Lima CEO sukses dunia mantan tentara
Merdeka.com - Semua orang tentu bisa sukses dan kaya, cuma tinggal seberapa besar berusaha untuk meraihnya. Bahkan banyak CEO di dunia ini yang putus kuliah di tengah jalan dan meraih kesuksesan.
Tetapi syaratnya adalah pantang menyerah, mengambil risiko, kepintaran serta pengetahuan untuk membuat strategi suatu produk bisa disukai pasar menjadi kunci mereka bisa merajai pasar internasional. Bukan hanya raja domestik negaranya.
Di antara para pimpinan atau pemilik perusahaan terkemuka dunia, yang merek dagangnya sering kita ingat terutama di Indonesia, beberapa di antaranya mereka sukses setelah memutuskan keluar dari dunia militer dan menggunakan strategi militer untuk pemasaran produknya.Seperti dilansir money.cnn.com, perusahaan para CEO tersebut pun masuk dalam 500 perusahaan yang terbaik di dunia. Lantas siapa saja CEO tersebut, berikut ulasannya:
-
Bagaimana cara sukses dalam bisnis? Orang sukses adalah mereka yang melakukan hal-hal yang orang biasa tidak mau melakukannya untuk mendapatkan apa yang orang biasa tidak dapatkan.
-
Siapa saja perusahaan terbesar di dunia versi Forbes? Kali ini yang menempatkan posisi 10 besar dalam daftar tahun 2023 yakni perusahaan JP Morgan, perusahaan minyak Arab Saudi, dan tiga bank raksasa milik China serta raksasa teknologi seperti Apple dan Alphabet.
-
Siapa yang bisa sukses dalam bisnis? 'Wirausahawan sejati menciptakan peluang bisnis, sementara wirausahawan biasa menunggu peluang bisnis.'
-
Apa yang dikatakan tentang orang sukses? Orang sukses mampu melihat dan mengambil pelajaran dari kesalahan yang dibuatnya, sekaligus mau memperbaiki dan berani mencoba lagi dengan cara yang berbeda.
-
Bagaimana cara untuk menjadi sukses? Jalan menuju sukses dipenuhi banyak tempat parkir yang menggoda.
-
Bagaimana cara untuk mencapai puncak kesuksesan? ‘Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang’ - Ir. Soekarno
Lowell McAdam
Lowell McAdam mungkin bertanggung jawab atas perusahaan penyedia layanan jaringan nirkabel kedua terbesar di Amerika Serikat, Verizon Wireless. Namun, dia justru memulai karirnya di dunia kemiliteran. Dia bergabung dengan anggota Batalyon Konstruksi Angkatan Laut Amerika Serikat bernama Seabees. "Saya merasa terhormat dapat bergabung dalam dunia kemiliteran," kata McAdam. "Saya telah memberi tahu banyak orang bahwa tindakan seperti ini sangat bagus bagi siapa saja yang baru mulai berkarir. Setiap hal yang Anda pelajari di dunia kemiliteran akan bertahan selamanya dan akan membuat Anda lebih baik ketika berkarir di dunia bisnis." McAdam besar di Negara Bagian New York. Dia menghabiskan selama enam tahun di Angkatan Laut Amerika. McAdam mulai bekerja di Verizon Wireless pada 2000 dan menjadi CEO pada 2007. Dia kemudian dipercaya sebagai COO untuk Verizon Communication pada 2010 dan menjadi CEO pada 2011.
Robert McDonald
Robert McDonald sudah sejak lama ingin mendaftar di Akademi Militer Amerika Serikat di Kota Wes Point, New York. Bahkan, ketika usianya masih 11 tahun, dia menulis surat kepada anggota kongres dan meminta rekomendasinya agar dapat diterima di sekolah itu.McDonald akhirnya mendaftar ketika usianya sudah mencukupi. Dia lulus dengan prestasi memuaskan di antara teman-teman sekelasnya sebagai insinyur pada 1975. Namun, meski dirinya bisa bergabung dengan Korps Insinyur Angkatan Darat Amerika Serikat, McDonald justru bergabung dengan bagian infanteri. "Saya berpikir, jika Anda ingin terjun ke dunia kemiliteran, maka masuk saja ke infanteri. Namun, jika Anda ingin menjadi seorang marketing, maka bekerjalah di P&G. Anda tidak bisa bekerja untuk kedua-duanya," kata McDonald kepada majalah Fortune empat tahun silam.Benar saja, pada 1980, setelah dia keluar dari kemiliteran, McDonald mulai bekerja di perusahaan P&G pada divisi pemasaran. Karirnya terus menanjak hingga mencapai posisi top manajemen dan menjabat sebagai CEO di perusahaan P&G pada 2009.
