Libur Lebaran 2019, Penyediaan Uang Tunai BRI Turun Menjadi Rp48 Triliun
Merdeka.com - Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatat penurunan jumlah uang tunai yang disiapkan selama libur Lebaran 2019 jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini Bank BRI hanya menyiapkan kebutuhan uang tunai pada momen Ramadan dan Lebaran senilai Rp48,2 triliun, turun dibandingkan pada 2018 sebesar Rp62 triliun.
"Bahkan, realisasi kebutuhan puncak uang tunai 10 hari menjelang dan pada saat liburan Lebaran hanya sebesar Rp41,2 triliun," kata Direktur Jaringan dan Layanan PT Bank BRI, Osbal Saragi, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6).
Penurunan tersebut, jelas dia, dilakukan sebagai bentuk optimisme BRI terhadap transaksi nasabah secara cashless melalui channel yang ada dan evaluasi kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun.
-
Apa yang disiapkan Bank Mandiri di Bali untuk Lebaran? Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat Bali dan Nusa Tenggara selama 22 hari ke depan, yaitu pada 26 Maret – 16 April 2024 saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, Bank Mandiri menyiapkan net kebutuhan uang tunai sekitar Rp. 1,15 triliun.
-
BRI memberikan layanan apa saat libur Idul Adha? PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan tetap memberikan layanan Kantor BRI secara terbatas pada periode libur Iduladha 1445 Hijriah Tahun 2024. Adapun layanan terbatas tersedia pada Selasa 18 Juni 2024 di 45 Unit Kantor Operasional (UKO) BRI seluruh Indonesia untuk layanan Nasabah Inti Kerjasama meliputi pembukaan rekening klaim asuransi untuk Jasa Raharja, setoran untuk Penebusan DO BBM/Non BBM Pertamina, dengan jadwal operasional pukul 08.00 - 12.00 waktu setempat.
-
Apa aset BRI saat ini? Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian pada September 2023, Aset BRI mencapai Rp1.851,97 T atau tumbuh 9,93% (yoy).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
Selain itu, kinerja jaringan e-channel Bank BRI juga semakin bagus, sehingga masyarakat tidak perlu lagi merasa kuatir apabila kekurangan uang tunai. Sebab, bisa diperoleh langsung di 22.600 ATM BRI yang tersebar di seluruh Indonesia dan apabila kelebihan uang tunai dapat menyetorkan langsung di mesin CRM BRI.
"Secara keseluruhan transaksi nasabah mengalami kenaikan, terlebih kami hanya libur kantor saat hari H Lebaran, bahkan transaksi e-channel tetap berjalan selama 24 jam non-stop setiap hari dengan realibility 95 persen. Bila kami rata-rata, transaksi nasabah mencapai Rp25 juta melalui berbagai channel yang kami punyai," tutur Osbal.
Osbal Saragi menambahkan, pasca libur Lebaran, BRI mengalami berbagai lonjakan transaksi perbankan. Salah satunya jumlah transaksi per hari meningkat dari sekitar 22,72 persen yaitu dari rata-rata 22 juta transaksi per hari menjadi 27 juta transaksi per hari.
Semua transaksi ini di eksekusi melalui jaringan e-Channel dan e-Banking serta Jaringan Kantor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tempat yang paling banyak di kunjungi dan di datangi oleh nasabah dan masyarakat untuk bertransaksi adalah ATM dan CRM 35,37 persen, EDC Merchant 24,07 persen, internet banking 13,11 persen, dan di Jaringan Kantor yang buka menjelang Lebaran dan pada saat libur Lebaran sebanyak 10,04 persen.
Data ini, lanjut dia, juga menunjukkan bahwa Bank BRI telah berhasil melakukan shifting transaksi dari Banking Hall Kantor ke jaringan-jaringan e-Channel dan e-Banking.
"Internet Banking BRI selama H-14 hingga Hari H Lebaran rata-rata per hari terdapat 3,42 juta kali transaksi, naik sebesar 31,27 persen dibandingkan rata-rata per hari pada periode Januari-April 2019 yakni sebesar 2,61 juta kali transaksi," ujar Osbal.
Sedangkan, transaksi Mobile Banking BRI juga mengalami kenaikan serupa yakni selama H-14 hingga Hari H Lebaran rata-rata per hari terdapat 1,12 juta kali transaksi, naik sebesar 9,4 persen dibandingkan rata-rata per hari pada periode Januari-April 2019 yakni sebesar 1,09 juta kali transaksi.
Bila dibandingkan dengan tahun 2018 lalu, kedua transaksi baik Internet Banking maupun Mobile Banking mengalami kenaikan yang signifikan. Internet Banking BRI naik 109,75 persen dari 1,62 juta transaksi pada 2018 naik ke 3,42 juta transaksi pada 2019. Mobile Banking BRI naik sebesar 23,4 persen dari 964.000 transaksi ke 1,12 juta transaksi.
"Kami mengalami puncak transaksi Internet Banking BRI dan Mobile Banking BRI pada H-12 Lebaran 2019. Berbeda saat tahun 2018 lalu, terjadi saat H-10 Lebaran," imbuhnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BRI memiliki lebih dari 721 ribu jaringan e-channel yang terdiri dari 700ribu EDC, 12 ribu mesin ATM dan 9 ribu mesin CRM.
Baca SelengkapnyaUang kas yang disiapkan Rp25,2 triliun lebih rendah 5% dibandingkan tahun lalu yang mencapai sebesar Rp26,5 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Syariah Indonesia menyiapkan dana Rp45 triliun untuk kebutuhan nasabah selama bulan Ramadan hingga lebaran.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai selama Ramadan dan Idul Fitri 2024 sebanyak Rp197,6 triliun atau naik 4,65 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaRencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaJumlah Rp2,7 triliun itu meningkat bila dibandingkan nataru pada tahun 2022 sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaBSI meminta nasabah tidak menukar uang baru secara berlebihan dan menukarkan kembali kepada pihak ketiga.
Baca SelengkapnyaAdanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya