Kuartal I/2015, laba Indofood turun 37,3 persen
Merdeka.com - PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat laba dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal I tahun ini turun 37,3 persen menjadi Rp 870,1 miliar dari Rp 1,39 triliun. Marjin laba bersih turun menjadi 5,8 persen dari 9,2 persen.
Direktur Utama dan CEO Indofood CBP Sukses Makmur Anthoni Salim mengatakan penurunan laba bersih tersebut diakibatkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
"Memasuki 2015, kondisi makro ekonomi domestik masih kurang kondusif. Belum lagi kondisi pasar yang penuh tantangan dan nilai tukar rupiah yang masih terus terdepresiasi membuat perusahaan mengalami penurunan kinerja," ujarnya dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (30/4).
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Apa nama mata uang Indonesia? Rupiah merupakan nama mata uang Indonesia yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
Penurunan laba bersih tersebut juga terlihat dari penjualan bersih perusahaan yang hampir sama dengan tahun sebelumnya di kisaran Rp 15,02 triliun, yang dikontribusikan dari kelompok usaha startegis produk konsumen bermerek, bogasari, agribisnis dan distribusi. Dengan masing-masing memberikan kontribusi sekitar 52 persen, 25 persen, 15 persen dan 8 persen terhadap penjualan bersih perusahaan.
Meski laba bersih mengalami penurunan, perusahaan sedikit lega dengan untungnya laba usaha tumbuh 9,5 persen menjadi Rp 1,75 triliun dari Rp 1,60 triliun, dan marjin laba usaha meningkat menjadi 11,6 persen dari 10,6 persen.
Sementara untuk anak usaha, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk membukukan kinerja keuangan kuartal I 2015 dengan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 14 persen menjadi Rp 796,8 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 698,7 miliar.laba tersebut dikontrbusikan dari meningkatkanya divisi mi instan, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus dan minuman, masing-masing memberikan kontribusi sebesar 68 persen, 16 persen, 6 persen, 2 persen, 2 persen dan 6 persen.
"Sehingga kami berhasil mencatatkan penjualan neto yang tumbuh 8,3 persen menjadi Rp 7,97 triliun dari Rp 7,36 triliun," jelas dia.
Alhasil, perusahaan juga berhasil mencatatkan laba usaha tumbuh 12,7 persen menjadi Rp 1,01 triliun dari Rp 896 miliarm dan marjin laba usaha naik menjadi 12,7 persen dari 12,2 persen. Sementara marjin laba bersih naik tipis menjadi 10 persen dari 9,5 persen, core profit tumbuh 10,6 persen menjadi Rp 781,5 miliar dari Rp 706,7 miliar.
"Meski kondisi pasar yang penuh tantangan, kami tetap yakin pada potensi jangka panjang, perusahaan mampu mempercepat pertumbuhan dan menyeimbangkan portofolio usaha," ungkapnya. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPT Garuda Indonesia (Tbk) melaporkan kerugian sebesar USD76,38 juta pada Semester I– 2023.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaInflasi dan biaya hidup berdampak signifikan terhadap kebiasaan belanja konsumen. Ini berdampak pada keuangan Unilever Indonesia.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaKomoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, ayam, dan ikan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaTren harga sejumlah komoditas di pasar internasional mengalami kemerosotan.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnya