Langkah Jokowi cabut subsidi BBM jadi berkah saat harga minyak jatuh
Merdeka.com - Direktur Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani blak-blakan soal terus menurunnya pendapatan minyak dan gas (migas) dalam negeri. Hal ini sangat berkaitan dengan kebijakan Presiden Jokowi yang mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) di 2015 lalu.
Askolani mengatakan, dalam 4 tahun terakhir Indonesia sudah menjadi negara pengimpor minyak atau nett importir migas. Artinya, minyak yang diimpor sudah lebih banyak dari yang diekspor.
"Sebelum 4 tahun ke belakang itu kita masih positif importir, masih banyak ekspor. Tapi sekarang cadangan devisa migas terus tergerus karena kita nett importir minyak," kata Askolani dalam acara Economic Challenges di Jakarta, Jumat (24/3).
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
Kondisi Indonesia seperti itu tentu saja berdampak pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pada 2008, penerimaan migas negara mencapai Rp 300 triliun. Kemudian di 2012-2014, pendapatan ini meningkat jadi Rp 350 triliun.
"Namun demikian, di 2012-2014 itu subsidi energi kita lebih Rp 350 triliun. Jadi uang pendapatan migas habis untuk subsidi," kata Askolani.
Askolani mengakui, ekonomi Indonesia terselamatkan saat pemerintah Jokowi mencabut subsidi BBM di 2015. Sebab, pendapatan migas saat ini juga anjlok karena rendahnya harga minyak dunia.
"Untungnya di 2015 pemerintah mengubah kebijakan dan subsidi di 2016 di bawah Rp 100 triliun. Namun, pendapatan migas juga turun jadi Rp 80 hingga Rp 90 triliun. Kalau saja kebijakan tak diubah, habis kita karena migas anjlok dari Rp 350 triliun jadi di bawah Rp 100 triliun."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaProgram pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.
Baca SelengkapnyaAlasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
Baca SelengkapnyaKejadian serupa juga terjadi pada tahun 1970 dan 1980, saat komoditas yang dimiliki banyak oleh Indonesia tidak memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaAlokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Indonesia melanjutkan trend surplus selama 45 bulan atau hampir 4 tahun secara berturut-turut.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca Selengkapnya