Kontribusi UMKM ke Ekspor Indonesia Tertinggal Jauh Dibandingkan Negara APEC
Merdeka.com - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Teten Masduki mengakui peran penting sektor UMKM terhadap perekonomian nasional. Menyusul tingginya kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) yang saat ini mencari sekitar 60 persen. Sebagaimana yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
"Selain itu, penyerapan tenaga kerja (UMKM) sebesar 97 persen. Jadi, kita ketahui UMKM merupakan tulang punggung perekonomian sesuai data BPS," ujarnya dalam konferensi pers 500K Eksportir Baru, Senin (19/4).
Kendati demikian, saat ini, kontribusi UMKM domestik terhadap aktivitas ekspor dinilai masih relatif rendah. Yakni hanya berkisar 14,7 persen.
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa masalah TEMU dengan UMKM? Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.
-
Mengapa Kemendag fokus pada UMKM? “Pertemuan AEM-Plus Three menyoroti perkembangan implementasi Kerja Sama Ekonomi ASEAN Plus Three (APT) 2023--2024 dan laporan akhir Proyek Riset APT untuk menjembatani kesenjangan digital pada UMKM.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, jumlah tersebut jauh tertinggal dibandingkan negara-negara anggota APEC. Di mana, kontribusi UMKM dari negara-negara APEC saat ini terhadap ekspor sudah mencapai 35 persen.
"Jadi, ini masih tertinggal lah dari negara-negara APEC," tegas Teten.
Teten menyebut, rendahnya kontribusi UMKM dalam negeri terhadap ekspor lantaran berbagai persoalan klasik yang masih belum bisa diatasi. Di antaranya minimnya pengetahuan pelaku UMKM tentang pasar luar negeri, rendahnya kualitas produk UMKM, minimnya kapasitas produksi UMKM, biaya sertifikasi yang tidak murah, hingga masalah logistik.
Oleh karena itu, dia mendorong, adanya berbagai program terobosan untuk meningkatkan partisipasi UMKM terhadap aktivitas ekspor. Salah satunya program Sekolah Ekspor.
"Saya kira (Sekolah Ekspor) penting agar bagaimana UMKM bisa menjadi eksportir serta memacu ekspor," bebernya
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca SelengkapnyaSebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.
Baca SelengkapnyaUMKM di Jatim dijadikan salah satu 'soko guru' perekonomian di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca SelengkapnyaKesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih tinggi.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaSektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca Selengkapnya