Alex Gorsky
Akhir April tahun lalu, lulusan Akademi Militer Amerika Serikat di Kota Wes Point, New York, Alex Gorsky, mengambil alih perusahaan Johnson & Johnson yang sedang menghadapi masalah dari pendahulunya, Bill Weldon. Sejak itu dia menjadi Chief Executive Officer (CEO) di perusahaan itu.Namun, pria 51 tahun ini justru telah menghabiskan waktu selama enam tahun di dunia kemiliteran. Gorsky bahkan pernah diterjunkan ke Eropa, Amerika, dan Panama. Dia juga meraih posisi kapten di sebuah kelompok khusus pasukan komando.Pada 1996 Gorsky memperoleh gelar Master Bisnis Administrasi (MBA) di Sekolah Bisnis Wharton di Kota Philadelphia, Negara Bagian Pennsylvania. Dia mulai bekerja di perusahaan Janssen Farmasi pada 1998 dan menghabiskan waktu delapan tahun sebagai sales dan marketing di perusahaan itu.
Robert Stevens
Robert Stevens mendaftarkan diri di Marinir Amerika Serikat ketika usianya masih 18 tahun. Namun, dia menyebut, hal itu merupakan keputusan paling penting yang pernah dibuat.Dia mengatakan pada 2010, seorang mahasiswa dengan gelar Master Bisnis Administrasi (MBA) dari Universitas Columbia di Kota New York, Amerika Serikat, pernah bertanya kepada dia mengenai pelajaran apa yang paling penting yang pernah dia dapatkan di sekolah bisnis. Stevens menjawab, "Saya tidak mendapat pelajaran kepemimpinan di sekolah bisnis.""Saya belajar tentang kepemimpinan ketika saya 18 tahun dan itu pertama kali diperkenalkan kepada saya saat saya mengabdi sebagai Pasukan Marinir Amerika Serikat, di mana kepemimpinan tidak hanya diajarkan oleh seorang profesor dalam waktu tiga jam, namun hal itu diajarkan kepada setiap prajurit setiap menit, jam, hari, dan di setiap kegiatan, perkataan, perbuatan, dan di semua keadaan," kata dia.Dia mengatakan saat ini, satu dari empat karyawan di Lockheed Martin pernah bekerja di kemiliteran. "Namun kami tidak mengambil veteran, karena mereka adalah veteran. Kami mempekerjakan veteran sebab ini bisnis yang bagus," kata Stevens kepada majalah Fortune.Lockheed Martin adalah sebuah produsen pesawat dan dibentuk pada 1995 dengan merger dari Lockheed Corporation dengan Martin Marietta"Mereka mempunyai keberanian, integritas, kehormatan dan karakter. Mereka mengerti pelayanan dan pengorbanan dalam kepentingan orang banyak. Semua itu membuat mereka bagus untuk perusahaan dan baik untuk bisnis kami. Ini merupakan suatu hal yang bagus untuk dilakukan," ucap dia.
Frederick Smith
"Saya tidak percaya saya tidak bisa membangun FedEx tanpa keahlian yang saya pelajari dari angkatan laut," kata pendiri dan CEO FedEx, Frederick Smith. "Kemiliteran telah mengubah hidup saya dan saya selalu bersyukur karenanya." Frederick Smith mendirikan perusahaan Federal Express pada 1971. Smith lulus dari Universitas Yale pada 1966. Setelah lulus, dia memutuskan untuk mendaftar menjadi marinir. Smith kemudian ikut bergabung dengan Pasukan Marinir Amerika Serikat pada 1966 sampai 1979. Saat mengabdi menjadi marinir dia juga sempat dua kali ikut serta ke Vietnam."Selama empat tahun masa pengabdian saya di Pasukan Marinir, saya telah mendapat pengalaman yang tidak terlupakan yang membuat saya mengerti nilai-nilai kepemimpinan," kata Smith. "Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk menyatukan kemampuan orang lain untuk mencapai tujuan yang ingin diraih."Dia mengatakan seperti di Pasukan Marinir, FedEx merupakan sebuah tim dan dirinya harus mengatur 300.000 pekerja setiap harinya untuk memuaskan para pelanggan. (mdk/arr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima perusahaan Indonesia berhasil masuk dan menunjukkan prestasi yang membanggakan di tingkat global.
Baca SelengkapnyaForbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca SelengkapnyaPotret lima perwira TNI sukses pecah bintang kini berpangkat Brigjen.
Baca SelengkapnyaBukan lagi impian, pasutri ini berhasil mengantarkan putra putrinya meraih kesuksesan dengan memiliki profesi yang tak sembarangan.
Baca SelengkapnyaBikin bangga! Lima Perwira TNI AD mampu tamatkan pendidikan Magister (S2) di Universitas Indonesia dengan predikat Cumlaude. Ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaHanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaPerusahaan yang dipimpin dengan baik, akan tercipta kondisi di mana karyawan merasa suara mereka dapat didengar tanpa menghadapi intimidasi.
Baca SelengkapnyaTelkom melesat ke peringkat 262 perusahaan yang direkomendasikan sebagai tempat bekerja idaman.
Baca SelengkapnyaPara taruna harus berlatih dan belajar giat untuk mendapatkan prestasi tersebut.
Baca SelengkapnyaPada tahu 2004 dia mendirikan bisnis ini karena kesulitan berbelanja pakaian sambil merawat bayinya.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan perjuangan sopir angkot yang jadi Tamtama TNI hingga berhasil pensiun sebagai perwira.
Baca Selengkapnya