Lebih murah dari Coca Cola, pantaskah harga BBM naik?

merdeka.com Sekitar 1 decade yang lalu

Merdeka.com - Mulai bulan depan, pemerintah sudah memastikan akan ada penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Baik untuk jenis premium maupun solar. Akan ada kenaikan harga BBM terhitung mulai Juni 2013.

Alasan utama pemerintah, subsidi BBM sudah sangat membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2013. Padahal, dalam postur APBN 2013, pemerintah sudah mengalokasikan Rp 193,8 triliun hanya untuk subsidi BBM. Alokasi ini dinaikkan menjadi Rp 209 triliun di RAPBN-P 2013.

Selama ini, subsidi energi menggunakan mekanisme atau pola subsidi harga. Di mana, berapapun harga minyak dunia atau harga keekonomian, harga BBM bersubsidi di Indonesia tetap Rp 4.500 per liter. Dengan pola ini, pemerintah memberi subsidi sekitar Rp 4.000 per liter. Pola ini yang disadari pemerintah pada akhirnya membuat anggaran negara jebol.

Orang lain juga bertanya?

Berdasar data Komite Ekonomi Nasional (KEN), harga BBM yang dijual di Indonesia disebut-sebut masuk kategori yang termurah di bawah Arab Saudi yang menjual BBM dengan harga Rp 1.155 per liter dan Venezuela yang menjual Rp 154 per liter. Iran saja menjual BBM seharga Rp 5.521 per liter, China dengan harga Rp 8.910 per liter, atau Brasil yang menjual BBM dengan harga Rp 13.866 per liter.

Jangankan dibandingkan dengan negara lain, harga jual BBM bersubsidi bahkan dibanding-bandingkan dengan harga minuman bersoda. Mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Menko Ekuin) Kwik Kian Gie menyebut bahwa harga BBM di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan harga sebotol coca cola.

Untuk satu botol ukuran besar atau 1 liter, Coca Cola dijual seharga Rp 10.500 atau dua kali lipat lebih mahal dari harga BBM bersubsidi. Bahkan, harga premium saat ini masih lebih murah dibandingkan Coca Cola dalam kemasan kaleng yang dijual Rp 5.500 untuk ukuran 600 milliliter.

"Jadi harga BBM Rp 4.500 itu terlampau murah. Kalau kita bandingkan dengan minuman ringan seperti coca cola, sudah tidak masuk akal lagi perbandingannya," ungkap Kwik di Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, Kamis (23/5).

Berangkat dari kenyataan itu, Kwik mengaku sudah sejak lama mengusulkan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. "Saya pernah mengatakan sebelumnya, sebaiknya (harga BBM) ya dinaikkan," katanya.

"Tidak pantas minyak yang begitu langka, dijual dengan harga yang begitu murah. Harus dinaikkan, rakyat supaya mengerti," tegasnya.

Dengan harga jual yang murah, pantaskan jika harga BBM dinaikkan? Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai sudah seharusnya harga bahan bakar minyak dinaikkan. Alasannya, agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak jebol hanya untuk subsidi.

"BBM kalau nggak dinaikkan susah, APBN jebol. Kita sudah minta kok nggak dikerjakan," kata Ketua umum Apindo Sofjan Wanandi saat ditemui di gedung Permata, Jakarta, Kamis (23/5).