Likuiditas masih terjaga, BNI tak akan buru-buru naikkan suku bunga
Merdeka.com - Direktur Perencanaan dan Operasional Perbankan BNI, Bob T Ananta menyatakan likuiditas BNI masih dalam kondisi yang baik. Sehingga, pihaknya tidak akan tergesa-gesa menaikkan suku bunga pasca keputusan Bank Indonesia yang kembali menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.
"Satu bank itu bisa berbeda cara menyikapinya kalau misalnya satu bank dia itu likuiditasnya lagi bermasalah kemudian dia akan genjot dengan kenaikan lebih agresif. Tapi kalau kemudian satu bank oke pertumbuhan kreditnya oke dan likuiditasnya masih oke ya enggak harus ngotot-ngotot amat naik, itu akan terefleksi dengan kemudian kebijakan bunganya," kata Bob saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (31/5).
Kendati demikian, Bob menyatakan bahwa BNI sudah pasti akan menaikkan suku bunga sebagai langkah penyesuaian dengan kebijakan BI. Namun, besaran kenaikan bunga di masing-masing segmen belum ditentukan sebab akan disesuaikan dengan kondisi pasar.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Bagaimana BNI menjamin kualitas kredit? Hal ini berdampak baik pada penjagaan kualitas kredit BNI khususnya yang masih terus menjaga keseimbangan pada pertumbuhan kredit dan implementasi prinsip kehati-hatian.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
"Kita reference nya BI tapi kemudian kita melihat pasar. Kemungkinan besar bisa bulan depan (kenaikan bunga). Kita belum menetapkan persisnya. Kemungkinannya deposito (naik duluan)," imbuhnya.
"Biasanya ada time gap (jarak waktu) di antara penyesuaian bunga di sisi loan sama di sisi deposito, dan biasanya ada beda sebulan sampai dua bulan gitu kira-kira. mungkin bisa saja bahwa yang lebih awal itu penyesuaian di sisi loan baru kemudian di sisi fundingnya."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaPada bulan November 2024, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate di level enam persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaPutusan mempertahankan suku bunga acuan ini dibuat untuk menjaga tingkat inflasi nasional agar terkendali, seiring pergolakan ekonomi di tingkat global.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca Selengkapnya