Kritik Anggota DPR Atas Program Pemulihan Ekonomi Nasional Pemerintah Jokowi
Merdeka.com - Anggota Komisi XI DPR dan Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan, Anis Byarwati, menyoroti serapan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang masih di angka 52 persen, terlebih sekarang sudah hampir mendekati akhir tahun. Anis mengaku dirinya dan anggota dewan lain sudah secara halus menegur Kementerian Keuangan karena serapan PEN yang sangat rendah, hanya 50 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sekitar Rp300 triliun dana yang mengendap. Sehingga, PEN dinilai belum sepenuhnya membantu masyarakat dalam menghadapi masalah perekonomian.
"Kebijakan stimulus ekonomi untuk penanganan pandemi yang dikeluarkan pemerintah kan sudah terangkum dalam program PEN. Dari pagu anggaran sebesar Rp695,2 Triliun, baru terserap Rp361,5 Triliun. Jadi, bagaimana menggesa dalam 2 bulan ini semuanya bisa terserap," ujar Anis pada sesi bincang-bincang bersama MNC Trijaya, Sabtu pagi (7/11).
-
Mengapa realisasi perlinsos Kemensos tahun 2023 rendah? 'Ini yang menjelaskan pada saat kami menjelaskan kenaikan 2 bulan pada bansos Kemensos mencapai cukup tinggi adalah akibat baseline 2023 dari bansos Kemensos pada bulan Januari—Februari yang memang waktu itu rendah akibat masih adanya penataan kembali kerja sama antara Kemensos dan perbankan,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Kenapa Mentan diapresiasi? 'Saya mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pak Mentan dalam mengatasi berbagai persoalan yang menyangkut ketahanan pangan seperti mengantisipasi potensi bencana yang akan terjadi di beberapa waktu ke depan, termasuk ancaman El Nino, yang kalau kita tidak waspadai dan kita tidak mempersiapkan diri, maka kita akan dihadapkan pada defisit pangan,' ujar Bamsoet dalam pertemuannya bersama Mentan di Kementan Jakarta, Senin, (1/4).
-
Siapa yang meminta anggaran Rp20 triliun? Jelang rapat, Menteri HAM Natalius Pigai sempat dicecar terkait permintaan anggaran Rp20 triliun.
-
Apa saja yang diusulkan ke Kemenpan-RB? Anas menyebut proses pengumuman sempat tertunda karena beberapa kementerian dan lembaga belum menyampaikan formasi yang diperlukan.
-
Kenapa DPR menilai pengembalian kerugian negara dari kasus korupsi masih kecil? Selama ini, kata dia, penanganan kasus korupsi terlalu mengedepankan hukum pidana sebagai alat penyelesaiannya.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
Dilihat dari pembagian persentase dana PEN yang sudah terserap, anggaran kesehatan yang seharusnya menjadi salah satu prioritas bahkan belum menyentuh angka 50 persen serapannya. "Anggaran kesehatan itu dari pagu Rp87,5 triliun, itu baru terserap Rp30,74 triliun atau 35 persen. Dana sosial sudah 83 persen, dan jadi satu-satunya yang menggembirakan," tambah Anis.
Meskipun tingkat serapan dari dana sosial mempunyai angka persentase tertinggi, Anis menemukan beberapa catatan terkait dana sosial. Menurutnya, tidak semua bantuan sosial tersalurkan secara merata ke orang-orang yang memang membutuhkan. "Ada yang sudah menerima berkali-kali dari berbagai sumber, bahkan ada yang sama sekali tidak nerima," imbuhnya.
Salah satu penerapan dana sosial adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Terutama, masyarakat yang harus terdampak pekerjaannya akibat pandemi, seperti korban PHK atau pengusaha yang bangkrut.
"BLT ini sebenarnya bagus untuk era sekarang. Karena, masyarakat menggunakan dana langsung untuk mereka bisa berusaha paling tidak. Sehingga, ada potensi perputaran uang juga," kata Anis.
Ditambah lagi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. BLT, lanjutnya, juga menjadi salah satu sumber dana penting untuk digunakan masyarakat agar mampu membangun kembali usahanya.
"Syukur-syukur, ekonomi juga bisa berputar kembali, lapangan kerja kembali dibuka, serta daya beli bisa kembali," jelas Anis.
"Kartu prakerja yang sekarang menjadi program mungkin bisa digeser oleh pemerintah menjadi BLT, sehingga masyarakat bisa punya wadah membuka usaha baru dan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang ke depannya akan merawat daya beli masyarakat," tambahnya.
Menurut Anis, persoalan ketidakmerataan pembagian bansos serta BLT ini diketahui karena adanya kesulitan dalam menghimpun data. Selain itu, pemerintah belum memiliki alat atau teknologi yang bisa memeriksa serta memastikan apakah kebijakan berjalan lancar atau kurang bisa terwujud dengan maksimal.
"Semoga BLT dan bantuan sosial bisa lebih tersasar secara merata sehingga bisa dilihat siapa yang benar-benar membutuhkan," tutupnya.
Perbaikan Birokrasi Mulai Buahkan Hasil
Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan, seiring berjalannya waktu, pemerintah melakukan berbagai upaya pemulihan ekonomi lewat berbagai kebijakan dan program. Selain itu, birokrasi yang berbelit saat ini sudah mulai bekerja efektif.
Hasilnya kata dia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga mengalami perbaikan. "Di Q3 ini mengalami pertumbuhan dibandingkan Q2, tumbuh positif, ini kabar baik," ungkap Yustinus.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami titik balik dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Sebab, meski masih mengalami kontraksi, namun telah melewati fase terendahnya.
"Kita melihat saat ini kita mengalami titik balik," kata Yustinus.
Yustinus mengaku diawal virus corona ini menyebar di Indonesia, pemerintah tidak siap. Hal yang sama juga dialami berbagai negara di dunia.
Diharapkan akselerasi kinerja pemerintah akan terus membaik sehingga akan menjadi prakondisi bagi pergerakan ekonomi di tahun 2021.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaDidapati dana Rp10 miliar hanya Rp2 miliar yang dibelanjakan untuk manfaat rakyat.
Baca SelengkapnyaMinimnya realisasi belanja ini berdampak pada peredaran uang di kabupaten/kota dan menunjukkan daya beli masyarakat yang rendah.
Baca SelengkapnyaAHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius
Baca SelengkapnyaAnggaran belanja pemerintah dinilai belum berkualitas.
Baca SelengkapnyaSaat menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memotong TKD ASN DKI Jakarta sebesar 25 persen.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, saat ini, sangat sulit untuk mengumpulkan penerimaan negara
Baca SelengkapnyaAnggaran 4 persen yang tidak terserap juga bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah uang kuliah bagi sebagian mahasiswa
Baca SelengkapnyaPanja Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI menyampaikan lima kesimpulan terkait masalah anggaran pendidikan
Baca SelengkapnyaAkan adanya kenaikan tunjangan kinerja atau tukin bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Baca SelengkapnyaKomisi I DPR dari fraksi PDIP Utut Adianto mengatakan Presiden Jokowi lebih mendengar relawan Projo dibandingkan Gubernur Lemhannas
Baca Selengkapnya