Laba Bersih PGN Terjun Bebas Jadi USD 54,04 Juta
Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencatat penurunan laba bersih pada Semester I-2019 dibanding periode yang sama tahun lalu. Anjloknya laba bersih disebabkan beberapa hal.
Mengutip laporan Keuangan PGN Semester I-2019, emiten kode PGAS ini membukukan laba bersih semester I-2019 sebesar USD 54,04 juta dan EBITDA sebesar USD 472,31 juta. Laba Bersih PGN tersebut jauh lebih rendah dibanding laba periode yang sama tahun lalu sebesar USD 179,38 juta.
Penyebab penurunan laba bersih di antaranya pendapatan PGN pada semester 1 2019 sebesar USD 1,79 miliar atau sekitar Rp25,4 triliun dengan kurs rata-rata semester I tahun 2019 Rp14.195 per USD. Lebih rendah dibanding semester 1 2018 USD 1,917 miliar.
-
Siapa yang nilai pasarnya turun? Thom Haye, gelandang berusia 29 tahun dari Almere City, mengalami penurunan nilai pasar yang sangat signifikan.
-
Nilai pasar pemain apa yang turun? Nilai pasarnya yang semula berada di angka 3 juta euro kini merosot menjadi hanya 1,5 juta euro, atau turun sebesar 50 persen.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Siapa yang mengalami penurunan kekayaan? Pada awal Desember 2023, harta kekayaan Hartono Bersaudara anjlok. Beberapa konglomerat Indonesia terpantau mengalami kenaikan nilai kekayaannya. Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Sri Prakash Lohia merupakan segelintir konglomerat yang mengalami kenaikan harta. Kendati demikian, kekayaan Hartono bersaudara terpantau mengalami penurunan.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? 'Penurunan produksi, harga jual menurun itu karena di pasar dunia itu oversupply,' sambung Virsal. Virsal mencatat ada sejumlah negara yang produksinya mengalami peningkatan. Salah satu yang disebut Malaysia karena produksinya mampu bertambah sepanjang 2023 lalu.
Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar USD 1.332,6 juta, penjualan minyak dan gas sebesar USD 196,2 juta, transmisi gas sebesar USD 163,4 juta dan pendapatan usaha lainnya sebesar USD 97,19 juta.
"Di tengah tantangan bisnis domestik dan global yang sangat dinamis, Perseroan mampu meningkatkan pangsa pasar gas bumi melalui penambahan jumlah pelanggan dan perluasan infrastruktur sebagai Sub-Holding Gas," kata Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, di Jakarta, Selasa (20/8).
Selama semester I-2019, PGN mencatatkan laba operasi sebesar USD 252,03 juta. Namun, selama periode ini juga, Perseroan mencatatkan beban non-cash di antaranya impairment dan selisih kurs, yang mempengaruhi kinerja keuangan di Semester I-2019, sebelumnya pada semester I-2018 selisih kurs sebesar USD 19,8 juta sedang sedangkan semester pertama 2019 menjadi USD 34,07 juta, kondisi ini juga membuat laba PGN tertekan.
Selama periode Januari – Juni 2019, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.938 BBTUD. Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 932 BBTUD, dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.006 BBTUD. Melayani lebih dari 350 ribu pelanggan dengan cakupan infrastruktur pipa gas bumi sepanjang lebih dari 10 ribu km termasuk jaringan gas untuk melayani sektor rumah tangga sepanjang lebih dari 3.800 km.
Rachmat menjelaskan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis, PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi yang berkesinambungan. Tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang bagi PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi dan pemanfaatan gas bumi di berbagai daerah di Indonesia yang berkelanjutan.
Menurut Rachmat, kebijakan pemerintah membangun berbagai infrastruktur telah mendorong munculnya sentra-sentra perekonomian baru di berbagai wilayah di Indonesia. Sebagai subholiding gas, PGN akan mengambil peran untuk menyediakan energi gas bumi yang terbukti efisien, ramah lingkungan dan sumbernya berada di dalam negeri.
"Kebutuhan energi di dalam negeri yang semakin besar menjadi tantangan bagi PGN untuk menyediakan gas bumi yang akan menciptakan multiplier effect luas bagi sektor industri dan ekonomi nasional. Infrastruktur akan tetap menjadi fokus PGN untuk mengalirkan gas bumi dari hulu hingga ke konsumen," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemulihan ekonomi berkelanjutan yang dilakukan pemerintah pasca-pandemi memberikan keyakinan berbagai sektor industri untuk meningkatkan produksinya.
Baca SelengkapnyaLaba bersih itu diperoleh dari pendapatan konsolidasi sebesar 1USD ,84 miliar, laba operasi sebesar USD 293,2 juta dan lainnya.
Baca SelengkapnyaAPBN pada Juli mengalami defisit Rp93,4 triliun atau 0,41 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaHingga akhir April 2024, pemerintah telah mengumpulkan penerimaan pajak sebesar Rp624,19 triliun.
Baca SelengkapnyaPenurunan pendapatan negara terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas, khususnya batubara dan CPO.
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaPGN mengalirkan volume niaga sebesar 923 BBTUD untuk kebutuhan industri, komersial, transportasi, dan rumah tangga.
Baca Selengkapnya