Kunjungi Jepang, Susi pesan radar canggih pendeteksi pencuri ikan
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berencana meminta bantuan Jepang dalam penyediaan radar canggih pendeteksi kapal pencuri ikan di laut Indonesia. Rencana tersebut merupakan salah satu agenda kunjungan kerjanya di Jepang dalam lima hari kedepan.
"Ada beberapa agenda yang akan dibicarakan. Kita akan minta bantuan radar canggih, supaya tangkap itu kapal-kapal pencuri ikan kita," ungkapnya di Komplek Kediaman Menteri, Widya Chandra, Jakarta, Kamis (6/4).
Menteri Susi mengatakan Indonesia masih membutuhkan alat canggih untuk menangkap kapal yang merugikan bangsa Indonesia. Sebab menurutnya, masih banyak kapal pencuri ikan yang lolos dari pengawasan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Apa yang ditemukan penyelam di Jepang? Dinamai Monumen Yonaguni, struktur berbentuk piramida ini ditemukan penyelam lokal, Kihachiro Aratake pada 1987.
-
Apa yang ditemukan oleh penyelam di laut? Para penyelam ini sedang berlatih di pantai lepas Kroasia. Mereka kemudian melihat sesuatu dari dasar laut dan tersandung bangkai kapal kuno.
-
Kenapa penyelam menunjukkan lokasi kepiting? Menariknya, Schnell menyadari bahwa gurita merespons saat dia menunjukkan lokasi kepiting tertentu kepada mereka.
-
Apa yang ditemukan nelayan Jepang? Para nelayan Jepang kaget menemukan bangkai ikan misterius di kedalaman Samudra Pasifik.
-
Apa yang ditemukan di perahu? Dalam perahu tersebut, ditemukan juga jenazah saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun.
"Di wilayah Timur itu saya tahu masih banyak yang mencuri. Banyak oknum kerjasama rugikan negara. Kita ingin berantas itu semua," ungkapnya.
Menteri Susi mengatakan penyediaan radar berteknologi tinggi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencegah kejadian seperti yang terjadi di Raja Ampat beberapa waktu lalu. Radar tersebut nantinya bisa melacak benda di laut dalam jarak 250 kilometer.
"Mau minta radar seperti yang sudah dipasang di Wakatobi, jadi model kapal yang kemarin di Raja Ampat bisa terdeksi kemana dari jarak 250 km. Bisa deteksi kapal masuk ke titik yang jadi konservasi," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono mengumumkan bahwa KKP akan membangun infrastruktur Ocean Big Data
Baca SelengkapnyaDua KIA berbendera Vietnam dengan nama KG 9324 TS dan 90520 TS akhirnya berhasil diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaKapal Ikan Asing tersebut disangkakan dengan dugaan penggaran Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPagar laut ini sebelumnya viral di media sosial. Pagar bambu itu menjadi sorotan karena panjangnya mencapai lebih dari 30 km dan pemiliknya tidak diketahui.
Baca SelengkapnyaPelanggaran yang dilakukan oleh kapal Indonesia ini berdampak langsung pada potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Baca SelengkapnyaPenggunaan Starlink saat ini masih diperuntukkan bagi kapal pengawas untuk melakukan komunikasi dan video.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai, langkah tegas dalam menjaga sumber daya kelautan mesti
Baca Selengkapnyadipasangkan pada kapal-kapal yang difokuskan untuk menjaga kawasan Selat Malaka, Laut Natuna Utara, dan Laut Sulawesi (Utara).
Baca SelengkapnyaSebelumnya, KPK berencana melakukan penyelidikan dugaan korupsi dalam penyelundupan 5 ton ore nikel dari Indonesia ke Tiongkok.
Baca SelengkapnyaPung menyebut kerugian akibat pencurian ikan atau illegal fishing mencapai Rp3,2 triliun.
Baca Selengkapnya