Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lima waralaba lokal yang mulai mendunia

Lima waralaba lokal yang mulai mendunia Bumbu Desa. ©blogspot.com

Merdeka.com - Waralaba asing berbondong-bondong menyerbu Indonesia karena pasarnya yang besar. Pemerintah mencoba menahan laju gempuran waralaba asing dengan mengeluarkan aturan pembatasan waralaba restoran. Namun, sejauh mana efektivitasnya, belum bisa terlihat saat ini.

Waralaba lokal pun harus bersaing ketat dengan waralaba asing yang 'menjajah' pasar dalam negeri. Tapi di balik itu, ternyata waralaba lokal banyak yang sudah mulai menyerbu pasar di negara lain.

Data Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menyebutkan, beberapa waralaba berlabel merah putih sudah mulai mendunia dan siap bersaing di pasar internasional.

Untuk itu, AFI meminta pemerintah lebih aktif memberi bantuan sebagai stimulus agar waralaba atau franchise lokal bisa mendunia atau go internasional. Harus diakui, tampilnya waralaba lokal di pasar internasional menumbuhkan kebanggaan tersendiri. Di sisi lain, masuknya franchise dalam negeri ke pasar internasional akan memberikan keuntungan bagi negara dalam hal bentuk devisa.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan pun pernah berjanji mendukung penguatan waralaba lokal di dunia internasional. Namun Gita mengingatkan jika perusahaan yang ingin membuka cabang di luar negeri harus dapat berproduksi sendiri dan tidak hanya menjajakan dagangan asal negeri tersebut.

Pemerintah juga mendorong waralaba lokal tidak hanya melakukan ekspansi di kawasan ASEAN saja, tapi juga menuju India dan China yang memiliki potensi pasar tinggi.

Berikut lima waralaba lokal yang mulai go internasional.

Es Teler 77

Warung sederhana dengan nama Es Teler 77 ini merupakan usaha keluarga yang ditangani langsung oleh Ibu Murniati sendiri bersama suaminya Trisno Budijanto, anak dan mantunya, Yenny Setia Widjaja dan Sukyatno Nugroho.

Pada 1987, Sukyatno Nugroho mewaralabakan Es Teler 77 yang dengan ini merupakan usaha makanan cepat saji asli Indonesia pertama yang menerapkan sistem waralaba.

Dengan 180 gerai yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, Es Teler 77 bukan hanya meningkatkan citra makanan Indonesia di negeri sendiri tetapi juga memperkenalkan makanan Indonesia ke mancanegara. Saat ini Es Teler 77 dapat dikunjungi di Singapura, Malaysia, Melbourne (Australia), bahkan hingga ke New Delhi.

J.Co

Toko donat milik Johnny Andrean ini kini telah tersebar di seluruh Asia. Sejak didirikan pada 26 Juli 2005, toko donat ini berhasil memikat para penyuka donat yang ingin konsep yang berbeda, yaitu open kitchen atau proses pembuatan donat yang terbuka untuk pembeli. Dengan harga yang terjangkau dan resep donat yang berbeda, J.co menjadi alternatif baru untuk para penyuka donat.

Saat ini, telah terdapat 34 gerai di seluruh Asia. Yaitu 20 gerai di Indonesia, lima di Malaysia, tiga di Singapura, dua di Shanghai, dan empat di Filipina.

Pecel Lele Lela

Merek pecel lele Lela merupakan singkatan dari Pecel lele Lebih Laku. Pecel lele Lela didirikan pada 2006 oleh Rangga Umara. Pengembangan konsep bisnis berbasis makanan dipilih dengan pertimbangan usaha ini tidak mengenal krisis.

Pecel Lele Lela optimis menjadi satu-satunya bisnis pecel lele modern yang memberi nilai tambah. Setelah menguasai 12 provinsi di Indonesia, Pecel Lele Lela mulai mencoba go internasional. Saat ini, sudah ada tiga gerai Pecel Lele Lela di Malaysia.

