Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kualitas BBM Indonesia Terendah di Antara Negara Asia Tenggara

Kualitas BBM Indonesia Terendah di Antara Negara Asia Tenggara SPBU Abdul Muis. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, persoalan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang tidak berkualitas disebabkan dari masih terlalu banyaknya produk BBM di pasar dengan angka Research Octane Number (RON) atau Cetane Number (CN) sangat rendah. Yang mana ini tidak sesuai dengan standar EURO.

"Tetangga kita Myanmar, hanya ada 3 produk BBM dengan RON terendah 91, Vietnam hanya 2 produk BBM dengan RON terendah 92. Sedangkan di Indonesia, kita ada 6 produk dengan RON terendah 88 yakni Premium. Selain terlalu banyak, standar RON juga tidak sesuai standar EURO 4 minimal RON 91, kita masih sangat jauh tertinggal," kata Fabby di Jakarta, Jumat (5/3).

Dia mengungkapkan, varian produk yang banyak juga memunculkan variasi harga yang signifikan. Sehingga tanpa edukasi yang tepat dan berkelanjutan, masyarakat akan lebih memilih produk dengan harga yang paling murah.

Orang lain juga bertanya?

"Masyarakat saat ini hanya melihat 'harga saat ini', harga yang saya keluarkan untuk beli BBM. Padahal masyarakat perlu melihat menggunakan BBM yang sesuai spesifikasi mesin, dapat mengefektifkan kerja mesin sehingga menjadi lebih hemat. Belum lagi, mesin akan terawat dan terhindar dari kerusakan yang akhirnya menjadi biaya atau harga yang mungkin lebih mahal di kemudian hari," tambahnya.

Manfaat lain menggunakan BBM berkualitas adalah ramah lingkungan. Masih mengacu pada standar EURO 4 yang berlaku, BBM ramah lingkungan adalah BBM yang memiliki kandungan sulfur maksimal sebesar 50 parts per million (ppm) dalam emisi gas buangnya.

Direktur Pengendalian dan Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, Dasrul Chaniago mengungkapkan, kualitas BBM ini sangat berpengaruh terhadap kualitas udara di kota-kota besar di Indonesia.

"Sekitar 70-75 persen sumber pencemaran udara di kota besar, kita ambil Jakarta, bersumber dari sektor transportasi, yakni dari emisi gas buang yang dihasilkan. Coba kita mundur kembali pada awal pandemi Covid-19, terlihat kualitas udara Jakarta membaik, langitnya biru, itu disebabkan oleh berkurangnya mobilitas masyarakat yang menggunakan kendaraan," kata Dasrul.

Kandungan Sulfur BBM Belum Penuhi Standar Euro 4

Sama seperti RON, kandungan sulfur BBM yang ada di Indonesia saat ini masih belum memenuhi standar EURO 4, hanya Pertamax Turbo (RON 98) yang setara standar tersebut. Produk seperti Premium dengan kualitas terendah lanjut Dasrul, mungkin hanya memenuhi standar EURO 2 dengan kandungan sulfur berada di 500 ppm.

"Lagi-lagi, kita tertinggal dari negara tetangga. Filipina, Vietnam, dan Thailand sudah menggunakan produk setara EURO 4, bahkan Thailand di tahun 2023 akan mulai mengarah ke EURO 5. Di Asia Tenggara Singapura sudah paling maju sejak tahun 2017 sudah sesuai dengan standar EURO 6, sama seperti negara-negara maju di Eropa. Indonesia, sejak tahun 2000 masih berkutat rata-rata di EURO 2," jelasnya.

Dasrul juga mendukung sinergi antara pemerintah, instansi, dan Pertamina sebagai BUMN untuk mendorong penggunaan BBM berkualitas yang ramah lingkungan. Menurutnya, edukasi harus dilakukan berkelanjutan sekaligus memastikan ketersediaan produk dan kekuatan ekonomi masyarakat agar produk BBM berkualitas yang ramah lingkungan ini dapat diakses seluruh lapisan masyarakat.

"Kita harus mulai beralih, melakukan lompatan besar untuk menggunakan BBM berkualitas, butuh waktu, tapi harus dimulai. Harus mulai juga kita pikirkan 'biaya' besar yang harus dibayar, misalkan penyakit ISPA karena kualitas udara yang buruk, biaya perawatan mesin itu semua harus dipikirkan. Saya rasa jika berkomitmen, bersama-sama kita bisa melakukan ini sekaligus berkontribusi terhadap cita-cita Indonesia dalam Paris Protocol di tahun 2015, yakni mengurangi emisi karbon hingga 29 persen pada tahun 2030," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Putut Andriatno membeberkan, bahwa Pertamina saat ini terus mengedukasi penggunaan BBM berkualitas kepada masyarakat dan turut berkontribusi untuk mengurangi pencemaran udara melalui Program Langit Biru (PLB).

