Kuartal 1-2021, Laba Bukit Asam Tergerus 44 Persen Dipicu Tingginya Curah Hujan
Merdeka.com - PT Bukit Asam Tbk (Persero) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 44,58 persen menjadi Rp500,51 miliar pada triwulan I-2021 dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp903,25 miliar.
Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, penurunan laba bersih tersebut akibat curah hujan tinggi di kawasan tambang sehingga menghambat aktivitas pertambangan.
"Pendapatan dan laba menurun karena tidak tercapainya kinerja operasional akibat kondisi hujan cukup tinggi di daerah Tanjung Enim dan sekitarnya," kata Suryo dikutip dari Antara, Jumat (30/4).
-
Bagaimana curah hujan mempengaruhi letusan gunung? Jika kubah lava cukup tinggi maka hal tersebut akan mempengaruhi kestabilan pada lereng gunung seperti yang terjadi pada kasus Gunung Semeru. Gunung semeru sebelumnya pernah terjadi erupsi beberapa bulan lalu, dan salah satu penyebabnya adalah curah hujan dan volume kubah lava.
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Apa dampak kemarau di Jateng? Kondisi musim kemarau yang panjang membuat warga dilanda krisis air bersih.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
-
Mengapa Waduk Jatiluhur menyusut? Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air. Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
Selama kuartal I 2021, Bukit Asam juga mencatatkan volume produksi batu bara 4,5 juta ton. Volume produksi itu lebih kecil ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 5,5 juta ton.
Sementara itu, volume penjualan batu bara perseroan dalam periode yang sama tercatat mencapai 5,9 juta ton atau turun 13,23 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 6,8 juta ton.
"Curah hujan tinggi memberatkan operasional tambang karena pasca hujan ada momen slippery, yaitu jeda waktu tunggu 2-4 jam," kata Suryo.
Optimistis Kuartal II
Dia optimistis Bukit Asam bisa menorehkan kinerja yang positif pada kuartal II-2021 karena musim kemarau mulai tiba, sehingga perseroan bisa memaksimalkan aktivitas pertambangan batu bara.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode saham PTBA itu membukukan pendapatan sebesar Rp3,99 triliun pada triwulan I-2021.
Perolehan pendapatan tersebut turun 22 persen dibandingkan dengan perolehan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp5,12 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara bakal berkurang suplai air bersihnya
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau seperti saat ini Waduk Jatiluhur surut hingga 10 meter.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaTeknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Selatan yang dilakukan sejak 8 Agustus 2023 berjalan tak optimal.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah penjelasan lengkap BMKG tentang cuaca hujan belum mereta di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDalam video juga menunjukkan situasi pasar ketika hujan berlangsung. Angin kencang menghantam tenda-tenda pedagang dan barang dagangan.
Baca SelengkapnyaFenomena el nino membuat produksi beras nasional turun 2,05 persen.
Baca SelengkapnyaDebit air sungai Ciliwung di Bendung Katulampa mengalami penyusutan dengan tinggi muka air (TMA) hanya nol centimeter
Baca SelengkapnyaDinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat penurunan muka tanah atau land subsidence di pesisir Kota Semarang berkisar 7-13 cm per tahun.
Baca SelengkapnyaBrasil mengalami kekeringan terburuk dalam tujuh dekade terakhir.
Baca Selengkapnya