Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kondisi Dunia di Tengah Ancaman Krisis Ekonomi Seperti Tahun 1980

Kondisi Dunia di Tengah Ancaman Krisis Ekonomi Seperti Tahun 1980 krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Bank Dunia pada Selasa (7/6) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global hampir sepertiga menjadi 2,9 persen untuk 2022. Ini menjadi indikasi bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah menambah kerusakan akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, banyak negara sekarang menghadapi resesi.

"Perang di Ukraina telah memperbesar perlambatan ekonomi global dan pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang berlarut-larut," kata Bank Dunia dalam laporan Prospek Ekonomi Global,.

Presiden Bank Dunia, David Malpass mengatakan, pertumbuhan global bisa turun menjadi 2,1 persen pada 2022 dan 1,5 persen pada 2023, mendorong pertumbuhan per kapita mendekati nol, jika risiko penurunan terwujud.

Orang lain juga bertanya?

Malpass mengatakan, pertumbuhan global sedang dihantam oleh perang, penguncian Covid-19 baru di China, gangguan rantai pasokan dan meningkatnya risiko stagflasi dan periode pertumbuhan lemah serta inflasi tinggi yang terakhir terlihat pada 1970-an.

"Bahaya stagflasi cukup besar hari ini," tulis Malpass dalam kata pengantar laporan tersebut.

"Pertumbuhan yang lemah kemungkinan akan bertahan sepanjang dekade karena investasi yang lemah di sebagian besar dunia. Dengan inflasi yang sekarang berjalan pada level tertinggi selama beberapa dekade di banyak negara dan pasokan diperkirakan tumbuh lambat, ada risiko bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama."

Potensi Krisis Seperti 1980

Antara 2021 dan 2024, laju pertumbuhan global diproyeksikan melambat sebesar 2,7 poin persentase, kata Malpass, lebih dari dua kali perlambatan yang terlihat antara 1976 dan 1979.

Laporan tersebut memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi pada akhir 1970-an begitu curam. Sehingga memicu resesi global pada 1982, dan serangkaian krisis keuangan di pasar negara-negara emerging market dan berkembang.

Ayhan Kose, direktur unit Bank Dunia yang menyiapkan prakiraan tersebut, mengatakan kepada wartawan bahwa ada ancaman nyata pengetatan kondisi keuangan yang lebih cepat dari perkiraan dapat mendorong beberapa negara ke dalam jenis krisis utang yang terlihat pada 1980-an.

Meskipun ada kesamaan dengan kondisi saat itu, ada juga perbedaan penting, termasuk kekuatan dolar AS dan harga minyak yang umumnya lebih rendah, serta neraca yang umumnya kuat di lembaga keuangan besar.

Untuk mengurangi risiko, kata Malpass, pembuat kebijakan harus bekerja untuk mengoordinasikan bantuan untuk Ukraina, meningkatkan produksi pangan dan energi, dan menghindari pembatasan ekspor dan impor yang dapat menyebabkan lonjakan harga minyak dan pangan lebih lanjut.

Dia juga menyerukan upaya untuk meningkatkan pengurangan utang, memperingatkan bahwa beberapa negara berpenghasilan menengah berpotensi berisiko; memperkuat upaya penanggulangan Covid; dan mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon.

Pertumbuhan Negara Maju

Pertumbuhan di negara-negara maju diproyeksikan melambat tajam menjadi 2,6 persen pada 2022 dan 2,2 persen pada 2023 setelah mencapai 5,1 persen pada 2021.

Pertumbuhan AS diperkirakan turun menjadi 2,5 persen pada 2022, turun dari 5,7 persen pada 2021, dengan zona euro mengalami pertumbuhan 2,5 persen setelah 5,4 persen.

Negara-negara emerging market dan berkembang diperkirakan mencapai pertumbuhan hanya 3,4 persen pada 2022, turun dari 6,6 persen pada 2021, dan jauh di bawah rata-rata tahunan sebesar 4,8 persen yang terlihat pada 2011-2019.

Ekonomi China diperkirakan tumbuh hanya 4,3 persen pada 2022 setelah tumbuh 8,1 persen pada 2021.

Dampak negatif dari perang di Ukraina akan lebih dari mengimbangi dorongan jangka pendek yang diperoleh eksportir komoditas dari harga energi yang lebih tinggi, dengan perkiraan pertumbuhan 2022 direvisi turun di hampir 70 persen dari negara-negara emerging market dan berkembang.

Ekonomi regional Eropa dan Asia Tengah, yang tidak termasuk Eropa Barat, diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,9 persen setelah tumbuh sebesar 6,5 persen pada 2021, sedikit rebound ke pertumbuhan 1,5 persen pada 2023. Ekonomi Ukraina diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 45,1 persen dan Rusia 8,9 persen.

Pertumbuhan diperkirakan melambat tajam di Amerika Latin dan Karibia, mencapai hanya 2,5 persen tahun ini dan melambat lebih lanjut menjadi 1,9 persen pada 2023, kata bank tersebut.

Timur Tengah dan Afrika Utara akan mendapat manfaat dari kenaikan harga minyak, dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 5,3 persen pada 2022 sebelum melambat menjadi 3,6 persen pada 2023, sementara Asia Selatan akan melihat pertumbuhan 6,8 persen tahun ini dan 5,8 persen pada 2023.

Pertumbuhan Afrika Sub-Sahara diperkirakan akan sedikit melambat menjadi 3,7 persen pada 2022 dari 4,2 persen pada 2021, kata Bank Dunia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf

Di lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.

Baca Selengkapnya
Gawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
Gawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024

Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023

Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya

Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.

Baca Selengkapnya
Di ISF 2024, Sri Mulyani: Situasi Ekonomi Global Sedang Tidak Baik hingga 2026
Di ISF 2024, Sri Mulyani: Situasi Ekonomi Global Sedang Tidak Baik hingga 2026

Situasi global yang tidak berjalan baik saat ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang semakin merosot.

Baca Selengkapnya
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023

Perekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah

Baca Selengkapnya