Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kondisi Ekonomi Membaik, Investor Disarankan Tambah Investasi di Pasar Saham

Kondisi Ekonomi Membaik, Investor Disarankan Tambah Investasi di Pasar Saham Peluncuran IDX30. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Lembaga keuangan Morgan Stanley memberi pandangan "overweight" pada pasar ekuitas Indonesia untuk periode 2019. Di tengah ketidakpastian perekonomian global, kebijakan pemerintah yang proaktif diproyeksi akan mengembalikan minat investor pada pasar saham maupun keuangan domestik tahun depan.

Valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perkembangan dari posisi terendahnya di 13,2 kali di 18 Oktober 2018 menjadi 14,5 kali saat ini. Sepanjang tahun ini diperkirakan indeks akan bisa menguat sampai dengan 9 persen.

Ada lima alasan indeks acuan global masih tetap optimis dengan pasar saham dalam negeri. Pertama, stimulus pemilu yang akan berlangsung tahun ini dinilai akan meningkatkan konsumsi.

Orang lain juga bertanya?

Alasan kedua, koreksi harga minyak yang terjadi sejak September lalu sampai dengan 36 persen. Kondisi ini akan mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan Indonesia. Ketiga, harga minyak yang lebih rendah juga akan menurunkan potensi kenaikan harga bahan bakar paska pemilu nanti dan akan berdampak pada konsumsi yang menjadi sumber pendapatan perusahaan.

Faktor selanjutnya, dalam 12 bulan ke depan pertumbuhan pendapatan keempat emiten tersebut diperkirakan akan tumbuh dua digit. Terakhir, pertumbuhan pinjaman di tahun ini yang mulai bergeser dari sektor publik ke sektor swasta. Di lain sisi, diharapkan imbal hasil investasi dan ekspansi yang dilakukan oleh sektor swasta juga akan terlihat paska pemilu.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (Reli), Lanjar Nafi menyampaikan, seiring dengan riset Morgan Stanley, kondisi dalam negeri memang lebih baik. Belum lagi, kebijakan pemerintah berupaya mengurangi porsi investor asing pada surat utang negara atau obligasi ritel Indonesia, juga positif.

"Upaya ini guna mengurangi ketergantungan terhadap investor asing dan dampak dari penarikan dana asing yang mempengaruhi secara signifikan pada defisit angaran," ujar Lanjar, kepada media, Jumat (11/1).

Kata Lanjar, investor asing dikurangkan pada obligasi dan mereka mulai terlihat masuk pada aset yang lebih risk taker atau beresiko seperti saham. Aksi beli investor asing terus terlihat sejak awal tahun ini.

Di sisi lain, kondisi ekonomi indonesia cukup baik. Seperti inflasi terkendali di angka 3,5 persen. Meskipun suku bunga mengalami trend positif. Pertumbuhan kredit juga masih double digit diatas 10 persen menurut survey untuk tahun 2019. Juga, GDP yang kuat di atas 5 persen.

Kemudian, agresifitas bank indonesia untuk intervensi rupiah dan mengurangi defisit anggaran. Belum lagi cadangan devisa yang terus di tingkatkan hingga terakhir tertinggi sejak 7 bulan terakhir.

"Oleh karena itu fund manager internasional tidak ragu sebut indonesia layak jadi tempat investasi di tahun ini," tegas Lanjar.

Menurutnya, di tahun ini, tren investasi, juga akan positif meski masuk tahun pemilu. Tahun 2019 prospek investasi cukup baik, Dimana jika kita melihat historis 3 tahun pemilu ke belakang. IHSG terus tercatat return yang cukup tinggi. Secara akumulasi tahunan pada pemilu 2004 IHSG mampu naik 32,85 persen, Pemilu 2009 IHSG mengalami kenaikan sebesar 90,17 persen sedangkan pemilu 2014 naik 18,29 persen.

"Jadi, investor tak perlu takut. Kondisi dalam negeri sendiri secara ekonomi cukup positif. Yang perlu dikhawatirkan investor ya lebih ke sentimen global," ucapnya.

Terdapat sejumlah saham yang masih layak dicermati dan layak dikoleksi. Antara lain, saham-saham konstruksi, pertanian dan konsumer yang layak untuk dicermati pada awal tahun ini.

