Kurangi perokok, harga rokok kembali diusulkan Rp 50.000 per bungkus
Merdeka.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan data mengejutkan soal rokok. Isinya, perokok pemula di Asia Tenggara termasuk Indonesia terus meningkat yang disebabkan oleh harga rokok yang masih terlalu murah.
WHO dalam situs resminya www.searo.who.int menyebutkan, rokok sudah membunuh 7 juta orang tiap tahunnya di dunia. Khusus di Asia Tenggara, disebutnya mencapai 1,3 juta orang per tahun.
Melihat fakta ini, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Hasbullah Thabrany kembali mendorong pemerintah agar menaikkan harga rokok dalam negeri. Menurutnya, pemerintah harus berani menaikkan harga rokok, sebab, harga yang ada saat ini terlalu murah. Menurutnya, angka ideal untuk pasar Indonesia, minimal Rp 50.000 per bungkus.
-
Apa penyebab turunnya cukai rokok? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Apa dampak berhenti merokok sebelum usia 40 tahun? Berhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Mengapa sulit berhenti merokok? 'Kenapa menjadi susah untuk berhenti merokok? Karena seseorang yang sudah berhenti merokok itu, awalnya dia merasa nyaman, rileks dengan merokok, itu mulai ada perasaan tidak nyaman di tubuhnya ketika tidak merokok, seperti ada ketegangan, emosinya jadi sensitif dan mudah marah,' kata Dona beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Kapan harus berhenti merokok? Anda sebaiknya berhenti merokok sekarang juga untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut.
"Harga rokok Rp 50.000 berdasarkan survei perlu digalakkan terus," ucapnya seperti dikutip di Jakarta, Rabu (26/7).
Pihaknya mendapatkan angka itu setelah melakukan survei kepada masyarakat. Pertanyaannya, berada di angka berapa seseorang akan berhenti membeli rokok. Harga rokok Rp 50.000 menjadi titik efektif bagi perokok pemula untuk membeli produk tembakau itu.
Begitu juga bagi masyarakat miskin, diharapkan tidak lagi membuang uang untuk rokok. "Bisa dimulai dengan menaikkan rokok sampai Rp 50.000 per bungkus," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga rokok perlu dilakukan dengan segera. Sebab, efek dari rokok Rp 50.000 per bungkus juga tidak bisa dirasakan secara instan. Sedikitnya, butuh waktu sampai 20 tahun supaya masyarakat benar-benar menurunkan konsumsi rokok. Jika tidak segera dimulai, tentu makin lama waktu yang dibutuhkan. "Tapi, itu butuh ketegasan politik dari pemerintah," ucapnya.
Momen pemerintah mengumpulkan Tax Amnesty disebutnya bisa menjadi pintu masuk untuk menaikkan cukai rokok. Sebab, potensinya sangat besar dan negara dalam posisi butuh uang.
Selain itu, kepentingan untuk menaikkan harga rokok karena faktor kesehatan. Pemerintah terus membiayai ongkos kesehatan efek dari penyakit yang dibawa oleh rokok. Jumlahnya, tentu lebih besar dari nilai cukai rokok yang didapat. Dari penelitiannya, Hasbullah menyebut dampaknya mencapai 3,5 kali dari nilai cukai.
Penyakit yang umumnya muncul karena rokok adalah jantung coroner, kanker, dan penyakit katastropik lain. Itulah kenapa, penting bagi pemerintah untuk segera merealisasikan naiknya harga rokok. Jika masyarakat bisa lebih sehat, maka pemerintah juga bisa menghemat anggaran untuk menjamin kesehatan warga.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaTarget dari Kemenkes di tahun 2030 penurunan jumlah perokok mencapai 5,4 persen di Indonesia.
Baca SelengkapnyaTernyata kenaikan tarif cukai rokok juga ditanggung masyarakat yang mengonsumsi rokok.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBanyak Rokok Murah, Kebijakan Kenaikan Cukai Jadi Tak Efektif Tekan Konsumsi?
Baca SelengkapnyaPemerintah menaikkan target penerimaan cukai di 2024.
Baca SelengkapnyaAturan ini membuat selisih harga rokok antar golongan semakin jauh
Baca SelengkapnyaPenurunan realisasi penerimaan negara dari cukai rokok menunjukkan adanya tantangan dalam perumusan kebijakan cukai saat ini.
Baca SelengkapnyaPotensi tingginya kenaikan cukai rokok untuk tahun depan masih membayangi dan meresahkan peritel serta pelaku UMKM di Indonesia.
Baca SelengkapnyaArah kebijakan cukai harus seimbang antara tujuan pengendalian konsumsi rokok dan peningkatan penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaPenetapan tarif cukai yang ideal dan tidak eksesif untuk mengurangi perpindahan konsumsi ke rokok yang lebih murah.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil kajiannya, dia memandang pemerintah semustinya bisa menahan dulu wacana kenaikan cukai rokok di tahun depan.
Baca Selengkapnya