Lewat Telepon, Jokowi Sukses Rayu Pangeran Abu Dhabi Suntik Rp140 Triliun ke LPI
Merdeka.com - Indonesia kembali mendapatkan suntikan dana USD 10 miliar atau setara Rp140 triliun (asumsi kurs Rp14.000) untuk ditempatkan pada dana kelolaan Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) dari Uni Emirat Arab (UEA).
Ternyata, suntikan ini didapatkan bukan tanpa usaha. Diceritakan jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pembicaraan dengan His Highness Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) pada 19 Maret 2021 melalui telepon.
Dia merupakan Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga menjabat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA. Keduanya kemudian diceritakan terlibat dalam pembicaraan akrab dan hangat serta berdiskusi mengenai perkembangan hubungan dan kerja sama antar kedua negara.
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Siapa yang Jokowi temui? Jokowi bersama Ibu Negara Iriana terlebih dahulu menyapa anak-anak di tenda pengungsian. Jokowi dan Iriana membagikan makan siang, susu, makanan ringan, hingga buku kepada anak-anak yang ada di posko tersebut.
-
Siapa yang menemui Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Dimana pertemuan Jokowi dengan Presiden JAPINDA berlangsung? Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Presiden Japan-Indonesia Association (JAPINDA), Fukuda Yasuo, di Imperial Hotel, Tokyo, Jepang.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi dalam pertemuan? Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi lebih dulu datang di istana Kepresidenan. Budi ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan bersama Satya.
Salah satu materi yang menjadi fokus pembicaraan adalah INA atau LPI yang telah terbentuk dan beroperasi di Indonesia.
Usai pertemuan tersebut, MBZ kemudian memerintahkan kucuran penempatan dana investasi ke LPI.
"Investasi ini merupakan buah manis dari komunikasi melalui sambungan telepon antar pimpinan kedua negara. Pada senja menjelang Maghrib pukul 17.30 WIB hari Jumat tanggal 19 Maret 2021," mengutip keterangan kemenlu.go,id, Selasa (23/3).
Dikatakan jika investasi PEA pada INA semakin memperkokoh hubungan bilateral antar kedua negara di berbagai bidang, termasuk merefleksikan kedekatan hubungan personal antar pimpinan negara.
"Terbentuknya INA juga tidak lepas dari bantuan pemikiran dan dukungan Pemerintah PEA yang cukup aktif dalam pembentukan INA," jelas keterangan tersebut.
Dengan investasi ini, sejauh ini PEA menjadi investor utama yang terbesar (anchor investor) pada INA atau LPI. Sebelumnya beberapa negara, antara lain Jepang, Amerika Serikat dan Kanada telah mengumumkan komitmen investasi pada Indonesia.
Pembangunan Tanpa Utang
Bergabungnya PEA semakin menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional untuk berinvestasi pada INA dan akan semakin menarik investor dunia lainnya untuk bergabung dan berinvestasi.
INA dibentuk dan beroperasi berdasarkan mandat dari UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) dan merupakan suatu lembaga pengelola investasi Indonesia yang dibentuk khusus dengan undang-undang yang bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi aset, menarik investasi dan kerja sama dari berbagai pengelola investasi lainnya di dunia serta untuk meningkatkan iklim investasi yang lebih baik di Indonesia.
Husin Bagis, Duta Besar Republik Indonesia untuk PEA berharap agar INA dengan dana kelolaannya dapat meningkatkan kemampuan permodalan bagi pembiayaan berbagai proyek pembangunan tanpa meningkatkan utang, menerapkan international best practice serta meningkatkan kinerja dan manfaat aset yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
"Kami akan terus aktif dan bekerja keras dalam meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara, khususnya dalam memfasilitasi upaya investasi dan kerja sama strategis di berbagai bidang dan antar berbagai pihak dengan prinsip yang saling menguntungkan, untuk mendukung upaya pembangunan nasional Indonesi," kata Husin.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertemuan keduanya membahas kerja sama bilateral, antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab
Baca SelengkapnyaJokowi pun berterima kasih atas sambutan hangat Presiden MBZ.
Baca SelengkapnyaPresiden MBZ mengapresiasi meningkatnya volume perdagangan nonmigas antara Indonesia dengan PEA selama kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaDubes Arab Saudi untuk Indonesia pun menghubungi Jokowi bahwa Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji sebanyak 20.000.
Baca SelengkapnyaJalanan Abu Dhabi dimeriahkan dengan kehadiran umbul-umbul bendera Indonesia dan PEA.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah menanti pencairan dana JETP senilai USD 20 miliar untuk mendorong program transisi energi.
Baca SelengkapnyaKedatangan Jokowi di Abu Dhabi langsung disambut Presiden UEA, Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ)
Baca SelengkapnyaSambutan Hangat Pangeran MBZ Saat Jokowi Kunjungi Istana Qasr Al Watan
Baca SelengkapnyaPihak DKM mengaku baru dikabari mendadak bahwasannya Jokowi akan hadir di masjid tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap Presiden MBZ dapat berkunjung ke Indonesia pada bulan September 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan kabar ini yang rupanya sempat membuat Pangeran MBS kaget.
Baca SelengkapnyaHubungan Indonesia dan UEA meningkat sangat pesat di bidang ekonomi dan investasi.
Baca Selengkapnya