Kuartal III 2017, Pertamina raup laba Rp 26,8 T turun 27 persen
Merdeka.com - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Elia Massa Manik, mengatakan Pertamina meraup laba sebesar USD 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun per kuartal III 2017. Laba kuartal ini turun 27 persen dibanding USD 2,83 miliar periode sama tahun lalu.
Massa menjelaskan, kinerja laba ditopang oleh pendapatan Pertamina yang naik 18 persen, yakni dari USD 26,62 miliar menjadi USD 31,38 miliar. "Berbagai peningkatan kinerja operasi dan efisiensi sehingga Pertamina masih mampu mencatat laba. Pertamina juga secara maksimal melakukan langkah-langkah penghematan dari pengadaan di sektor hulu dan hilir tanpa mengganggu operasional dan tidak mengurangi kualitas," kata Massa, dalam sebuah acara konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/11).
Selain itu, Massa menegaskan kebijakan BBM satu harga yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo tidak membuat Pertamina merugi. "Pertamina masih tetap bisa mencatatkan laba, ditengah penugasan dalam penyediaan BBM bagi masyarakat di seluruh lndonesia, dengan harga sesuai ketetapan pemerintah," ujarnya.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Bagaimana Pertamina mendorong pertumbuhan ekonomi? 'Karena inilah kekuatan Indonesia,'ujar Nicke.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
Penurunan laba terjadi justru seiring peningkatan harga minyak mentah (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar 29 persen secara rata-rata selama 9 bulan di 2017 dibanding periode yang sama di 2016. Dia menjelaskan, jika harga BBM disesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia, maka seharusnya pendapatan Pertamina bisa mencapai USD 32,8 miliar dan nett income USD 3,05 miliar.
"Selisih pendapatan tersebut telah dikembalikan sebagai kontribusi Pertamina kepada masyarakat, untuk menutup selisih harga jual BBM sebesar USD 1,42 miliar (sekitar Rp 19 triliun), belum termasuk kontribusi dalam bentuk PPN dan PBBKB," jelasnya.
"Sesungguhnya nilai tersebut sangat dibutuhkan Pertamina untuk investasi di sektor hulu, kilang dan proyek-proyek strategis lainya."
Kinerja keuangan Pertamina, lanjutnya, juga disokong oleh produksi minyak sepanjang Januari-September 2017 mencapai 342.000 barel per hari (MBOPD) atau tumbuh 11 persen dibandingkan periode sama 2016 sebesar 309 MBOPD.
Sedangkan, produksi gas tumbuh 4 persen dari 1.953 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada periode Januari-September 2016, menjadi 2.030 MMSCFD pada periode yang sama 2017. Sehingga total produksi minyak dan gas mengalami kenaikan 7 persen, dari 646.000 barel setara minyak per hari (MBOEPD) menjadi 693.000 MBOEPD.
Sementara itu, kinerja panas bumi mengalami pertumbuhan cukup signifikan yakni 31 persen dari 2.233 Giga Watt Hour (GWh) pada sembilan bulan pertama 2016 menjadi 2.932 pada periode sama 2017.
"Peningkatan produksi geothermal Pertamina menunjukkan komitmen tinggi perusahaan terhadap pengembangan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, serta mendorong peningkatan rasio elektrifikasi dari panas bumi dengan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tanaga panas Bumi yang saat ini mencapai 587 MW."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaPertamina tetap mempertahankan performa keuangan meskipun menghadapi dinamika pasar.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaWaktu bersamaan, Medco meraup pendapatan USD 1,11 miliar di semester I-2023.
Baca SelengkapnyaKinerja operasi PGN mencatatkan kinerja volume penjualan niaga gas bumi 854 BBTUD, 57 BBTUD niaga LNG.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.
Baca Selengkapnya