Lion Air Group matangkan rencana bangun bandara di Lebak, khusus untuk maskapai LCC
Merdeka.com - Lion Air Group berencana untuk membangun bandara di wilayah Maja, Lebak Banten. Nilai investasi dari pembangunan bandara baru tersebut mencapai Rp 12 triliun.
Lion Air Group masih terus mematangkan rencana pembangunan bandara baru ini, termasuk di dalamnya desain dan kontraktor yang akan dipercaya menggarap. Perusahaan terus menyiapkan keberadaan terminal khusus maskapai LCC di lapangan udara barunya tersebut.
Managing Director Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan akan menyediakan terminal LCC di Bandara Lebak. Hal itu selaras dengan ikrar Angkasa Pura II yang berupaya mengembangkan banyak terminal khusus LCC di berbagai bandara di Indonesia.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
"Sebenarnya kami juga sedang proses untuk bisa merealisasikan adanya satu bandara atau terminal LCC. Kami pun sedang mempersiapkan satu lokasi dan membuat studi kelayakan untuk mengadakan terminal LCC di Lebak, Banten," ungkap dia di Jakarta, Selasa (24/7).
Dia berharap, dengan keberadaan terminal berbiaya rendah di bandara tersebut dapat menarik sebanyak 90-100 juta penumpang dengan tujuan destinasi domestik maupun internasional. Selain itu, dia pun menyatakan mau membantu pemerintah yang menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019.
Daniel juga menjelaskan, Lion Air Group kini sedang berdiskusi intensif dengan Kementerian Perhubungan dalam mempersiapkan tata ruang udara di bandara barunya. Menurutnya, aturan tata ruang udara ini harus disepakati oleh para stakeholders di enam bandara terdekat, yaitu Soekarno-Hatta di Tangerang, Budiarto di Kabupaten Tangerang, Atang Sanjaya dan Rumpin di Kabupaten Bogor, Pondok Cabe di Tangerang Selatan, serta Halim Perdana Kusuma di Jakarta.
"Saat ini kami sedang fokus pada pembahasan mengenai air traffic system yang akan dibangun di ruang udara. Bukannya tidak bisa, tapi lebih bisa diatur tata ruang udaranya sehingga bisa mengatur keperluan-keperluan seperti di Soekarno-Hatta yang air traffic-nya memang padat," jelasnya.
Terkait konsep bandara LCC, Daniel menekankan, rencana bandara baru maskapainya di Lebak tersebut memang menunjang penumpang untuk hemat secara biaya. Itu dikarenakan lokasinya yang terhitung tidak jauh dari stasiun KRL terdekat yakni Stasiun Maja. "Konsepnya memang konsep LCC, karena untuk menuju bandara ini cukup menggunakan kereta api. Dari Stasiun Maja, kurang lebih kami tarik sekitar 7 kilometer. Jadi, benar-benar konsepnya yang kami bangun itu LCC," dia menguraikan.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari proses operasional untuk memastikan kesiapan rute penerbangan baru.
Baca SelengkapnyaPanjang landasan pacu bandara 3.500 meter, ditargetkan pengerjaan landasan pacu itu mencapai 2.200 meter sampai Juli 2024.
Baca SelengkapnyaRencana pembangunan Bandara Bali Utara itu mendapat dukungan dari 14 penglingsir Puri Agung di Bali.
Baca SelengkapnyaJika uji kelaikan yang akan dilaksanakan esok dinyatakan berhasil maka Bandara IKN segera dipergunakan.
Baca SelengkapnyaUntuk fasilitas penunjang, tower ATC per hari ini telah terbangun 53,71 persen.
Baca SelengkapnyaBandara IKN memiliki landasan pacu lebih luas dari bandara yang ada di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaLion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca SelengkapnyaBudi Karya bilang, hari ini Rabu (11/9) sedang dilakukan uji coba beberapa pesawat di Bandara Nusantara.
Baca Selengkapnya