Investor juga dapat melakukan kilas balik 3 tahun ke belakang untuk saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar. Mengingat sebentar lagi akan masuk musim dividen. Beberapa saham memiliki pola yang berulang, yakni mulai mengalami kenaikan pada sekitar November akhir tahun sebelumnnya sampai kurang lebih di bulan Februari dan Maret saat pembagian dividen.

"Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh investor yang menyukai saham-saham berfundamental kuat untuk mendapatkan kapital gain yang relatif signifikan. Sebut saja saham-saham tersebut antara lain seperti INDF, ASII, SMGR, nampak terjadi pola yang berulang setiap tahunnya."

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam
Kinerja IHSG Terbaik Kedua di ASEAN, Kalah dari Vietnam

Nilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.

Baca Selengkapnya
Meneropong Pergerakan IHSG 2024, Bakal Tembus Level 7900
Meneropong Pergerakan IHSG 2024, Bakal Tembus Level 7900

IHSG sempat menyentuh 7300-an mendekati penutupan perdagangan akhir tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Airlangga Minta Investor Tidak Panik Meski IHSG Anjlok 4 Persen
Airlangga Minta Investor Tidak Panik Meski IHSG Anjlok 4 Persen

Berdasarkan data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002.

Baca Selengkapnya
Ada 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun
Ada 123 Emiten Antre Melantai di BEI, Siap Serok Dana Rp59,68 Triliun

Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.

Baca Selengkapnya
FOTO: IHSG Ditutup Menguat di Awal Ramadan
FOTO: IHSG Ditutup Menguat di Awal Ramadan

IHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High di level 7.435 pada perdagangan pertama di hari perdana pembukaan bursa saat Ramadan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Pascalibur Panjang Lebaran, IHSG Dibuka Memerah
FOTO: Pascalibur Panjang Lebaran, IHSG Dibuka Memerah

IHSG pada Selasa (16/4) pagi dibuka melemah 156,25 poin atau 2,14 persen ke posisi 7.130,62.

Baca Selengkapnya
Patut Dicoba! Ini Pilihan Investasi yang Tetap Untung Meski Rupiah Anjlok Pasca Serangan Iran ke Israel
Patut Dicoba! Ini Pilihan Investasi yang Tetap Untung Meski Rupiah Anjlok Pasca Serangan Iran ke Israel

Berikut ini beberapa alternatif investasi yang relatif aman saat Rupiah anjlok.

Baca Selengkapnya
IHSG Menguat pada Awal Perdagangan Kamis 16 Mei 2024
IHSG Menguat pada Awal Perdagangan Kamis 16 Mei 2024

IHSG dibuka menguat 23,33 poin atau 0,33 persen ke posisi 7.203,16.

Baca Selengkapnya
Terbesar di Asia Tenggara, Pasar Modal Indonesia Himpun Dana Rp162 Triliun Hingga 31 Juli 2023
Terbesar di Asia Tenggara, Pasar Modal Indonesia Himpun Dana Rp162 Triliun Hingga 31 Juli 2023

IHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.

Baca Selengkapnya
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir
Investasi Hulu Migas di 2023 Capai Rp210 Triliun, Terbesar dalam 8 Tahun Terakhir

Investasi hulu migas di 2023 naik 13 persen dari tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya
Pasar Obligasi di Tanah Air Dipercaya Bakal Lanjutkan Tren Positif, Ini Faktor Pemicunya
Pasar Obligasi di Tanah Air Dipercaya Bakal Lanjutkan Tren Positif, Ini Faktor Pemicunya

Pasar obligasi Indonesia dinilai masih melanjutkan tren positif. Hal ini didukung pertumbuhan ekonomi makro yang solid.

Baca Selengkapnya
Saham Semen Indonesia Masuk Daftar Konstituen Indeks Pefindo i-Grade, Begini Penjelasannya
Saham Semen Indonesia Masuk Daftar Konstituen Indeks Pefindo i-Grade, Begini Penjelasannya

Konstituen Indeks Pefindo i-Grade terdiri dari 30 perusahaan yang tercatat di bursa dan memiliki peringkat idAAA sampai dengan idBBB.

Baca Selengkapnya