KPPU endus 6 perusahaan Singapura lakukan kartel harga di Batam
Merdeka.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengendus adanya praktik persekongkolan atau kartel untuk penetapan tarif kontainer Batam-Singapura dan sebaliknya, oleh enam perusahaan asal Negeri Singa tersebut.
Kepala KPPU, Syarkawi Rauf mengatakan, dugaan tersebut muncul karena adanya perbedaan harga yang sangat tinggi antara Batam-Singapura, Singapura-Batam dengan Jakarta-Singapura dan sebaliknya. Temuan tersebut menjadi titik masuk KPPU untuk melakukan penelitian.
"Jarak antara Batam-Singapura, Singapura-Batam dengan Jakarta-Singapura, Singapura-Jakarta berbeda. Jarak mereka lebih dekat akan tetapi tarif tinggi sekali," kata Syarkawi seperti ditulis Antara, Selasa (13/12).
-
Dimana harga BBM Pertamina beda? Di area DKI Jakarta, harga bahan bakar Pertamax (RON 92) tetap stabil di angka Rp12.100 per liter. Sementara itu, harga Pertamax Turbo (RON 98) mengalami peningkatan menjadi Rp13.550 per liter.
-
Apa yang menyebabkan kemacetan Jakarta meningkat? Berdasarkan data TomTom Traffic Index pada Februari 2023, terjadi peningkatan signifikan kepadatan lalu lintas di Jakarta. Angkanya mencapai 53 persen.
-
Dimana kemacetan semakin parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
Sebanyak enam perusahaan Singapura yang diduga melakukan persekongkolan penetapan tarif kontainer tersebut berdomisili di Singapura. KPPU telah berkoordinasi dengan otoritas persaingan Singapura untuk melanjutkan penelitian hasil temuan tersebut.
Dengan adanya dugaan praktik persekongkolan tersebut, Syarkawi mengatakan, perusahaan angkutan kontainer dalam negeri terancam dirugikan. Sejauh ini, belum ada besaran angka berapa besar kerugian yang ditimbulkan akibat adanya dugaan praktik kartel tersebut.
Untuk mempercepat proses penanganan perkara serupa, KPPU mengharapkan adanya kewenangan untuk melakukan pemeriksaan perusahaan-perusahaan yang ada di luar negeri, namun merugikan pelaku usaha Indonesia.
Proses tersebut baru bisa dilakukan oleh KPPU jika DPR melakukan amandemen Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. "Praktik ini bukan hanya merugikan Perusahaan Pelayaran Indonesia saja, tapi perusahaan angkutan kontainer yang ada di Indonesia," kata Syarkawi.
Beberapa kasus terkait persekongkolan yang ditangani KPPU adalah terkait pengaturan produksi bibit ayam pedaging, dugaan pelanggaran pasal 5 ayat satu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Industri Sepeda Motor Jenis Skuter Matik 110-125 CC di Indonesia.
Secara umum, berdasarkan catatan KPPU, pada 2015 menunjukkan bahwa kurang lebih 70-80 persen kasus yang ditangani merupakan persekongkolan tender.
Persekongkolan tender tersebut juga masuk dalam ranah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni sebanyak 80 persen merupakan tender pemerintah baik di pusat dan daerah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaMenurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat.
Baca SelengkapnyaHarga tiket pesawat tujuan Singapura Malaysia dan Thailand lebih ramah di kantong dibandingkan tujuan wisata domestik.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia hanya ada satu perusahaan bahan bakar pesawat, sehingga butuh adanya kompetisi di sektor ini.
Baca SelengkapnyaKapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana menyampaikan, penggeledahan itu dilakukan pada Senin, 2 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaWNA tersebut dicekal terhitung sejak 5 Juli guna mempermudah penyidik
Baca SelengkapnyaBesaran upah pekerja di Jakarta masih tak sebanding dengan kenaikan laju inflasi.
Baca SelengkapnyaPembelian armada itu semestinya untuk mengatasi masalah penumpukan di pelabuhan.
Baca SelengkapnyaPemilik Atlas Beach Club, Hotman Paris mengeluhkan aturan pajak hiburan yang naik hingga 75 persen.
Baca SelengkapnyaDengan harga yang tidak berbeda jauh, masyarakat Indonesia justru lebih memilih berlibur ke luar negeri dibanding wisata domestik.
Baca Selengkapnya