Kuartal I-2022, Pendapatan Negara Capai Rp484,83 Triliun
Merdeka.com - Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Hadiyanto mencatat, realisasi pendapatan negara hingga kuartal I-2022 mencapai Rp484,83 triliun atau 26,3 persen dari pagu anggaran 2022, meningkat dari periode yang sama di 2021 mencapai Rp373,37 triliun.
Pendapatan ini bersumber dari perpajakan sebesar Rp385,63 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp99,09 triliun.
"Pendapatan kuartal I-2022 tumbuh lebih baik dibandingkan kuartal I-2021," kata Hadiyanto dalam Pembukaan Rakornas Pelaksanaan Anggaran Tahun 2022, Jakarta, Selasa (12/4).
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana Jasa Raharja meningkatkan pendapatannya di tahun 2022? Di sisi pendapatan, Jasa Raharja berhasil menorehkan kinerja positif dengan catatan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,94 persen yakni Rp5,9 triliun pada tahun 2021, menjadi Rp6,4 triliun di tahun 2022.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
Sementara itu realisasi belanja negara telah mencapai 18,1 persen. Terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 151,49 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp 162,68 triliun. Sedangkan penyerapan TKDD sebesar 176,46 triliun.
"Realisasi belanja kuartal I 18,1 persen dan penyerapan TKDD sebesar 22,9 persen dari target APBN," imbuhnya.
Hadiyanto mengatakan pemerintah akan terus menjaga dan meningkatkan kinerja penggunaan APBN yang merata di setiap kuartalnya. Sehingga bisa mengungkit dan lebih efektif untuk perekonomian nasional.
Untuk itu dia meminta para kementerian/lembaga segera membuka blokir alokasi anggaran. Agar belanja-belanja strategis bisa segera terealisasi dan dilaksanakan segera.
"Agar membawa kemanfaatan lebih awal. Pembelanjaan kontrak ini harus didorong untuk mencegak eagle belanja," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja negara tumbuh sebesar 10,9 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaReliasasi belanja negara sebesar Rp184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu tahun 2024 yakni Rp3.325, 1 triliun.
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca Selengkapnya