Laba perusahaan minyak Chevron & Exxon anjlok parah hingga 90 persen
Merdeka.com - Pengeboran minyak bumi kini tidak lagi menjadi salah satu bisnis yang paling menguntungkan di dunia. Rendahnya harga minyak dunia dalam dua bulan terakhir membuat laba perusahaan anjlok tajam, bahkan mencapai 90 persen.
Perusahaan minyak raksasa dunia, Chevron harus menelan pil pahit karena laba perusahaan merosot 90 persen. Laba kuartal II-2015 perusahaan tercatat hanya USD 571 juta. Ini merosot tajam dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai USD 5,7 miliar.
Hal yang sama juga dialami Exxon Mobil. Perusahaan mencatatkan laba sebesar USD 4,2 miliar pada kuartal II-2015. Angka ini juga turun jika dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 8,8 miliar.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Dimana harga BBM termahal di dunia? Biaya satu galon bahan bakar di Hong Kong mencapai Rp187.000.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Kenapa konsumsi bensin meningkat? Pertama sebelum Libur Natal meningkat hingga +16%, lalu menuju liburan Tahun Baru meningkat +12,1%, dan terakhir saat arus balik meningkat +9,6%.
Dilansir dari CNN, turunnya laba perusahaan minyak raksasa dunia ini diakui karena anjloknya harga minyak bumi dari USD 100 per barel menjadi di bawah USD 50 per barel saat ini. Banyak ahli mengatakan harga minyak akan kembali naik, namun Juli kemarin adalah bulan terburuk untuk harga minyak dunia sejak Oktober 2008.
Kelebihan pasokan menjadi salah satu alasan turunnya harga minyak saat ini. Hal ini terjadi karena revolusi energi di Amerika yang dinilai telah berhasil, kemudian ditambah lagi daerah Timur Tengah yang terus memompa pasokan ke pasar global.
Selain itu, kesepakatan nuklir Iran dan dicabutnya sanksi ekonomi negara tersebut juga membawa sentimen penurunan harga minyak. Banyak yang mengkhawatirkan Iran akan menambah pasokan ke pasar global.
Kondisi ini juga berpengaruh pada harga saham perusahaan minyak. Saham Exxon dan Chevron anjlok masing-masing 20 dan 30 persen. Beberapa investor melihat kondisi ini baik untuk membeli saham perusahaan karena sedang murah.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSebanyak 201 dari total 448 Pertashop yang mengalami kerugian usai harga jual Pertamax dan Pertaliter terpaut cukup jauh.
Baca SelengkapnyaPerusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina kembali menahan harga BBM Non Subsidi pada Juni 2024. Meskipun harga minyak dunia menunjukkan tren naik.
Baca SelengkapnyaTernyata ini penyebab kekayaan Elon Musk turun Rp254 triliun dalam sehari.
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaJumlah produksi kumulatif telah melampaui target komitmen rencana pengembangan (POD) awal, dengan perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel.
Baca SelengkapnyaData pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaRata-rata harga CPO sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp11.755 per kg.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaPT Timah pertama kali teken kerja sama dengan lima smelter swasta pada tahun 2018 hingga 2020.
Baca Selengkapnya