Konsumsi Rumah Tangga Capai 5,01 di Kuartal I-2019
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen dipengaruhi beberapa hal. Dari sisi pengeluaran jumlah konsumsi rumah tangga tumbuh positif sebesar 5,01 persen.
Posisi pertumbuhan konsumsi rumah tangga Kuartal I-2019 tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,94 persen. Namun jika dibandingkan Kuartal IV-2018 posisi konsumsi rumah tangga mencapai 5,08 persen atau menurun jika dibanding posisi sekarang.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh positif. Sebesar 5,01 persen. Lumayan bagus dibanding Kuartal I-2018. Ada beberapa yang tumbuh tinggi dan beberapa tertahan," ujarnya di Kantornya, Jakarta, Senin (6/5).
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan pertumbuhan? Pencapaian ini mencerminkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sedang berada dalam fase ekspansi, dengan PMI di atas level 50 yang menandakan pertumbuhan.
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut salah satu pertumbuhan terhadap konsumsi rumah tangga bisa dilihat dari komponen makanan dan minuman, selain restoran yang tumbuh sebesar tumbuh 5,29 persen. Kemudian diikuti dengan kesehatan dan pendidikan sebesar 5,66 persen. Sementara sisanya mengalami perlambatan.
Di samping itu, pengeluaran konsumsi pemerintah juga tumbuh positif. Ini ditandai dengan kenaikan belanja barang dan jasa, serta belanja pegawai.
"Konsumsi pemerintah tumbuh positif sebesar 5,21 persen. Penyebab ada kenaikan realisasi belanja barang dan jasa pegawai dan bansos tunai itu yang sebabkan konsumsi pemerintah bergerak," ujarnya.
Kecuk menambahkan, apabila dilihat dari sisi produksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07 persen ini juga didorong oleh sektor lapangan usaha. Salah satunya yakni melalui pertanian yang tumbuh positif sebesar 12,65 persen.
"Terutama pada tanaman perkebunan karena peningkatan produksi kelapa sawit, teh, dan kopi," imbuhnya.
Di sisi lain, pertumbuhan industri pengolahan non migas juga tumbuh positif terutama pada industri makanan minuman khususnya produksi CPO yang meningkat.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menjelaskan, dari sisi komponen, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaMenurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 ditopang oleh kinerja positif di semua sektor.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMeningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca Selengkapnya