Kuartal I 2017, laba bersih Pertamina turun ke Rp 10,1 T
Merdeka.com - PT Pertamina mencatat laba bersih pada kuartal I-2017 sebesar USD 760 juta atau setara Rp Rp 10,1 triliun (USD 1 = Rp 13.320). Angka ini turun 25 persen dibandingkan kuartal I-2016 yang mencapai USD 1,01 miliar.
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik menyatakan, penurunan laba bersih perseroan pada kuartal I-2017 disebabkan karena kenaikan harga minyak pada kuartal I-2017.
"Karena naiknya crude membuat laba bersih turun 25 persen," katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (24/3).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Bagaimana Pertamina mencapai efisiensi biaya? Sepanjang tahun 2023 sebanyak 301 program Cost Optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.
Sementara itu, pendapatan Pertamina sepanjang kuartal I-2017 sebesar USD 10,15 miliar, naik sekitar 19 persen dari USD 8,55 miliar. Kenaikan pendapatan karena harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) naik.
"Kuartal I-2016 harga minyak mentah itu USD 30,2 per barel, di kuartal I tahun ini peningkatannya cukup signifikan menjadi USD 51 per barel, kenaikannya hampir 69 persen," jelasnya.
Sementara itu, EBITDA tercatat menurun dari USD 2,18 miliar menjadi USD 1,89 miliar. Lantaran kenaikan kontribusi hulu terhadap EBITDA, seiring naiknya harga minyak.
Kemudian untuk realisasi belanja modal atau capex kuartal I-2017 naik menjadi USD 1,11 miliar dari USD 0,36 miliar kuartal I-2016. "Ini karena sebagian investasi yang kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya direalisasikan pada kuartal I 2017."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina tetap mempertahankan performa keuangan meskipun menghadapi dinamika pasar.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaDalam periode ini memungkinkan ada ruang melakukan penurunan harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaPer 1 November, harga BBM Pertamina mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaPajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia saat ini tengah melambung akibat ketegangan geopolitik dunia
Baca Selengkapnya