Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kuartal I/2015, laba Indofood turun 37,3 persen

Kuartal I/2015, laba Indofood turun 37,3 persen Indofood. indofood.com

Merdeka.com - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat laba dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I tahun ini turun 37,3 persen menjadi Rp 870,1 miliar dari Rp 1,39 triliun. Marjin laba bersih turun menjadi 5,8 persen dari 9,2 persen.

Direktur Utama dan CEO Indofood CBP Sukses Makmur Anthoni Salim mengatakan penurunan laba bersih tersebut diakibatkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah.

"Memasuki 2015, kondisi makro ekonomi domestik masih kurang kondusif. Belum lagi kondisi pasar yang penuh tantangan dan nilai tukar rupiah yang masih terus terdepresiasi membuat perusahaan mengalami penurunan kinerja," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (30/4).

Penurunan laba bersih tersebut juga terlihat dari penjualan bersih perusahaan yang hampir sama dengan tahun sebelumnya di kisaran Rp 15,02 triliun, yang dikontribusikan dari kelompok usaha startegis produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi. Dengan masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52 persen, 25 persen, 15 persen dan 8 persen terhadap penjualan bersih perusahaan.

Meski laba bersih mengalami penurunan, perusahaan sedikit lega dengan untungnya laba usaha tumbuh 9,5 persen menjadi Rp 1,75 triliun dari Rp 1,60 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 11,6 persen dari 10,6 persen.

Sementara untuk anak usaha, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membukukan kinerja keuangan kuartal I 2015 dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 14 persen menjadi Rp 796,8 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 698,7 miliar.

laba tersebut dikontrbusikan dari meningkatkanya divisi mi instan, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 68 persen, 16 persen, 6 persen, 2 persen, 2 persen dan 6 persen.

"Sehingga kami berhasil mencatatkan penjualan neto yang tumbuh 8,3 persen menjadi Rp 7,97 triliun dari Rp 7,36 triliun," jelas dia.

Alhasil, perusahaan juga berhasil mencatatkan laba usaha tumbuh 12,7 persen menjadi Rp 1,01 triliun dari Rp 896 miliarm dan marjin laba usaha naik menjadi 12,7 persen dari 12,2 persen. Sementara marjin laba bersih naik tipis menjadi 10 persen dari 9,5 persen, core profit tumbuh 10,6 persen menjadi Rp 781,5 miliar dari Rp 706,7 miliar.

"Meski kondisi pasar yang penuh tantangan, kami tetap yakin pada potensi jangka panjang, perusahaan mampu mempercepat pertumbuhan dan menyeimbangkan portofolio usaha," ungkapnya. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023
Pemerintah Tarik Utang Rp407 Triliun Sepanjang 2023

Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.

Baca Selengkapnya
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar

Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.

Baca Selengkapnya
Garuda Indonesia Rugi Rp1,15 Triliun Meski Penumpangnya Tembus 9 Juta
Garuda Indonesia Rugi Rp1,15 Triliun Meski Penumpangnya Tembus 9 Juta

PT Garuda Indonesia (Tbk) melaporkan kerugian sebesar USD76,38 juta pada Semester I– 2023.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024
Sri Mulyani: APBN Tekor Rp93,4 Triliun di Juli 2024

APBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar

Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.

Baca Selengkapnya
Unilever Indonesia Raup Untung Rp2,8 Triliun di Semester I-2023, Ini Faktor Penyumbangnya
Unilever Indonesia Raup Untung Rp2,8 Triliun di Semester I-2023, Ini Faktor Penyumbangnya

Inflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen. Ini berdampak pada keuangan Unilever Indonesia.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Kinerja Ekspor Indonesia Anjlok 10,43 Persen di Oktober 2023
Data BPS: Kinerja Ekspor Indonesia Anjlok 10,43 Persen di Oktober 2023

Realisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.

Baca Selengkapnya
Nilai Impor Indonesia Anjok di Agustus 2024
Nilai Impor Indonesia Anjok di Agustus 2024

Impor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,

Baca Selengkapnya
BPS: Ekonomi Indonesia Mei 2024, Deflasi 0,03 Persen
BPS: Ekonomi Indonesia Mei 2024, Deflasi 0,03 Persen

Komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, ayam, dan ikan.

Baca Selengkapnya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya

BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.

Baca Selengkapnya
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu
Harga Komoditas Anjlok, Ekspor 2023 Diperkirakan Tak Setinggi Tahun Lalu

Tren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Impor Indonesia Tembus USD 16,06 Miliar pada April 2024
Data BPS: Impor Indonesia Tembus USD 16,06 Miliar pada April 2024

Angka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya