Kondisi Industri Relatif Baik, Pembentukan Dewan Moneter Belum Diperlukan Saat ini
Merdeka.com - Beberapa waktu belakangan, isu di sektor jasa keuangan sempat menjadi perhatian publik. Wacana pengembalian fungsi pengawasan perbankan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke Bank Indonesia (BI) hingga pembentukan Dewan Moneter melalui RUU BI menggema.
Beragam alasan diutarakan, utamanya karena OJK dan BI dinilai tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyatakan, timbulnya usulan-usulan tersebut merupakan bentuk kekecewaan terhadap lembaga terkait yang diluapkan secara emosional.
Kendati, sebelum mengajukan perubahan pada tugas dan fungsi lembaga tersebut, Piter menilai seharusnya pemerintah dan pihak terkait mengecek dulu bagaimana kinerja industri jasa keuangan serta pengawasannya selama ini.
-
Kenapa OJK dorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? 'Tujuan dari kegiatan ini untuk menyosialisasikan dan mengedukasi pada civitas academica dan stakeholder mengenai upaya peningkatan governansi dan integritas di lingkungan OJK maupun sektor jasa keuangan. Penerapan tata kelola yang baik merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan sebuah bisnis. Implementasi konsep three lines model dapat mendukung terciptanya tata kelola yang baik serta ekosistem keuangan yang sehat dan berintegritas,' kata Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam paparannya pada Kuliah Umum di Politeknik Negeri Batam, Kepulauan Riau, Selasa (29/8).
-
Bagaimana OJK ingin tingkatkan governansi di Sektor Jasa Keuangan? 'Penerapan manajemen risiko di Sektor Jasa Keuangan perlu bertransformasi dari compliance- driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi sehingga tercipta ekosistem keuangan yang bersih dan sehat,' kata Sophia.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Kenapa OJK dorong pengembangan perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional.Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
"Saya ingin perlihatkan, kondisi bank kita seperti apa sih, kenapa banyak suara yang ingin mengembalikan fungsi pengawasan bank ke BI, dan ada dewan moneter, ini harus kita lihat dengan data," ujar Piter dalam diskusi virtual, Selasa (15/9).
Berdasarkan data kinerja 10 bank terbesar di Indonesia, Piter menyebutkan kinerja industri jasa keuangan masih dalam kondisi yang cukup baik. Sebagai informasi, 10 bank ini menguasai 64 persen aset seluruh bank di Indonesia.
Selanjutnya
Lanjut Piter, CAR (Capital Adequacy Ratio) perbankan memang turun tapi kondisinya masih di level 19 hingga 20-an persen secara keseluruhan. Kemudian, LDR (Loan to Deposit Ratio)-nya juga turun, artinya dari sisi likuiditas mengalami kelonggaran.
"DPK (Dana Pihak Ketiga)-nya tumbuh cukup. NPL (Non Performing Loan) meskipun naik tapi rangenya aman, NPL grossnya di bawah 5 persen. Demikian pula dengan kinerja industri keuangan non bank seperti asuransi umum dan asuransi jiwa," jelas Piter.
Melihat rapor industri keuangan yang tidak merah, maka Piter menganggap wacana-wacana untuk mengubah fungsi OJK dan BI dinilai tidak perlu dilakukan saat ini. Apalagi setiap 3 bulan, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) selalu menyampaikan laporan kinerja industri keuangan yang baik-baik saja.
"Kalau buka arsip beberapa wktu belakang, pernyataan KSSK yang dipimpin oleh Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sendiri, bilang kalau kondisi sistem keuangan stabil. Nah, ini kan jadi pertanyaan besar ketika tiap triwulan bilang baik, tahu-tahu diujung menyatakan OJK gagal, BI gagal, kan tidak konsisten," tuturnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca Selengkapnya