Lebih Murah, Banyak Masyarakat Kalangan Menengah Bawah Liburan ke Luar Negeri
Merdeka.com - Berlibur ke luar negeri menjadi hal lumrah dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Namun, itu bukan berarti mereka yang berlibur ke luar negeri merupakan kalangan ekonomi elit.
Pengamat sekaligus Cendekiawan Pariwisata, Azril Azharari mengatakan, banyak kalangan ekonomi kelas menengah ke bawah yang berlibur ke luar negeri, menggunakan biaya yang sudah mereka tabung sejak lama. Alasan utama masyarakat ekonomi kelas menengah memilih berlibur ke luar negeri, yaitu untuk mendapatkan pengalaman.
"Mereka ingin mendapatkan experience bagaimana berlibur ke luar negeri, itu yang utama," ucap Azril kepada merdeka.com, Senin (3/4).
-
Siapa yang sering liburan ke luar negeri? Tidak hanya menikmati dinner romantis atau kencan manis, Andrew dan Nana juga sering menghabiskan waktu dengan berlibur ke luar negeri bersama.
-
Dimana warga berlibur? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024). Libur panjang Isra Mikraj dan Tahun baru Imlek 2024 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi di Monas.
-
Dimana orang biasanya liburan? Dunia ini enggak hanya seluas meja kerja. Kamu harus ambil cuti untuk liburan segera.
-
Di mana mereka berlibur? Kunjungi Tokyo Disneyland, 8 Foto Kimmy Jayanti Ajak Anak-Anaknya Liburan ke Jepang Kembali berlibur ke luar negeri, Kimmy Jayanti kali ini membawa anak-anaknya untuk terbang ke Tokyo, Jepang.
-
Dimana mereka berlibur? Baru-baru ini, keduanya menikmati liburan di Palu.
-
Siapa yang suka travelling? Arya dan Vannya sama-sama memiliki hobi yang serupa, yaitu suka melakukan perjalanan ke luar negeri.
Selain faktor pengalaman, hal lain masyarakat memilih untuk ke luar negeri karena alokasi biaya jika berlibur di destinasi unggulan dalam negeri sangat mahal.
"Bayangkan dengan bujet yang sama untuk membeli tiket pesawat dalam negeri, mereka sudah bisa belanja sekaligus tiket pesawat pulang pergi ke luar negeri. Itu juga menjadi alasan kenapa warga kita lebih suka ke luar," jelasnya.
Hal ini disayangkan Azril. Sebah menurutnya, sudah terlalu lama pemerintah terkesan abai dalam memanfaatkan potensi wisata nusantara. Pemerintah dianggap terlalu memprioritaskan bagaimana mendatangkan wisata asing sebanyak-banyaknya.
Sebagai informasi, Azril menyebutkan ada tiga macam kategori wisatawan yaitu wisatawan inbound artinya wisatawan mancanegara berlibur ke Indonesia, wisatawan outbound artinya warga negara Indonesia berlibur ke luar negeri, dan wisata nusantara artinya warga negara Indonesia yang berlibur di dalam negeri.
"Pemerintah tidak bisa mengelola wisata nusantara dengan baik," kritik Azril.
Dia mengatakan, jika Indonesia selalu mengunggulkan diri sebagai destinasi wisata alam terbaik, namun hal itu tidak dapat berdampak baik jika tidak didukung sejumlah infrastruktur seperti akses transportasi umum, akses informasi memadai, dan sebagainya.
"Di Singapura wisatawan tidak akan nyasar karena sangat mudah akses transportasinya, ini (transportasi umum) sangat mendukung pariwisata," tutup Azril.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap bisa mengerem laju wisatawan nusantara yang pelesiran ke luar negeri. Ini perlu dilakukan agar tidak terlalu banyak devisa yang terbuang masuk ke negara lain.
Presiden mengutip laporan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang menyebutkan bahwa sedikitnya 11 juta orang masyarakat Indonesia melancong berlibur ke luar negeri.
"Kalau kita rem separuh saja, devisanya akan sangat besar sekali yang tidak terbuang masuk ke negara lain," kata Jokowi saat meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido di Bogor, Jawa Barat, Jumat (31/3).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa negara Asia bahkan menjadi destinasi favorit masyarakat Indonesia liburan ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaMenghabiskan uang demi penampilan akan menjadi kehancuran terbesar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaWisatawan muda tidak lagi cukup tertarik mendatangi tujuan wisata hanya karena mengikuti tren FOMO (fear of missing out).
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaJumlah kelas menengah di Indonesia pada tahun 2023 tercatat 52 juta jiwa atau 18,8 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaWisatawan nusantara secara mayoritas memilih menginap di rumah saudara atau kerabat.
Baca SelengkapnyaTidak ada pusat perbelanjaan di negara manapun semodis di Indonesia. Terutama wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPengeluaran masyarakat Kepulauan Seribu sebagian besar masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Baca SelengkapnyaMenurut Sandiaga, untuk menurunkan harga tiket pesawat, dibutuhkan tambahan 700 pesawat.
Baca SelengkapnyaMayoritas pengeluaran kelompok kelas menengah untuk sektor makanan. Disusul sektor perumahan dan barang jasa lainnya.
Baca Selengkapnya