Langkah BI naikkan suku bunga acuan buat lesu pasar modal dan sektor riil
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) perlu mewaspadai langkah The Fed yang diprediksi akan menaikkan suku bunga pada September dan akhir tahun mendatang. Kenaikan suku bunga tersebut nantinya dikhawatirkan akan kembali memengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami Ilman, mengatakan langkah cepat yang dapat dilakukan oleh bank sentral adalah dengan kembali meningkatkan tingkat suku bunga BI 7 Day Repo Rate. Namun, tindakan ini berpotensi membuat lesu kegiatan di pasar modal dan pasar sektor riil.
"Kalau melihat keputusan BI terakhir dengan meningkatkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps, ada beberapa hal yang terkena trade-off (yang dikorbankan) seperti pemangkasan anggaran dan penundaan beberapa proyek infrastruktur," ujarnya dalam sebuah keterangan tertulis, Jakarta, Senin (6/8).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
Dalam jangka panjang, ungkap Ilman, Indonesia perlu meningkatkan daya tarik agar investor mau menanamkan modal dalam bentuk foreign direct investment (FDI). Melalui FDI, modal yang ditanamkan di Indonesia akan cenderung lebih banyak diinvestasikan dalam bentuk aset tidak bergerak, misalnya saja pembangunan pabrik.
"Sehingga, modal tersebut kecil kemungkinannya untuk pindah ke luar negeri dan pada akhirnya dapat membuat nilai tukar Rupiah menjadi lebih stabil," jelas Ilman.
Dia menjelaskan fluktuasi nilai tukar Rupiah dikhawatirkan akan mendorong investor untuk memindahkan investasinya ke dalam produk keuangan dan investasi di Amerika Serikat. Ilman berpendapat, kapital yang nantinya terkumpul dalam jumlah besar akan keluar dari dalam negeri ke luar negeri.
"Depresiasi nilai mata uang Rupiah tersebut akan berdampak kepada berbagai kegiatan ekonomi, terutama di bidang perdagangan internasional. Produk-produk industri yang menggunakan bahan mentah atau input yang diimpor akan mengalami peningkatan biaya produksi sehingga dapat menurunkan daya saing produk tersebut karena harga yang menjadi lebih mahal. Selain itu, komoditas pangan yang diimpor seperti beras, gula, dan daging sapi juga akan mengalami kenaikan harga," tutur Ilman.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaPelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .
Baca SelengkapnyaPenguatan nilai tukar rupiah didorong oleh dampak positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.
Baca Selengkapnyaproyeksi penurunan suku bunga ini berdasarkan hasil analisis dengan sejumlah pelaku pasar keuangan.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca Selengkapnya