca SelengkapnyaKemenkominfo mendorong generasi muda Pontianak melakukan aksi dan menjadi agen komunikasi pencegahan stunting.
Baca SelengkapnyaStunting merupakan masalah kritis yang memiliki tantangan multi dimensi dan membutuhkan upaya berkelanjutan dan solusi yang kolaboratif dalam penanganannya.
Baca Selengkapnya