Kurangi Impor Minyak, Luhut Minta Cari Lapangan Migas Baru
Merdeka.com - Sektor minyak dan gas (migas) selama beberapa dekade terakhir jadi salah satu penyumbang pendapatan terbesar bagi Indonesia. Sayangnya, Indonesia setiap tahunnya terlalu banyak mengimpor hasil migas yang berdampak negatif terhadap defisit transaksi berjalan (current account deficit).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mencatat, negara mengeluarkan USD 20 miliar per tahun untuk impor minyak, dan USD 2,5 miliar untuk gas.
"Sementara Indonesia butuh 1,4 juta barrel minyak per hari. Sedangkan Indonesia hanya bisa memproduksi 700 ribu barrel minyak per hari. Artinya, kita hanya bisa memenuhi setengah kebutuhan dalam negeri," ungkap Luhut pada The 2nd IOG 2021, Senin (29/11).
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Apa kontribusi utama Pertamina untuk Indonesia? Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.
-
Kenapa kerugian negara dibebankan ke PT Timah? 'Sehingga kewajiban ini melekat ada di PT Timah,' ujar Febri di Jakarta, Kamis, (30/5).
-
Kenapa Minyak Inti Sawit digunakan di banyak industri? Meskipun industri kelapa sawit sering dikritik karena dampak lingkungannya, minyak inti sawit tetap menjadi komponen penting dalam berbagai aplikasi industri berkat sifat-sifatnya yang unik dan kegunaannya yang luas.
Padahal, Indonesia yang berada di lempeng tektonik semestinya punya banyak kekayaan energi dan mineral. Luhut menyatakan, lapangan migas potensial semestinya bisa ditemukan di banyak tempat.
"Pada hakikatnya, lapangan-lapangan yang telah ditemukan kemungkinan hanya sebagian kecil dari total potensi yang kita miliki. Karena itu, penemuan lapangan (migas) baru masih sangat memungkinkan," serunya.
Secara paralel, pemerintah hendak meningkatkan produksi lapangan migas melalui berbagai inisiatif. Sebagai contoh, melalui metode Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk memperpanjang usia produksi, terutama untuk lapangan lama.
Luhut menilai, metode EOR juga bisa dikombinasikan dengan teknologi Carbon Capture, Utilisation, and Storage (CCUS). Itu bisa mereduksi emisi karbon dioksida (COD) dan mendongkrak pemulihan lapangan minyak yang sudah habis.
"Meskipun begitu, kita perlu mempelajari lebih cermat penggunaan teknologi CCUS dan dampaknya untuk jangka panjang," ujar Luhut.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaInvestor makin kurang menaruh minat pada sektor minyak.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaPudji menerangkan, surplus tersebut ditopang oleh komoditas non migas yaitu sebesar USD4,62 miliar
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaAkibat harga gas bumi murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) kepada tujuh sektor industri tellah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca Selengkapnya