Kuartal I-2022, Neraca Transaksi Berjalan RI Surplus USD0,2 Miliar
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, neraca transaksi berjalan Indonesia di kuartal I-2022 mengalami surplus sebesar USD0,2 miliar atau 0,1 persen PDB. Ini dipicu tingginya harga ekspor komoditas global seperti batubara dan minyak sawit mentah (CPO).
Tingginya harga komoditas ekspor tersebut menopang neraca perdagangan Indonesia di sektor nonmigas yang pada akhirnya berimbas positif bagi neraca transaksi berjalan, meskipun Indonesia masih mencatat defisit pada neraca perdagangan migas.
"Meskipun lebih rendah dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD1,5 miliar atau 0,5 persen dari PDB," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam publikasi Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal I-2022 di Jakarta, Jumat (20/5).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang dimaksud dengan Bursa Karbon Indonesia? 'Bursa karbon adalah sistem perdagangan karbon atau carbon trading atau jual beli kredit karbon yang dimana penyelenggara bursa tersebut adalah BEI melalui indeks IDXCarbon,' katanya.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Dimana bursa karbon di Indonesia? Presiden Joko Widodo baru-baru ini meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Adapun defisit pada neraca perdagangan migas terjadi karena kenaikan harga minyak dunia. Sementara itu dalam komponen lainnya di neraca transaksi berjalan adalah neraca jasa yang mengalami peningkatan defisit.
Hal itu sejalan dengan dengan perbaikan aktivitas ekonomi yang terus berlanjut dan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan nasional ke luar negeri pasca-pelonggaran kebijakan pembatasan perjalanan antarnegara dan penyelenggaraan ibadah umrah yang kembali dibuka.
Di sisi lain neraca pendapatan primer membaik meskipun masih terjadi defisit. Perbaikan defisit pendapatan primer turut mempengaruhi berlanjutnya surplus transaksi berjalan.
Pada kuartal I-2022 ini, meskipun Indonesia mencatat transaksi berjalan surplus, neraca transaksi modal dan finansial Tanah Air masih defisit USD1,7 miliar. Oleh karena itu, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2022 mengalami defisit USD1,8 miliar.
Dengan berbagai perkembangan tersebut, Erwin mengatakan BI akan terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Bank sentral juga akan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Neraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia per Juli 2024 turun sebesar USD470 juta menjadi USD1,92 miliar dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD2,39 miliar.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD3,48 miliar pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaSurplus neraca perdagangan bulan Agustus 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaNPI pada triwulan I 2024 mencatat defisit USD6,0 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tercatat tetap tinggi sebesar USD140,4 miliar.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca Selengkapnya