Kondisi memprihatinkan, ternak pengungsi Gunung Agung butuh bantuan makanan
Merdeka.com - Ratusan ekor ternak khususnya sapi milik para pengungsi yang ditempatkan di penampungan di desa Abang Karangasem, Bali kondisinya memprihatinkan. Sebab, pengurus penampungan mengaku kekurangan pakan ternak.
Bupati Karangasem, IGA Mas Sumatri, mengatakan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Abang melaporkan soal kekurangan bahan pakan ternak. Serta, minimnya ketersediaan air untuk minum ternak.
"Karena ini baru dibuat, jadi banyak yang dibutuhkan dan saya lihat pos pengungsian ternak ini semuanya masih darurat. Ini dibangun atas bantuan masyarakat di sini termasuk terpal untuk atap baru kemarin datang," ujarnya.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
-
Siapa yang punya sapi di TPA Putri Cempo? Sapi-sapi itu merupakan milik warga yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo.
-
Siapa yang memelihara 25 ekor anjing di Bali? Sebagai pecinta binatang, I Ketut Widianta diketahui sudah merawat 25 ekor anjing peliharaannya sejak tahun 2000.
-
Kenapa sapi di TPA Putri Cempo berbahaya? Sapi-sapi tersebut dinilai tidak layak konsumsi karena dagingnya mengandung timbal di atas ambang batas.
-
Apa yang dilakukan sapi di TPA Putri Cempo? Mereka dengan bebasnya bisa makan sampah rumah tangga di tumpukan sampah yang menggunung.
-
Siapa yang menjaga ternak di Keraton Merapi? Keraton ini dipimpin Nyai Gadung Melati yang menjaga hewan ternak.
Guna mengatasi kekurangan pakan ternak, dia mengimbau masyarakat yang tengah panen padi untuk memberikan jeraminya ke posko pengungsian agar diolah menjadi pakan ternak.
Petugas PPL Kecamatan Abang, I Nyoman Tinta, mengatakan ada sebanyak 104 ekor sapi yang dititipkan pengungsi di lokasi ini. Sapi yang dititipkan di posko ini merupakan milik pengungsi dari Kecamatan Kubu dan Abang bagian atas yang masuk zona merah.
"Saat ini pos penitipan ternak ini masih kekurangan suplai air untuk minum ternak termasuk minimnya pasokan pakan ternak," tegasnya.
Untuk pakan, Nyoman berharap adanya sumbangan. Seperti diketahui, PT Japfa Comfeed Indonesia menjadi salah satu donatur untuk pengungsi Gunung Agung.
Japfa berencana mengirimkan bantuan 74 ton pakan ternak. Bantuan akan masuk melalui dermaga di Karangasem, Bali.
PR Manajer PT Japfa Comfeed Indonesia, Agus Mulyono, mengatakan 74 ton bantuan pakan ternak untuk pengungsi Gunung Agung Bali akan dikirimkan secara bertahap. Saat ini, sudah terkirim sebanyak 24 ton pakan ternak.
"Senin, kami kirim lagi 40 ton. Posisinya di Tanah Ampo," kata Agus saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (13/10).
Dia berharap bantuan ini bisa segera disebar oleh petugas posko setempat. "Di sana, pakan kan harus tempat kering, kalau lembab akan kurang bagus. Karena ini kan bentuknya pelet. Kemaren sudah di terima salah satu posko yang masuk dalam 24 ton," jelasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Total ada 13 sapi milik warga yang mati secara mendadak.
Baca SelengkapnyaAnjing dan kucing itu terlantar setelah orang-orang meninggalkan desa untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Prigi di Grobogan, Jawa Tengah, mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang membuat sumur mereka mengering.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca Selengkapnya170 pengungsi Rohingya berlabuh di Langkat, ada yang sakit dan kelaparan
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin ini juga mengakibatkan akses jalan terputus karena jembatan rusak.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaKondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
Baca Selengkapnya