Ayam Bakar Mas Mono

Ayam Bakar Mas Mono dirintis Pramono sejak 2001. Secara perlahan namun pasti, bisnis ayam bakarnya makin dikenal.

Dengan omzet mencapai Rp 8-12 juta per hari, Ayam Bakar Mas Mono sudah memiliki pelanggan tetap. Setelah sukses dengan 15 cabang. Kini Ayam Bakar Mas Mono mulai menjalankan misinya untuk goes national dengan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk memiliki bisnis ini. Menjadikan bisnis ini sebagai franchise.

Kini, Ayam Bakar Mas Mono mulai terkenal hingga ke luar negeri. Salah satunya di Malaysia.

bumbu desa

Indonesia cukup terkenal dengan keanekaragaman kuliner yang menggugah selera. Salah satu yang terkenal adalah kuliner dari tanah pasundan.

Bumbu Desa merupakan bisnis kuliner yang awalnya dikelola keluarga. Kedai pertamanya dibuka pada September 2004. Setelah enam tahun, bisnis Bumbu Desa makin besar. Hingga saat ini, Bumbu Desa sudah memiliki lebih dari 50 cabang dio kota-kota besar di Indonesia. Bahkan, Bumbu Desa mulai merambah ke luar negeri.

Beberapa gerai Bumbu Desa mulai menguasai Singapura dan Malaysia. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pasar Waralaba Indonesia Ternyata Masih Dikuasai Merek Asing, Jumlahnya Mencapai 700 Merek
Pasar Waralaba Indonesia Ternyata Masih Dikuasai Merek Asing, Jumlahnya Mencapai 700 Merek

Terdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.

Baca Selengkapnya
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri
Deretan Bisnis Kuliner Indonesia yang Lebarkan Sayap hingga ke Luar Negeri

Jika kualitas produk yang dijual disenangi masyarakat global, ekspansi membangun bisnis di luar negeri bukan hanya cita-cita.

Baca Selengkapnya
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina

Dukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.

Baca Selengkapnya
Data dan Fakta Menggiurkannya Bisnis Waralaba di Indonesia
Data dan Fakta Menggiurkannya Bisnis Waralaba di Indonesia

Berdasarkan data dari Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), industri ini mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 10-15% per tahun sejak 2019.

Baca Selengkapnya
Bikin Bangga, Deretan Produk UMKM Cianjur Ini Tembus Pasar ASEAN
Bikin Bangga, Deretan Produk UMKM Cianjur Ini Tembus Pasar ASEAN

Tiga produknya berhasil tembus pasar di negara-negara ASEAN seperti kopi luwak, sambal honje sampai radio kayu antik.

Baca Selengkapnya
Dulu Jualan Bakmi Pinggir Jalan, Kini Punya Cabang di Mal dan Layani Puluhan Ribu Pelanggan Setiap Hari
Dulu Jualan Bakmi Pinggir Jalan, Kini Punya Cabang di Mal dan Layani Puluhan Ribu Pelanggan Setiap Hari

Resto ini dibangun pada tahun 1959, oleh sepasang suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong.

Baca Selengkapnya
Ganjar Ungkap Strategi UMKM Berkembang dan Bisa Bersaing di Tengah Gempuran Online Shop
Ganjar Ungkap Strategi UMKM Berkembang dan Bisa Bersaing di Tengah Gempuran Online Shop

Ganjar Pranowo berbicara mengenai startegi agar produk UMKM bersaing di tengah gempuran online shop

Baca Selengkapnya
Dapat Pendanaan dari Investor, Startup Lokal Siap Bawa Makanan Indonesia ke Pasar Global
Dapat Pendanaan dari Investor, Startup Lokal Siap Bawa Makanan Indonesia ke Pasar Global

Perusahaan ingin berkontribusi untuk mendorong produk dan produsen lokal untuk naik kelas dan go international.

Baca Selengkapnya
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000
Jumlah Pengusaha UMKM di Bali Melonjak dari 13.000 Jadi 443.000

Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.

Baca Selengkapnya