Lewat Tanihub, petani bisa ekspor hasil panen capai Rp 5 M per bulan
Merdeka.com - Tanihub.com, situs jual beli online produk pangan, menyasar para pemilik bisnis makanan. Tanihub menjembatani para petani supaya bisa menjual hasil taninya langsung ke konsumen. Market atau pasarnya itu seperti restoran, catering, reseller dan lainnya.
CEO Tanihub, Ivan Arie Sustiawan, mengatakan pihaknya ingin menghasilkan keuntungan dari sisi harga untuk petani pada saat panen. Sebab, petani sejauh ini biasa menjual ke tengkulak.
"Apa yang terjadi di petani sekarang mereka sudah biasa trading dengan tengkulak. Mereka pinjam uangnya, dan dijual lebih murah daripada ke market," katanya dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag), di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (2/2).
-
Bagaimana cara petani Sukomakmur menjual hasil panen? Untuk penjualan, di Desa Sukomakmur para petani sudah punya pembelinya sendiri.
-
Bagaimana cara petani muda ini menjual petai? 'Tapi karena sistemnya mereka nggak transfer dulu, jadi banyak uang yang macet di sana sehingga kita melakukan sesuatu yang baru dengan menjual petai lewat online,' kata Dyra dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
-
Bagaimana Seni Tani mendapatkan pemasukan? Kepastian pendapatan dari hasil penjualan hasil tani dilakukan melalui pendekatan sistem CSA (Community Supported Agriculture),
-
Kenapa petani di Desa Sukobubuk ekspor petai? Saman yang juga kepala Desa Sukobubuk, akhirnya mendapatkan kesempatan berdialog dengan Menteri KLHK (kala itu Siti Nurbaya), ketika berkunjung ke Purwodadi, Jawa Tengah. Keluh kesah Saman, akhirnya direspons oleh Kementerian KLHK, karena pada tahun 2023 dipertemukan dengan satu perusahaan yang memfasilitasi penjualan petai ke pasar ekspor.
-
Apa yang dilakukan Mentan untuk membantu petani? Mentan mengatakan Presiden juga berpesan hal sama terkait penyerapan gabah dan jagung nasional. Mentan mengaku khawatir jika Bulog tak menyerap, maka harga jagung dan gabah di tingkat petani akan semakin jatuh.'Apakah kita mau impor lagi? Kita kan sudah stop impor dan jangan sampai berikutnya terjadi impor lagi. Bulog harus bergerak cepat, kami harap betul bulog bergerak, kenapa? Kalau ini terus menerus seperti ini Kapan selesainya itu impor beras dan jagung,' katanya.
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
Dia menjelaskan hingga kini baru ada sekitar 16.000 petani yang bergabung. Hasil taninya nanti diperdagangkan untuk domestik dan ekspor.
"Di domestik kita juga kerja sama dengan beberapa platform seperti blibli. Kita juga buat restoran dapatkan raw material langsung dari petani sehingga harga bisa murah," jelas Ivan.
Saat ini beberapa komoditas pertanian telah berhasil diekspor lewat Tanihub. Nilai ekspornya telah mencapai Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar per bulan. Akan tetapi hal tersebut dianggap belum cukup besar jika melihat potensi yang ada.
"Valuenya Rp 3-5 miliar sebulan ekspornya. Tapi itu belum besar," ucapnya.
Selain melalui e-commerce, kata dia, Tanihub juga membantu petani dalam akses keuangan ke perbankan agar bisa mendapatkan pinjaman untuk membeli benih maupun bibit.
"Kami support dari bibit dan lain-lain dan membuat perbankan yakin untuk kasih kredit ke petani lewat pendampingan dari kami. Makanya kita punya sistem bagi hasil untuk menjembatani perbankan menyiapkan KUR-nya," ujarnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca SelengkapnyaAwalnya, petani setempat pesimis dapat menghasilkan cabai yang bagus meski mereka mengikuti caranya bertanam.
Baca SelengkapnyaHarga cabai merah turun seiring hasil panen yang melimpah di Boyolali.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaWali Kota berharap bahwa bantuan ini akan memberikan dampak positif bagi pertanian dan kesejahteraan masyarakat Tarakan.
Baca SelengkapnyaPanen durian khas petani Badui sangat menguntungkan para pedagang, sehingga bisa menopang ekonomi keluarga.
Baca SelengkapnyaDengan harga pasar bawang merah Rp 11.000 per kilogram, kelompok tani ini mampu menghasilkan Rp3,12 miliar.
Baca SelengkapnyaAda peran koperasi yang membuat para petani alpukat sejahtera dengan harga jual yang kompetitif.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaGerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare.
Baca Selengkapnya