Laju Rupiah tak beranjak dari level Rp 13.900-an per USD
Merdeka.com - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) cenderung fluktuatif hingga siang ini. Namun demikian, Rupiah masih tak beranjak dari level Rp 13.900-an per USD.
Data Bloomberg mencatat, Rupiah dibuka di level Rp 13.974 per USD dan sempat menguat ke Rp 13.901 per USD. Tak lama berselang, Rupiah kembali melemah ke Rp 13.949 per USD yaitu pukul 10.00 WIB. Saat ini, Rupiah masih bertengger di Rp 13.917 per USD.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, laju Rupiah akan cenderung melemah pasca pemangkasan suku bunga acuan atau BI rate. Meski harga minyak sempat menguat dan membuat laju USD terlihat melemah, ini tidak diimbangi oleh laju mata uang Asia, terutama CHina yang masih melemah.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Bagaimana mekanisme redenominasi Rupiah? Bank Indonesia sebenarnya sudah pernah memaparkan hal ini kepada DPR beberapa tahun lalu melalui Rancangan Undang-Undang Redenominasi.
"Tentu saja Rupiah terkena imbas negatifnya. Pelemahan Rupiah disebabkan reaksi negatif pelaku pasar terhadap rilis neraca perdagangan Desember 2015 yang defisit USD 230 juta, meski secara YTD tercatat positif atau surplus," ucap Reza di Jakarta, Senin (18/1).
Reza kembali mengingatkan, pemangkasan suku bunga acuan kemungkinan akan dapat membuat laju Rupiah mengalami pelemahan jangka pendek. Apalagi, laju USD masih bertahan di tren penguatannya.
"Meski kami berharap adanya penguatan setelah pemangkasan BI rate, namun tetap waspadai adanya potensi pelemahan kembali. Kami memperkirakan Rupiah akan berada di support 14.040 dan resisten 13.815. Tetap perhatikan sentimen yang ada," tutupnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaRupiah anjlok 38 poin setelah sebelumnya menyentuh level Rp16.375 per dolar AS pada Selasa (25/6).
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.
Baca SelengkapnyaAirlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca Selengkapnya