Laporan Terbaru: Orang Terkaya Dunia Lebih Pelit Dibandingkan Donald Trump
Merdeka.com - Laporan terbaru menguak jumlah harta seorang miliuner dengan persentase sumbangan yang mereka berikan. Jeff Bezos, orang terkaya di dunia, ternyata masuk ke kategori terpelit.
Dilansir dari New York Post, Jeff Bezos hanya memberikan secuil uang dari kekayaannya untuk keperluan amal. Perhitungan ini dibuat sebelum Bezos dan istrinya menyumbangkan USD 2 miliar pada akhir tahun lalu.
Sebelum sumbangan USD 2 miliar dikeluarkan, Bezos hanya 'menyumbangkan' USD 145 juta atau Rp 2 triliun (USD 1 = Rp 14.092). Berarti, selama ini harta yang disumbangkan sang miliuner bahkan tak sampai 1 persen kekayaannya.
-
Apa yang dimiliki Jeff Bezos? Tercatat, saat ini pendiri dan Executive Chairman perusahaan teknologi Amazon tersebut mempunyai jet pribadi G650ER buatan Gulfstream.
-
Siapa yang memberikan sedekah 2 miliar? Di sisi lain, April juga kembali mendapat cibiran dan hujatan ketika ia memamerkan sang suami yang baru saja memberikan sedekah dengan nominal 2 miliar.
-
Apa yang dibangun Jeff Bezos? Jeff Bezos telah memperoleh kemajuan signifikan dalam rencananya untuk membangun stasiun luar angkasa baru yang dapat menggantikan ISS yang semakin menua.
-
Mengapa Jeff Bezos punya jet pribadi? Sebagai orang terkaya kedua di dunia menurut Forbes, Jeff Bezos mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk menghadirkan kemudahan dalam berbagai hal di hidupnya, termasuk ketika ingin bepergian.
-
Kapan Jeff Bezos terbang dengan jet pribadi? Tercatat, saat ini pendiri dan Executive Chairman perusahaan teknologi Amazon tersebut mempunyai jet pribadi G650ER buatan Gulfstream.
-
Di mana Jeff Bezos bepergian dengan jetnya? Pesawat ini akan memberi kenyamanan tertinggi kepada Bezos dan penumpang lainnya.
Uang USD 2 miliar yang dia baru sumbangkan juga hanya 1,4 persen dari hartanya terkini yang berjumlah USD 138 miliar (Rp 1.944 triliun).
Jika dibandingkan, Presiden Donald Trump malah lebih dermawan. Tercatat, Trump menyumbangkan USD 102 juta (Rp 1,4 triliun) selama hidupnya. Angka itu memang lebih kecil dari sumbangan Bezos, tetapi secara persentase lebih tinggi mengingat harta Trump juga lebih kecil.
Data diambil dari The Chronicle of Philanthropy, Forbes, dan IRS (lembaga pajak AS). Miliuner paling dermawan versi laporan itu adalah Bill Gates dan Warren Buffett.
Bill dan Melinda Gates telah menyumbangkan uang sebesar USD 36 miliar (Rp 507 triliun). Jumlah fantastis itu setara 37 persen harta yang dia miliki. Umumnya Gates menyumbangkan dana ke sektor kesehatan.
Pada peringkat dua ada nama investor legendaris Warren Buffett. Miliuner berusia 88 tahun itu menyumbangkan USD 30 miliar (Rp 422,7 triliun) atau setara 36 persen harta yang dia punya.
Warren Buffett seringkali menyumbang ke yayasan milik Bill Gates. Kedua orang itu juga memprakarsai The Giving Pledge yang mengajak para miliarder agar makin rajin beramal.
Sebelumnya, badan amal Oxfam merilis laporan yang menyatakan 26 miliuner paling kaya di dunia memiliki aset yang lebih banyak dari 3,8 miliar orang di dunia. Oxfam juga menilai tahun 2018 adalah saat ketika orang kaya makin kaya dan miskin makin miskin.
Dilansir dari The Guardian, laporan itu menyebut melebarnya kesenjangan menyulitkan perlawanan terhadap kemiskinan. Menurut Oxfam, kekayaan 2.200 miliuner di seluruh dunia bertambah USD 900 miliar.
Harta orang-orang kaya yang naik 12 persen berbanding terbalik dengan menurunnya harta setengah orang termiskin di dunia sebanyak 11 persen.
Laporan itu menyebut pada 2017 terdapat 43 orang yang lebih tajir dari setengah populasi dunia, sementara sekarang 26 orang yang memilikinya. Jumlah para miliarder juga bertambah ganda sejak krisis keuangan 2008.
Oxfam menggunakan daftar miliuner terkaya versi Forbes. Berikut nama 26 orang terkaya versi daftar Forbes 2018: Jeff Bezos, Bill Gates, Warren Buffett, Bernard Arnault, Mark Zuckerberg, Amancio Ortega, Carlos Slim Helu, Charles dan David Koch, Larry Ellison.
Melewati sepuluh besar ada nana miliarder Michael Bloomberg, Larry Page, Sergey Brin, Jim, Rob, dan Alice Walton, Ma Huateng, Francoise Bettencourt Meyers, Mukesh Ambani, Jack Ma, Sheldon Adelson, Steve Balmer, Li Ka-Shing, Hui Ka Yan, Lee Shau Kee.
Oxfam menyebut bahwa pajak dari orang-orang kaya perlu digunakan untuk mendanai pelayanan publik. Kegagalan pemerintah dalam berinvestasi di layanan publik membuat inequality (kesenjangan) makin buruk.
"Para pemerintah seharusnya bertindak untuk memastikan bahwa pajak yang diambil dari orang-orang kaya dan bisnis-bisnis yang membayar bagian mereka bisa digunakan mendanai layanan publik berkualitas baik yang dapat menyelamatkan dan mengubah hidup banyak orang," tulis Oxfam.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria ini merupakan orang terkaya ketiga di dunia dengan kekayaan mencapai USD160 miliar.
Baca SelengkapnyaKejayaan Elon Musk menjadi orang terkaya di dunia diraih saat dia mengungguli CEO LVMH (LVMHF) Bernard Arnault.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang tak tahu jika gaji Mark Zuckerberg dan Elon Musk tidak seberapa.
Baca SelengkapnyaJeff Bezos sukses mengantongi pendapatan hingga lebih dari USD2 miliar, atau setara Rp31,37 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam hal pajak, mereka membayar dengan presentase kekayaan lebih sedikit dibandingkan rata-rata pekerja.
Baca SelengkapnyaPendiri raksasa teknologi Amazon, ternyata memiliki kebiasaan yang unik.
Baca SelengkapnyaElon Musk masih bertahan di urutan teratas orang paling kaya di dunia.
Baca SelengkapnyaJet ini menawarkan kenyamanan mewah dan kecepatan tinggi, menambah koleksi jet pribadi miliardernya. Pembelian ini dilakukan secara rahasia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kekayaan pertama dialami Elon Musk, yang menjalankan beberapa perusahaan, termasuk Tesla dan SpaceX.
Baca Selengkapnya5 Orang Terkaya Dunia Gandakan Hartanya, Kemiskinan di Muka Bumi Baru akan Punah 229 Tahun Lagi
Baca Selengkapnya"Masyarakat butuh uang saya. Saya tidak butuh uang,”
Baca SelengkapnyaMantan istri pendiri Amazon itu menuturkan, organisasi nirlaba Yield Giving menyumbang kepada 360 organisasi.
Baca Selengkapnya