Kurangnya Relawan Jadi Tantangan Uji Coba Vaksin Merah Putih
Merdeka.com - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek, Ali Ghufron Mukti mengatakan, salah satu tantangan dalam pengembangan vaksin merah putih untuk Covid-19 adalah dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses pengujian atau kurangnya relawan.
Menurut Ghufron, seiring dengan program vaksinasi yang sudah berjalan, maka jumlah orang yang mendapatkan vaksin akan bertambah. Meski itu merupakan hal yang baik, tapi sekaligus menjadi tantangan untuk uji vaksin.
"Tantangannya ini termasuk nanti ketika sudah banyak yang divaksin. Kita uji coba kan, dan karena vaksin sudah berjalan maka cari orangnya juga tidak mudah," tutur Ghufron dalam diskusi daring Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, pada Selasa (9/2).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
Tantangan lain, yaitu mencari rekanan untuk produksi vaksin merah putih agar proses produksi berjalan lancar. Namun sejauh ini, katanya, PT Bio Farma (Persero) yang paling siap dan sudah berpengalaman di dunia vaksin.
"Bio Farma paling siap, tapi Bio Farma sendiri juga punya tantangan karena tugasnya tidak hanya produksi vaksin untuk Indonesia. Bahkan sekarang dengan vaksinasi karena baru mendapatkan kiriman 15 juta dan 10 juta bahan baku, sehingga ada kewajiban dalam produksi juga," jelas Ghufron.
Kurangnya Relawan
Senada dengan Ghufron, Juru Bicara Vaksinasi PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, mengatakan relawan untuk pengujian vaksin menjadi salah satu tantangan dalam proses pengembangan vaksin Covid-19, termasuk vaksin merah putih.
"Salah satu tantangannya dalam uji klinis. Relawannya sekarang agak sulit karena sebagian besar akan dan sudah diberikan vaksin," katanya.
Kendati demikian, Bio Farma yang akan menerima bibit vaksin merah putih dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pada Maret 2021 menyatakan kesiapannya untuk melakukan proses pengujian yang dibutuhkan, termasuk praklinik dan uji klinik.
Bambang mengatakan, Bio Farma sudah memiliki pengalaman lebih dari 130 tahun di dunia vaksin. Berdasarkan pengalamannya, maka dua hal utama yang harus disiapkan untuk pengujian vaksin ini yaitu dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) dan fasilitas.
Selain itu, Bio Farma pun disebut sudah memiliki pengalaman memproduksi vaksin Hepatitis B berbasis yang sama dengan vaksin merah putih. Vaksin Covid-19 dari Eijkman ini berbasis pada platform protein rekombinan.
"Untuk vaksin merah putih berbasis rekombinan, kami juga sudah punya kompetensi itu. Saat ini Bio Farma juga sudah mengembangkan dan bahkan bisa memproduksi sendiri vaksin Hepatitis B berbasis yang sama yaitu rekombinan," ungkap Bambang.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaMaxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaMelewatkan atau tidak memberi imunisasi pada anak bisa berdampak buruk pada kesehatannya.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan arahan agar disiapkan karantina khusus berdekatan dengan lokasi di mana tuberkulosis itu terjadi.
Baca Selengkapnya