"Jadi, PLB ini adalah edukasi melalui promosi, penawaran Pertalite dengan harga khusus bagi segmen tertentu. Harapannya, pengguna Premium akan merasakan sendiri dan mendapatkan pengalaman langsung manfaat menggunakan BBM berkualitas sehingga menumbuhkan kesadaran di masyarakat untuk beralih," tukasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Indonesia Masih Kalah dengan India Dalam Pemakaian BBM Rendah Sulfur
Ternyata Indonesia Masih Kalah dengan India Dalam Pemakaian BBM Rendah Sulfur

Pemerintah India dinilai lebih siap dan serius dalam penanganan kualitas udara.

Baca Selengkapnya
Upaya Pemerintah Kurangi Polusi di Jakarta dengan Meningkatkan Produksi BBM Rendah Sulfur
Upaya Pemerintah Kurangi Polusi di Jakarta dengan Meningkatkan Produksi BBM Rendah Sulfur

Pemerintah dorong produksi BBM rendah sulfur untuk kurangi polusi di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bakal Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Pertalite dan Pertamax Dihapus?
Pemerintah Bakal Luncurkan BBM Rendah Sulfur, Pertalite dan Pertamax Dihapus?

Asap knalpot kendaraan selama ini ternyata penyumbang polusi paling tinggi di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Pertamina Dinilai Siap Salurkan BBM Rendah Sulfur, Kilang Balongan Produksi 900.000 Barel per Bulan
Pertamina Dinilai Siap Salurkan BBM Rendah Sulfur, Kilang Balongan Produksi 900.000 Barel per Bulan

BBM rendah sulfur yang selama ini diproduksi Pertamina, seperti Pertamax Turbo dan Pertamina Dex mengandung BBM rendah sulfur dengan 50 ppm.

Baca Selengkapnya
Dampak Penggunaan BBM Berkualitas Buruk pada Kendaraan, Ini Kerusakan Mesin yang Perlu Diketahui
Dampak Penggunaan BBM Berkualitas Buruk pada Kendaraan, Ini Kerusakan Mesin yang Perlu Diketahui

Berikut adalah beberapa dampak yang perlu dipahami dari penggunaan BBM kualitas rendah pada mobil

Baca Selengkapnya
Pemerintah Diminta Segera Berlakukan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi Udara di Jakarta
Pemerintah Diminta Segera Berlakukan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi Udara di Jakarta

Kementerian ESDM sebenarnya telah menetapkan kewajiban penyediaan BBM rendah sulfur sejak Oktober 2018.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Punya BBM Jenis Baru Lebih Ramah Lingkungan, Setara Euro 5
Indonesia Bakal Punya BBM Jenis Baru Lebih Ramah Lingkungan, Setara Euro 5

Saat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan konten sulfur dari BBM yang ada di pasaran.

Baca Selengkapnya
Penyaluran Pertalite Dibatasi, Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi
Penyaluran Pertalite Dibatasi, Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi

Rencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.

Baca Selengkapnya
BBM Ramah Lingkungan Bakal Diluncurkan, Luhut: Bisa Hemat Anggaran hingga Rp30 Triliun
BBM Ramah Lingkungan Bakal Diluncurkan, Luhut: Bisa Hemat Anggaran hingga Rp30 Triliun

Pemerintah terus berupaya menciptakan produk alternatif BBM yang lebih ramah lingkungan, semisal bahan campuran untuk bahan bakar nabati (BBN).

Baca Selengkapnya
Gawat, BBM Indonesia Terkotor di Asia Tenggara dan Picu Polusi Udara yang Berdampak Bahaya
Gawat, BBM Indonesia Terkotor di Asia Tenggara dan Picu Polusi Udara yang Berdampak Bahaya

Dampaknya sangat terasa di wilayah seperti DKI Jakarta, yang mengalami peningkatan polusi udara secara signifikan.

Baca Selengkapnya
Banyak Kendaraan Dinas Masih Pakai BBM Bersubsidi
Banyak Kendaraan Dinas Masih Pakai BBM Bersubsidi

Uji emisi dilakukan untuk mendukung upaya menekan polusi udara.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Penyebab Parahnya Polusi di Jakarta
Terungkap, Ini Penyebab Parahnya Polusi di Jakarta

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenko Marves dan sejumlah pihak, kualitas udara di Jakarta sangat buruk pada 2019. Namun kemudian membaik saat pandemi.

Baca Selengkapnya