Laba BNI Syariah meroket 23 persen jadi Rp 202,9 miliar di semester 1-2018
Merdeka.com - PT BNI Syariah membukukan laba sebesar Rp 202,9 miliar pada semester I-2018. Laba tersebut meningkat 23 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 yaitu hanya Rp 165,1 miliar.
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo mengatakan, kenaikan laba didorong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based incomne serta rasio dana murah yang optimal.
"Dari sisi bisnis, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp 25,1 triliun atau naik 11,4 persen dengan kontribusi pertumbuhan pembiayaan pada segmen komersial 22,0 persen. Kemudian diikuti Hasanah Card 14,6 persen, SME 12,3 persen, konsumer 7,8 persen, dan mikro 2,9 persen," tuturnya di Gedung BNI Syariah, Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana BNI meningkatkan kepemilikan publik? BNI kembali menerbitkan saham baru melalui Penawaran Umum Terbatas pada 2010. Hal tersebut membuat kepemilikan publik meningkat menjadi 40%
-
Kapan BNI tingkatkan kredit? Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
Dalam menyalurkan pembiayaan, pada bulan Juni 2018, rasio Non Performing Financing (NPF) anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) itu sebesar 3,04 persen, di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,06 persen.
"Selain pembiayaan, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 32,4 triliun atau naik 21,5 persen. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 16,5 persen dengan jumlah nasabah sekitar 2,6 juta. Komposisi DPK didominasi dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 52,8 persen," kata dia.
Firman menekankan, Perseroan akan terus berupaya bertransformasi di era digitalisasi saat ini.
"Keberadaan BNI Syariah masih tergolong muda di usianya yang menapaki usia ke-8 setelah spin off dari BNI. Dalam menjawab kebutuhan nasabah di era digital, Perseroan akan terus bergerak mengikuti perkembangan zaman," tandas dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan laba bersih ditopang dengan kontribusi pengembangan pembiayaan UMKM.
Baca SelengkapnyaKeuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBTN Syariah juga telah menghimpun DPK senilai Rp36,25 triliun pada kuartal III-2023.
Baca SelengkapnyaKenaikan laba bersih dipicu dengan perkuat pondasi bisnis oleh BTN Syariah.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023, BSI membukukan laba bersih senilai Rp5,70 triliun atau tumbuh 33,88 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPenerapan governance, risk, and compliance (GRC) yang kuat merupakan salah satu kunci BSI dapat menjaga kinerja positif
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaAset BTN Syariah juga tercatat terus bertumbuh hingga 14,69 persen yoy dari Rp40,35 triliun pada Juni 2022 menjadi Rp46,27 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam waktu 3 bulan, Bank Syariah Indonesia mampu meraup untung Rp1,71 triliun.
Baca SelengkapnyaPendapatan laba perseroan juga ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif.
Baca Selengkapnya