Konsumsi BBM diprediksi masih tinggi meski dunia sudah pakai mobil listrik

Merdeka.com - Kepala Ekonom British Petroleum (BP) Group, Spencer Dale, menilai dampak mobil listrik terhadap permintaan minyak tidak akan besar. Sebab, meski masyarakat di seluruh dunia telah mengganti mobil konvensional dengan mobil listrik, namun konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dunia masih akan tinggi.

Dia mencatat, konsumsi minyak dunia saat ini mencapai 95 juta barel, di mana 20 juta barel di antaranya merupakan konsumsi minyak dari mobil berupa BBM. Sehingga, meski konsumsi minyak untuk mobil hilang, konsumsi minyak masih sebesar 75 juta barel.

"Jumlah mobil di dunia, sekitar 1 miliar mobil. Hanya 2 juta mobil listrik. Jumlah mobil kemungkinan dua kali lipat menjadi 2 miliar mobil dalam 20 tahun karena semua kenaikannya berasal dari negara berkembang," kata Dale di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Kamis (14/9).

Meski demikian, peralihan mobil konvensional ke listrik tetap harus didorong. Sebab, penggunaan mobil listrik dinilai mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, sesuai dengan kesepakatan Paris.

Dale menambahkan salah satu caranya melalui dukungan pemerintah dalam meningkatkan produksi mobil listrik, baik melalui kebijakan maupun dari subsidi. Dengan demikian, diperkirakan produksi mobil listrik bisa mencapai 100 juta unit di 2035, dengan pengurangan konsumsi minyak sebesar 1,5 juta barel per hari atau 1 persen dari total konsumsi.

"Hal yang harus diperhatikan adalah berapa orang yang akan membeli mobil listrik meski harganya lebih mahal mungkin karena mereka peduli terhadap lingkungan atau menyukai teknologi baru atau orang akan menganggap saya pria yang baik. Bagi orang lain, membeli mobil adalah investasi terpenting setelah rumah. Saat ini tidak ada pasar untuk pasar mobil listrik bekas," pungkas Dale.