Konsumsi Listrik RI Masih Tertinggal Dari Malaysia dan Singapura
Merdeka.com - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andy Noorsaman Sommeng, mengakui konsumsi listrik Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura. Saat ini rata-rata konsumsi listrik Indonesia baru mencapai 1.064 kWh/kapita.
"Bukan paling kecil. Ya tapi kalah lah dengan Malaysia, kalah dengan Singapura. Malaysia itu sudah 4.000 kWh/kapita. Singapura 8.000 kWh/kapita. Kita baru 1.064 kWh/kapita. Tahun ini diharapkan 1.200 kWh/kapita," katanya saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Kamis (10/1).
Andy mengatakan, sebetulnya untuk konsumsi listrik di daerah DKI Jakarta sudah bisa menyamai dengan kondisi konsumsi listrik yang ada di Malaysia. Rata-rata konsumsi listrik di Jakarta telah mencapai 3.5000 hingga 4.000 kWh/kapita.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Motor Listrik apa yang dibuat di Indonesia? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa itu energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Siapa yang memanfaatkan energi listrik? Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa Indonesia buat Motor Listrik? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa yang dikatakan PM Singapura tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
"Jadi kalian kalian ini sudah di negara cukup baik kalau tinggalnya di Jakarta. Tapi kalau saudara saudara kita di NTT tadi kan nah itu harus kita kejar supaya jika nantinya kWh/kapitanya tinggi," katanya.
Andy menambahkan, kondisi saat ini berbeda dengan beberapa waktu lalu. Di mana jumlah konsumsi listrik pada waktu itu masih dibatasi, sedangkan sekarang diperbolehkan untuk menambah peningkatan daya listrik.
"Sekarang mau nambah daya berapapun bisa apalagi kaya di Jakarta. Dengan meminta listrik sambungan premium. Bisa di Jakarta. Contohnya sekarang kenapa kita sudah menjadi indikator listriknya sudah cukup baik di Jakarta? (Bisa dilihat) saat Asian Games bagaimana kembang api, permainan lampunya, sedikit pun tidak mengganggu. Cukup berbanggalah dengan kondisi listrik sekarang," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ingapura Ternyata Sangat Bergantung dengan Indonesia, Terutama soal Listrik dan Air
Baca SelengkapnyaDiharapkan Indonesia bisa berbalik ekspor listrik ke Negeri Jiran di masa depan.
Baca SelengkapnyaBeberapa perusahaan Indonesia dan Singapura telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait ekspor listrik.
Baca SelengkapnyaUntuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Baca SelengkapnyaSaat ini masyarakat mengalami peningkatan konsumsi listrik yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan Pemerintah akan mempersiapkan transmisi multi channel menuju Singapura untuk mengurangi risiko perawatan dan pemadaman.
Baca SelengkapnyaAda 5 perusahaan dari Indonesia yang menawarkan proposal kuat untuk menyediakan listrik rendah karbon ke Singapura.
Baca SelengkapnyaEnergi bersih yang dihasilkan di utara Indonesia ini nantinya bisa didistribusi ke beberapa negara terdekatnya seperti Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina
Baca SelengkapnyaRata-rata konsumsi sepeda motor tersebut mencapai 1 liter dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaRendahnya realisasi bauran EBT ini tak lepas dari belum tercapainya target investasi di sektor energi hijau.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani minta semua pihak mendorong Kementerian ESDM untuk terus menggenjot pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan.
Baca Selengkapnya