Kuartal III-2015, laba bersih Pertamina turun 47 persen
Merdeka.com - PT Pertamina Persero meraup laba bersih sebesar USD 914 juta pada kuartal ketiga tahun ini. Menurun 47,07 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar USD 1,73 miliar.
Adapun pendapatan turun menjadi USD 10,21 miliar dari sebelumnyaUSD 18,44 miliar.
"Jadi kalau saya bilang pendapatannya turun sekitar 42 persen, EBITDA (laba sebelum pajak dan amortisasi) hanya turun 25 persen menjadi USD 1,23 miliar dari USD 1,66 miliar," kata Direktur Keuangan Pertamina Arif Budiman di kantornya, Jakarta, Kamis (22/10)
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Bagaimana Pertamina membeli dolar? 'Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini.'
Dia menjelaskan, penurunan laba disebabkan oleh beberapa faktor eksternal. Diantaranya, depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan beban bunga.
Depresiasi nilai tukar, menurut Arif, memaksa pihaknya untuk mengubah Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). Sebab, RKAP sebelumnya, Pertamina mengasumsikan kurs rupiah hanya sebesar Rp 12.500 per USD, jauh di bawah realisasinya rata-rata berkisar Rp 13.500 per USD sepanjang Januari-September.
"Harga minyak turun jauh. Di RKAP USD 60 per barel, realisasi USD 50 per barel."
Direktur Pengolahan Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan pihaknya tengah menjajaki kerja sama pasokan minyak mentah dengan tujuh kontraktor. Ini bertujuan untuk mengurangi impor minyak dari luar negeri.
"Jadi ada sekitar 6-7 KKKS yang sedang dilobi," katanya dalam kesempatan sama.
Namun ketika ditanya lebih lanjut, Hardadi enggan menyampaikan identitas tujuh kontraktor migas tersebut. Namun, dia memastikan dua kontraktor bakal memasok minyak mentah dalam jumlah besar.
"Sekitar 120 ribu barel per hari," ungkapnya "Mudah-mudahan Desember sudah masuk tambahannya." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaVolume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca Selengkapnya