Kondisi Dunia di Tengah Ancaman Krisis Ekonomi Seperti Tahun 1980
Merdeka.com - Bank Dunia pada Selasa (7/6) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global hampir sepertiga menjadi 2,9 persen untuk 2022. Ini menjadi indikasi bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah menambah kerusakan akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, banyak negara sekarang menghadapi resesi.
"Perang di Ukraina telah memperbesar perlambatan ekonomi global dan pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang berlarut-larut," kata Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global,.
Presiden Bank Dunia, David Malpass mengatakan, pertumbuhan global bisa turun menjadi 2,1 persen pada 2022 dan 1,5 persen pada 2023, mendorong pertumbuhan per kapita mendekati nol, jika risiko penurunan terwujud.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
Malpass mengatakan, pertumbuhan global sedang dihantam oleh perang, penguncian Covid-19 baru di China, gangguan rantai pasokan dan meningkatnya risiko stagflasi dan periode pertumbuhan lemah serta inflasi tinggi yang terakhir terlihat pada 1970-an.
"Bahaya stagflasi cukup besar hari ini," tulis Malpass dalam kata pengantar laporan tersebut.
"Pertumbuhan yang lemah kemungkinan akan bertahan sepanjang dekade karena investasi yang lemah di sebagian besar dunia. Dengan inflasi yang sekarang berjalan pada level tertinggi selama beberapa dekade di banyak negara dan pasokan diperkirakan tumbuh lambat, ada risiko bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama."
Potensi Krisis Seperti 1980
Antara 2021 dan 2024, laju pertumbuhan global diproyeksikan melambat sebesar 2,7 poin persentase, kata Malpass, lebih dari dua kali perlambatan yang terlihat antara 1976 dan 1979.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi pada akhir 1970-an begitu curam. Sehingga memicu resesi global pada 1982, dan serangkaian krisis keuangan di pasar negara-negara emerging market dan berkembang.
Ayhan Kose, direktur unit Bank Dunia yang menyiapkan prakiraan tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa ada ancaman nyata pengetatan kondisi keuangan yang lebih cepat dari perkiraan dapat mendorong beberapa negara ke dalam jenis krisis utang yang terlihat pada 1980-an.
Meskipun ada kesamaan dengan kondisi saat itu, ada juga perbedaan penting, termasuk kekuatan dolar AS dan harga minyak yang umumnya lebih rendah, serta neraca yang umumnya kuat di lembaga keuangan besar.
Untuk mengurangi risiko, kata Malpass, pembuat kebijakan harus bekerja untuk mengoordinasikan bantuan untuk Ukraina, meningkatkan produksi pangan dan energi, dan menghindari pembatasan ekspor dan impor yang dapat menyebabkan lonjakan harga minyak dan pangan lebih lanjut.
Dia juga menyerukan upaya untuk meningkatkan pengurangan utang, memperingatkan bahwa beberapa negara berpenghasilan menengah berpotensi berisiko; memperkuat upaya penanggulangan Covid; dan mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon.
Pertumbuhan Negara Maju
Pertumbuhan di negara-negara maju diproyeksikan melambat tajam menjadi 2,6 persen pada 2022 dan 2,2 persen pada 2023 setelah mencapai 5,1 persen pada 2021.
Pertumbuhan AS diperkirakan turun menjadi 2,5 persen pada 2022, turun dari 5,7 persen pada 2021, dengan zona euro mengalami pertumbuhan 2,5 persen setelah 5,4 persen.
Negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan mencapai pertumbuhan hanya 3,4 persen pada 2022, turun dari 6,6 persen pada 2021, dan jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 4,8 persen yang terlihat pada 2011-2019.
Ekonomi China diperkirakan tumbuh hanya 4,3 persen pada 2022 setelah tumbuh 8,1 persen pada 2021.
Dampak negatif dari perang di Ukraina akan lebih dari mengimbangi dorongan jangka pendek yang diperoleh eksportir komoditas dari harga energi yang lebih tinggi, dengan perkiraan pertumbuhan 2022 direvisi turun di hampir 70 persen dari negara-negara emerging market dan berkembang.
Ekonomi regional Eropa dan Asia Tengah, yang tidak termasuk Eropa Barat, diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,9 persen setelah tumbuh sebesar 6,5 persen pada 2021, sedikit rebound ke pertumbuhan 1,5 persen pada 2023. Ekonomi Ukraina diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 45,1 persen dan Rusia 8,9 persen.
Pertumbuhan diperkirakan melambat tajam di Amerika Latin dan Karibia, mencapai hanya 2,5 persen tahun ini dan melambat lebih lanjut menjadi 1,9 persen pada 2023, kata bank tersebut.
Timur Tengah dan Afrika Utara akan mendapat manfaat dari kenaikan harga minyak, dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 5,3 persen pada 2022 sebelum melambat menjadi 3,6 persen pada 2023, sementara Asia Selatan akan melihat pertumbuhan 6,8 persen tahun ini dan 5,8 persen pada 2023.
Pertumbuhan Afrika Sub-Sahara diperkirakan akan sedikit melambat menjadi 3,7 persen pada 2022 dari 4,2 persen pada 2021, kata Bank Dunia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaRamalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaSituasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca Selengkapnya