Kurs Rupiah Melemah ke Rp14.470 per USD Dipicu Spekulasi Pengetatan The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah seiring munculnya spekulasi bank sentral Amerika Serikat The Fed akan mengetatkan kebijakan moneternya.
Rupiah dibuka melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.470 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.445 per USD.
"Outlook dolar AS menguat seiring optimisnya data ekonomi AS akhir-akhir ini yang memicu spekulasi bahwa bank sentral AS dapat memperketat kebijakan moneternya," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Senin (3/5).
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa yang naik dari harga Emas Antam hari ini? Harga emas produksi Antam mengalami kenaikan sebesar Rp5.000 per gram pada Jumat (5/7/2024) pagi.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya pagi ini berada di posisi 91,3, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,28.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,626 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,631 persen.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63 persen pada akhir pekan lalu menyusul rilis data pendapatan dan pengeluaran pribadi pada Maret yang masing-masing naik 21,1 persen dan 4,2 persen.
Sementara itu, Indeks Harga Personal Consumption Expenditure (PCE) naik 0,5 persen, sedangkan Indeks PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,4 persen dalam sebulan.
Adapun PCE merupakan metrik inflasi yang diawasi ketat oleh The Federal Reserve, di mana Gubernur The Fed Jerome Powell pada awal pekan lalu telah memperingatkan bahwa kemungkinan PCE akan menunjukkan kenaikan harga sementara.
Namun, memburuknya kasus Covid-19 global, khususnya di India, dinilai masih akan membayangi pasar uang.
Pada Jumat (30/4) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.445 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.450 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca Selengkapnya