Laba Bukit Asam Rp7 T per November 2021 Terbesar Sepanjang Sejarah
Merdeka.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melaporkan, perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp 7 triliun pada November 2021. Pencapaian itu turut ditopang dengan adanya kenaikan harga komoditas batubara dalam waktu dekat ini.
Direktur Utama PTBA, Suryo Eko Hadianto mengklaim, keuntungan yang didapat Bukit Asam pada November lalu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
"Sampai dengan November saja, Bukit Asam bisa membukukan keuntungan sebesar Rp 7 triliun. Ini adalah keuntungan tertinggi yang pernah dicapai seumur hidupnya Bukit Asam," ujarnya dalam sesi teleconference, Jumat (10/12).
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Siapa pemegang saham mayoritas PT Bumi Resources? Perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Bumi Resources Tbk, yang mana 51 persen pemegang saham PT Bumi Resources adalah Grup Bakrie.
-
Apa yang naik di bulan Oktober 2023? 'Jika dibandingkan September 2023, NTP naik karena Bulan September 2023 yang masih bernilai 111,25,' kata Asim, Jumat (03/11/2023).
Pencapaian tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun. Seiring dengan pencapaian tersebut juga ada kenaikan total aset dari Rp 24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp 35,2 triliun per 30 November 2021, atau meningkat sebesar 45 persen.
EBITDA Tembus di Atas Rp 10 T
Suryo melaporkan, EBITDA Bukit Asam juga sudah tembus di atas Rp 10 triliun. Dia menyatakan, dengan performa keuangan tersebut maka PTBA dipercaya bisa melakukan leverage pendanaan kurang lebih sekitar Rp 50-60 triliun.
"Kemampuan men-generate pendanaan ini lah yang akan digunakan PTBA dalam mendanai rencana transformasi bisnisnya ke depan. Jadi bagi Bukit Asam tidak ada kekhawatiran sama sekali kaitannya dengan pendanaan maupun outlook bisnis tahun 2022," ungkapnya.
Namun, Bukit Asam juga tidak mau terlena dengan kenaikan harga komoditas batubara yang sedang terjadi saat ini. PTBA ingin tetap menjemput transformasi energi untuk menyongsong kegiatan bisnis di masa depan.
"PTBA tetap memantau fluktuasi harga komoditas batubara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga batubara secara optimal, sekaligus tetap waspada untuk menjaga kinerja perusahaan dengan tetap mengendalikan biaya operasinya," tukas Suryo.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Batu bara tetap masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan produksi batubara itu didorong oleh performa kontraktor yang lebih baik, dan curah hujan yang lebih sedikit di wilayah pertambangan .
Baca SelengkapnyaAstra tetap optimis kinerja sisa tahun 2024 tetap resilien.
Baca SelengkapnyaPenyumbang terbesar PAD pada tahun ini berasal dari profit sharing (dana bagi hasil).
Baca SelengkapnyaRata-rata harga CPO sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp11.755 per kg.
Baca SelengkapnyaMeski laba turun, namun Antam mengklaim kondisi keuangan masih sehat.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain itu, perusahaan membukukan volume penjualan keseluruhan (semen dan clinker) sebesar 19,3 juta ton pada 2023.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan besi baja sempat dikeluhkan, karena nilai impor komoditas itu lebih dominan dibandingkan dengan ekspor.
Baca SelengkapnyaLaba perusahaan pada 2022 sebesar Rp3,23 triliun atau 285 persen dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) sebesar Rp1,13 triliun.
Baca SelengkapnyaDari segi pendapatan, kata Erick, meningkat dari Rp1.930 triliun pada 2020 ke Rp2.933 triliun pada 2023.
Baca SelengkapnyaBank BTN berhasil bukukan laba bersih senilai Rp1,5 triliun pada parah pertama tahun 2024.
Baca Selengkapnya