Laba Bersih Citi Indonesia Anjlok 40 Persen Jadi Rp596 Miliar di Kuartal I-2021
Merdeka.com - Citibank NA (Citi Indonesia) membukukan laba bersih sebesar Rp596 miliar di kuartal I 2021. Perolehan laba ini turun 40,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020 sebesar Rp1,01 triliun.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan kecukupan modal di tengah pandemi Covid-19.
"Dengan penekanan yang kuat pada manajemen resiko, kami terus memastikan kecukupan cadangan kerugian untuk mengantisipasi potensi kerugian mengingat dampak pandemi Covid-19 yang masih berlanjut," ujarnya melalui keterangan di Jakarta, Kamis (20/5).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Kenapa Bank Mandiri siapkan uang tunai di Bali? Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri mendatang, terutama pada masa pembayaran gaji dan THR ASN.
-
Bagaimana BRI menjaga kinerja berkelanjutan? Pedoman itu menjadi perhatian utama BRI dalam menjaga kinerja berkelanjutan dari Insan BRILiaN (pekerja BRI) dan mendorong iklim kerja yang lebih produktif.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) Citi Indonesia masing-masing tercatat sebesar 14,1 persen dan 3,5 persen.
Kondisi likuiditas Citi Indonesia yang diindikasikan dengan Lending to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 62,5 persen, yang didukung simpanan tumbuh 5 persen di triwulan I 2021. Selain itu rasio NPL mencapai 1,4 persen lebih baik dibanding periode yang sama 2020 sebesar dari 2,3 persen.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Citi Indonesia per 31 Maret 2021 adalah 28,7 persen, meningkat dari 26,3 persen dibanding periode yang sama 2020.
"Dengan tren penurunan suku bunga, kami telah merekomendasikan ke para nasabah untuk melakukan diversifikasi aset antara lain ke produk yang dapat juga memberikan proteksi jiwa dan pengaturan finansial jangka panjang, khususnya untuk perencanaan pensiun atau pendidikan anak-anak," kata Batara.
Selain itu terjadi pertumbuhan pengguna aplikasi Citi Mobile sebesar 78 persen untuk periode yang sama pada 2020.
Di unit Treasury and Trade Solutions (TTS), Citi Indonesia melihat pertumbuhan yang pesat dalam hal jumlah klien di platform perbankan korporat berbasis web, CitiDirect.
Pengguna platform itu mengalami peningkatan sebesar 12 persen, pertumbuhan pengguna seluler atau tablet sebesar 53 persen, dan juga peningkatan penggunaan dokumen elektronik sebesar 66 persen secara year-on-year (dari kuartal IV 2019 hingga kuartal IV 2020). Sejalan dengan ini, transaksi langsung ke cabang atau melalui jalur non-digital menjadi berkurang 95 persen.
Transformasi Bisnis
Di bawah arahan CEO Citi Jane Fraser, Citi secara global tengah melakukan transformasi bisnis yang berani dan akan fokus dalam mencapai keunggulan dalam hal pemberian layanan nasabah, kegiatan operasional serta dari sisi risiko dan kontrol.
Proses transformasi yang saat ini dilakukan diharapkan akan meningkatkan keunggulan Citi di dunia baru yang sedang dibentuk kembali oleh para nasabah atau klien yang menginginkan layanan keuangan yang lebih sederhana, cerdas, dan lebih personal, serta mampu mengikuti perkembangan kehidupan digital mereka.
"Dengan fokus pada kekuatan Citi yang sesungguhnya dan menjunjung tinggi excellence di semua lini bisnis kami, Citi akan akan dapat terus meningkatkan kinerja keuangannya, semakin menutup jarak dengan bank-bank lainnya serta bertransformasi menjadi pemimpin industri yang maju secara digital," ujar Batara.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Laba bersih ini meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaBerbagai lini bisnis Citi Indonesia mencatatkan kinerja yang positif selama kuartal I-2024.
Baca SelengkapnyaKinerja positif Bank Mandiri tidak terlepas dari kontribusi kinerja anak perusahaan.
Baca SelengkapnyaBank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit tersebut turut mendorong perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024.
Baca SelengkapnyaSecara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio.
Baca SelengkapnyaDi tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah prudent dengan membangun likuiditas yang kuat.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto bahwa hingga kuartal III-2023 untuk kinerja bank only.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaDari angka tersebut disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp120,9 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp110,9 triliun.
Baca Selengkapnya