Kritik Menko Rizal soal proyek listrik 35.000 MW perlu diperhatikan

Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menganggap sikap Menteri Koordinator bidang Maritim Rizal Ramli kurang tepat saat bersitegang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Di balik kejadian itu, pemerintah dirasa perlu memberikan perhatian terkait kritik Rizal Ramli atas mega proyek listrik 35.000 Mega Watt (MW).
"Jadi memang kritikan Rizal Ramli menurut saya sebagai Menko, walaupun dia overlap ke Menko yang lain misalnya, itu patut dicatat oleh pemerintah misalnya terkait kebijakan pembangkit listrik 35.000 MW," ujar Koordinator Divisi Research ICW Firdaus Ilyas di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (20/8).
Menurutnya, pemerintah harus mengingat paket program percepatan listrik (fast track programme/FTP) 10.000 MW tahap I dan II yang tak terealisasi di era kepemimpinan SBY. Karena spesifikasi infrastruktur dalam paket 10.000 MW tersebut bermasalah dan menjadikan proyek listrik itu gagal.
"Penyebabnya, waktu 10.000 MW pertama itu kan bedol desa dari China dibawa ke sini semua," jelasnya.
Firdaus menilai, pemerintah perlu mencermati dengan benar desain proyek listrik 35.000 MW. Mulai dari pendanaan hingga suplai energi primernya.
"Jangan karena mau ngejar rasio elektrifikasi 80 persen menjadi 90 persen, tapi dengan produk 'abal-abal'. Kan Jokowi targetnya tidak hanya mengejar fisik, tapi juga kualitas. Monumen tapi barang rongsokan apa gunanya," tutup Firdaus.
Sebelumnya, Rizal Ramli mengkritisi proyek listrik gagasan pemerintah yang dinilai tidak realistis jika dicapai dalam waktu lima tahun. Mengingat saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak stabil.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya