Kredit macet kecil dibanding 2008, OJK sebut RI jauh dari krisis
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh dari kata krisis. Perbankan Indonesia juga dinilai masih sehat, dilihat dari sisi permodalan dan kredit macet atau non performing loan (NPL).
Deputi Komisioner Pengawasan Bank III OJK, Irwan Lubis mengakui, perekonomian Indonesia memang sedikit tertekan, namun tidak terlalu berdampak pada sektor perbankan. Kredit macet atau NPL gross per Agustus 2015 tercatat hanya 2,66 persen.
"Memang terjadi perlambatan di sektor kredit, namun kredit masih managable (terjaga). Kredit macet secara net masih sekitar 1 persen," ucap Irwan dalam acara diskusi OJK di Bandung, Jawa Barat (29/10).
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Meski masih aman, kredit macet per Agustus 2015 ini naik jika dibanding akhir 2014 silam yang hanya 2,16 persen. Pemicunya adalah perlambatan kredit di sektor konstruksi dan pertambangan. Rendahnya harga komoditas di pasar global menjadi biang kerok melambatnya kredit pertambangan.
"Kredit macet di pertambangan cukup tinggi, karena penyaluran juga berkurang," tambahnya.
Irwan menegaskan, kondisi perbankan saat ini masih jauh lebih sehat jika dibanding 2008 silam. Pada saat itu, kredit macet perbankan mencapai dua kali lipat angka saat ini. Atas dasar ini, Irwan menyebut Indonesia tidak mengalami krisis seperti yang dikatakan banyak pengamat.
"Kalau kita lihat di 2008, itu NPL dua kali dari ini. Jadi kalau dibilang krisis masih jauh."
Tidak hanya itu, jika dilihat dari Banking Condition Index (BCI), kondisi perbankan Indonesia masih masuk dalam kategori normal waspada. Irwan menyebut, pada Juli lalu BCI sempat menyentuh angka 0,67 dan kemudian angka ini kembali naik pada Agustus menjadi 0,71.
"Ini artinya, jika angka index ini 1 itu berarti normal, jika antara 0,5 - 1 itu artinya lampung kuning atau normal waspada. Jika 0 - 0,5 itu siaga dan kalau minus itu krisis," kata Irwan.
Irwan menjelaskan, indikator pembentuk BCI ini terdiri dari rentabilitas, kualitas kredit, tingkat efisien perbankan, sektor keuangan serta moda perbankan itu sendiri. Melihat angka index ini, dia memastikan perbankan Indonesia masih aman.
"Sebelum ada tekanan ekonomi, BCI di Februari dan Maret lalu 0,98 dan turun paling tajam itu di Juli 0,67," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca Selengkapnyastabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca Selengkapnya