KPPU: Apotek Mengeluh Marjin Jual Obat Covid-19 Terlalu Kecil
Merdeka.com - Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Ukay Karyadi menyebut bahwa banyak apotek di daerah mengeluhkan minimnya marjin penjualan obat Covid-19 dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan.
Kondisi ini kemudian berdampak pada apotek di daerah yang memilih untuk tidak menjual obat Covid-19 tersebut.
"Ada apotek mengeluh karena sering diperiksa terkait penetapan harga. Pilihan logisnya karena margin tipis, mending jualan vitamin saja," kata Ukay dalam forum virtual, Jumat (30/7).
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Dimana apotek tersebut berada? Gambar ilustrasi Menurut dia, setelah terpontang panting ke sana, ke mari, akhirnya pada tahun 2023 ini Apotek Zenturion miliknya berdiri di kawasan Bekasi Junction, wilayah Bekasi Timur.
-
Kenapa pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Mereka memanfaatkan kondisi pelajar yang masih labil dengan iming-iming bisa tidur nyenyak setelah mengonsumsi obat ini,' jelasnya.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Bagaimana pelaku jual obat di Tasikmalaya? 'Awalnya mereka menyebarkan informasi dari mulut ke mulut, menawarkan obat ini dengan janji tidur yang nyenyak,' tambahnya.
Di sisi lain, KPPU meminta pemerintah untuk memperbaharui informasi ketersediaan obat alternatif Covid-19 tiga kali dalam sehari. Hal ini guna mengantisipasi terjadi perbedaan stok obat yang ditampilkan dan yang ditemukan masyarakat di apotek penyalur.
Ukay mengatakan bahwa stok yang ditampilkan aplikasi Farmaplus melalui website farmaplus.kemkes.go.id bukan stok secara real time. Akibatnya, saat masyarakat yang membutuhkan mencarinya ke apotek, belum tentu bisa mendapatkannya.
"Farmaplus kurang update, kalau sore, berarti orang belanjanya malam, berarti (masyarakat belanja) harus malam, sementara apotek sudah banyak tutup, sebaiknya, kalau mau pergunakan fasilitas internet, ya harus di-update, jangan sehari sekali tapi sehari tiga kali," katanya.
Agar Masyarakat Tak Kecewa
Dengan demikian, masyarakat tidak akan dikecewakan karena tidak menemukan obat yang dicarinya ketika ke apotek. Masukan yang disampaikan KPPU diharapkan mampu menjadi perbaikan dalam sistem yang dijalankan pemerintah.
"Minimal masyarakat tenang, yang sakit bisa mudah peroleh obat tanpa harus diombang ambing ketidakpastian," imbuhnya.
Menanggapi kelangkaan dan harga obat serta oksigen yang lebih tinggi dari harga ecer yang ditetapkan pemerintah, pihaknya akan melakukan advokasi lebih lanjut.
"Kami sudah melakukan penegakan hukum, kami tidak bisa bicara terlalu banyak (saat ini), ini dalam rangka advokasi kebijakan, agar pemerintah melakukan perbaikan," tegasnya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selama ini produk rokok telah memberikan kontribusi besar bagi pendapatan pedagang kecil
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaPelaku usaha ritel menolak wacana kebijakan kemasan rokok polos tanpa merek atau plain packaging produk tembakau.
Baca SelengkapnyaKetua Umum GAPMMI, Adhi S. Lukman memandang, bahwa aturan ini seakan-akan menjadikan gula sebagai barang haram.
Baca SelengkapnyaPotensi tingginya kenaikan cukai rokok untuk tahun depan masih membayangi dan meresahkan peritel serta pelaku UMKM di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaSejumlah pedagang sembako juga menolak rencana pelarangan penjualan rokok eceran atau ketengan.
Baca SelengkapnyaDengan adanya pelarangan menjual rokok secara eceran maka pengeluaran masyarakat akan semakin besar untuk membeli rokok.
Baca SelengkapnyaHari ini kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, bahkan omzet pedagang turun dampak daya beli rakyat.
Baca SelengkapnyaPenjualan Rokok Ketengan Bakal DIlarang, Pedagang Asongan Mengeluh
Baca Selengkapnya