Kuliner asal Bandung jajaki pasar Malaysia
Merdeka.com - Perusahaan kuliner ternama Indonesia asal Bandung, PT Cita Rasa Prima Indonesia Berjaya, menjajaki pasar di negeri jiran untuk membuka cabang di Kuala Lumpur, Malaysia.
Founder Cita Rasa Prima, Hendra Noviyanto mengatakan hal ini membuktikan bahwa produk lokal (local brand) Indonesia bisa menjajaki pasar internasional.
"Pertama kami memilih Malaysia karena secara budaya mirip. Secara lidah dan rasa juga mirip," kata Hendra seperti dikutip Antara, Rabu (8/11).
-
Di mana tempat usaha makanan yang populer? Awalnya, usaha ini hanya menyediakan berbagai jenis minuman kopi saja. Seiring berjalannya waktu, kedai kopi banyak menyajikan makanan hingga suasana yang unik dan estetik.
-
Dimana jajanan kekinian dijual? Jajan-jajan itu dijual mulai di pinggir jalan sampai di sebuah restoran yang mewah.
-
Siapa yang tertarik membuka usaha makanan? Banyak di antaranya, menu yang tersaji cukup unik dan menarik. Usaha ini tepat menjadi pilihan bagi Anda yang cukup pemula.
-
Dimana restoran itu berada? Kisah tersebut diungkap oleh putra dari pemilik Restoran Saung Injuk yang berlokasi di Jalan Raya Keadilan, Rangkapan Jaya, Depok.
-
Kenapa bisnis kuliner prospektif? Peluang menjanjikan dengan pertumbuhan industri kuliner 10,79% hingga 2025!
-
Dimana tempat kuliner kekinian Jakarta? Di Jakarta, ada beberapa tempat kuliner kekinian yang dapat Anda coba untuk menghabiskan hari.
Saat ini pihaknya tengah memilih mitra untuk membuka cabang di Malaysia. Nantinya, konsep yang akan diusung adalah kafe dengan harga yang murah.
"Kami tahu orang Malaysia banyak makan Indomie, kemudian orang Indonesia juga banyak tinggal di Kuala Lumpur. Kita ingin buktikan kalau Starbuck jualan kopi sedangkan kami jualan kopi dan Indomie," imbuhnya.
Cita Rasa Prima saat ini memiliki empat brands, yakni Nasi Goreng Rempah Mafia, Bakso Boedjangan, Warunk Upnormal (Indomie, roti bakar, susu segar, kopi gayo) dan Sambal Khas Karmila (ayam goreng dan ayam bakar rempah).
Di Malaysia, lanjut Hendra, pihaknya juga mengangkat biji kopi asli Indonesia seperti Gayo, Toraja dan Mandailing.
"Kami juga ada house blend punya kita sendiri. Kami juga sedang membuat kopi cold brew dengan nama Gatot Kaca. Namanya Indonesia banget. Jadi kami ingin mengangkat bahwa kopi Indonesia benar-benar bagus," jelasnya.
Sementara itu Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur, Rifah Arini menyambut baik rencana dari manajemen Warunk Upnormal untuk membuka cabang di Malaysia. Sejumlah kuliner asal Indonesia yang sudah masuk ke Malaysia di antaranya Dapur Desa, Kebab Turki Babarafi, Rumah Makan Padang Sederhana.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.
Baca SelengkapnyaPerusahaan ingin berkontribusi untuk mendorong produk dan produsen lokal untuk naik kelas dan go international.
Baca SelengkapnyaSetelah sukses dengan Rojo Sambel, kali ini Raffi turut mengembangkan usaha restoran Padang bernama Minang Bersaudara.
Baca SelengkapnyaKawasan Jalan Sultan Agung jadi salah satu spot kulineran yang menarik di Kota Bandung
Baca SelengkapnyaTiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.
Baca SelengkapnyaTernyata sudah sejak zaman Belanda, Bandung dikenal sebagai surganya kuliner.
Baca SelengkapnyaDalam operasinya, pabrik PepsiCo akan menerapkan prinsip berkelanjutan dengan menggunakan 100 persen sumber listrik terbarukan.
Baca SelengkapnyaEvent ini menjadi salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan dan mendukung pengembangan UMKM.
Baca SelengkapnyaTepat di 3 tahun 2 bulan, Puguh memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja.
Baca SelengkapnyaMemilih nama kedai lucu termasuk langkah penting dalam memulai bisnis.
Baca SelengkapnyaIis mengaku sangat terbantu atas keberadaan warung nasi kuning milik Jusuf Hamka ini. Karena dia cukup membayar Rp3.000.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.
Baca Selengkapnya